抖阴社区

39 (Jeonghan POV)

377 33 8
                                        

Setelah kejadian hari itu saat aku mendorong gadis bernama Lyra, kenalan Mingyu dan S.Coups, jujur saja aku merasa bersalah. Namun, ego yang kumiliki untuk membencinya masih melekat dalam hatiku membuat aku tidak berniat meminta maaf sama sekali pada gadis itu. Lagipula aku merasa sedikit kasihan karena dia selalu ketakutan berada di dekatku.

"Hyung," suara melengking milik Seungkwan terdengar jelas dekat telingaku membuat aku meringis terkejut dan kesakitan pada telinga.

"Panggil dengan pelan saja Kwanie. Lagipula aku berada tepat disebelahmu," ringisan Seungkwan membuat aku yang tadinya hendak meneruskan omelanku akhirnya terhenti karena pria Boo itu terlihat sangat menggemaskan.

"Mianhe hyung," kutanggapi dengan anggukkan kepala singkat dan melanjutkan bertanya.

"Ada apa? Kenapa kau memanggilku seperti itu?"

"Hyung. Aku sangat penasaran. Kenapa kau membenci teman Mingyu?"

Mendengar pertanyaan aneh dari Seungkwan itu tentu membuatku kebingungan. Teman Mingyu? Siapa? Aku tidak mengenal banyak teman Mingyu.

"Aiisss. Gadis supermarket bernama Lyra itu hyung. Kenapa kau membencinya? Padahal dia sangat sopan. Saat bertemu dengan aku dan Joshua hyung di supermarket waktu itu pun dia tidak sok akrab dengan kami."

Ah, ternyata gadis itu yang dimaksud oleh Seungkwan. Sebenarnya aku tidak membenci gadis itu bahkan akupun tidak tahu kenapa berlaku kasar padanya. Kejadian dia yang terjatuh di studio latihan pun tidak sengaja kulakukan. Aku tidak berniat melakukan itu. Tapi mengingat grup kami dengan dia yang berada diantaranya membuat aku merasa harus melindungi para member.

"Hyung hanya tidak ingin grup kita terkena skandal dan berakibat buruk. Kita berjuang dengan susah payah untuk sampai disini."

Seungkwan terlihat menganggukkan kepalanya mengerti dengan maksudku. Walaupun aku sadar seharusnya hal seperti itu tidak bisa dijadikan sebagai alasan untuk membencinya.

"Tapi hyung, Lyra begitu sopan saat bertemu dengan kita. Dia juga tidak menyebarkan apapun sejauh ini."

"Bukan tidak, Boo. Tetapi belum," bersikeras aku dengan pemikiranku.

"Kenapa kau berpikir seperti itu, hyung? Apakah karena masalah Seungcheol hyung waktu itu?" tanya Seungkwan dengan telak membuatku terdiam. Tidak ada alasan untuk menyangkalnya karena itu juga salah satu alasanku selain aku yang memang selalu berhati-hati dengan siapapun itu dalam berteman setelah menjadi idol.

"Lalu kenapa kau tidak mempermasalahkan Mingyu hyung? Kenapa hanya S.Coups hyung yang tidak boleh berdekatan dengannya? Karena S.Coups hyung leader kita dan itu sebabnya dia tidak boleh terlibat masalah dengan siapapun?"

Semua yang dikatakan oleh Seungkwan benar adanya. Aku terlalu takut jika kerja keras kami berantakan dan akan melukai orang-orang yang kusayangi ini. Aku tidak mau perbuatan orang asing membuat kami kehilangan semuanya. Terserah kalian jika kalian ingin menganggap aku egois atau apapun itu kenyataannya aku memang tidak mau orang-orang yang kusayangi terluka.

"Aku senang kau sangat mempedulikan kami hyung. Tapi apakah kau sadar hyung? Setelah kejadian yang menimpa S.Coups hyung dia tidak pernah dekat atau bahkan berteman dengan orang lain lagi. Dia hanya dengan kita dan menyibukkan diri mengurus kita. Bahkan menurutku dia sudah seperti ayah tunggal yang mengurus kita karena setiap saat dia memperhatikan kita. Jujur saja aku senang karena S.Coups hyung mulai terbuka dengan orang lain lagi sekarang."

Mendengar ucapan Seungkwan saat ini membuat segala kenangan selama ini terputar kembali. Seungcheol memang lebih banyak menghabiskan waktu bersama kami. Selain dengan kami dia memang tidak berinteraksi dengan siapapun lagi.

You [Choi Seungcheol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang