"Tidak apa. Aku tahu kalian sedang sibuk untuk come back kalian dan juga tidak sepenting itu untuk menghubungiku," Lyra berkata dengan jujur. Itulah yang dia rasakan selama tidak mendapatkan kabar apapun dari pria Choi ini. Serindu apapun dia pada Seungcheol tetap saja tidak mengharuskan untuk dia menghubungi pria itu.
Seungcheol yang mendengar jawaban dari Lyra mengalihkan pandangannya pada gadis itu. Dia menatap tepat pada mata Lyra yang membuat gadis itu menjadi salah tingkah. Beberapa menit keheningan tercipta dengan Seungcheol yang masih menatap lekat pada Lyra. Dia menatap setiap garis wajah gadis dihadapannya itu dengan harapan dapat mengisi rasa rindu yang selama ini hadir dalam dirinya karena tidak bisa menghubungi Lyra.
Seperti yang Lyra katakan mereka sangat sibuk dengan come back mereka yang membuat dia akhirnya hanya bisa fokus pada grupnya ditambah lagi Jeonghan yang selalu mengambil ponselnya dengan alasan ingin melakukan sesuatu membuat dia tidak bisa memainkan ponselnya sekedar untuk mengirim pesan. Bahkan kedua orang tuanya pun rasanya sudah sangat lama tidak dia hubungi. Tapi untuk pernyataan gadis itu yang mengatakan dirinya tidak penting untuk dia hubungi itu salah besar. Dia sangat ingin tahu bagaimana kabar Lyra. Bahkan disela-sela syuting atau latihan mereka saat Mingyu menghubungi gadis itu dia mencuri-curi dengar suara Lyra.
"Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu," Seungcheol menarik Lyra ke dalam pelukannya lagi. Menghirup dalam aroma Lyra yang selama ini hanya dapat dia bayangkan.
Senyuman Lyra semakin mengembang lebar mendengar ucapan Seungcheol. Dia tidak menyangka hal yang sama pria itu rasakan. Dia tidak merindu sendiri ternyata.
Belum sempat Lyra menjawab ucapan Seungcheol, pintu kamar terbuka membuat Lyra dengan segera mendorong badan Seungcheol. Karena pria itu tidak siap dengan tindakan tiba-tiba Lyra, dengan mudahnya pelukan itu terlepas begitu saja. Selanjutnya tampaklah manager Lee berjalan masuk sambil membawa satu kantong plastik kecil berwarna putih. Sudah dipastikan itu adalah obat untuk Lyra.
"Ini obatnya. Maaf aku lama," manager Lee menyerahkan kantong plastik itu pada Seungcheol yang langsung saja pria itu terima tanpa tahu apa yang terjadi diantara Lyra dan Seungcheol.
"Maaf merepotkanmu, manager Lee," ucap Lyra dengan sopan.
"Santai saja, Lyra-ya. Ngomong-ngomong dimana Wonwoo? Bukankah dia dan Mingyu sudah menyelesaikan makan malam mereka?" tanya manager Lee sambil mencari keberadaan Wonwoo. Seingat dia tadi dia berpapasan dengan Mingyu dan Wonwoo hanya saja dia tidak sempat memberitahu mereka kondisi Lyra karena sedang terburu-buru.
"Dia di kamar Mingyu, hyung," jawab Seungcheol tanpa melihat manager Lee karena saat ini dia sedang sibuk mengoleskan obat ke tangan Lyra.
"Ah. Kalau begitu aku kesana dulu," setelah itu langsung saja manager Lee melesat menuju kamar Mingyu yang letaknya tidak jauh dari kamar inap Seungcheol dan Wonwoo. Kamar mereka berada di satu lantai yang sama.
"Jadi siapa gadis yang membuatmu jadi seperti ini?" tanya Seungcheol. Dia sangat penasaran dan tidak bisa menahan rasa penasaran itu walaupun sebelumnya Lyra mengalihkan pembicaraan ini.
"Dia sepupuku," jawab Lyra. Sepertinya dia memang harus menceritakannya pada Seungcheol karena pria itu terlihat sangat penasaran. Seungcheol sudah sangat terkejut di tempatnya. Tidak mungkin anggota keluarga sendiri melakukan hal seperti itu.
"Aku dibuang oleh kedua orang tuaku jadi aku tinggal bersama mereka," penjelasan singkat dari Lyra mulai perlahan dimengerti oleh Seungcheol. Pria itu tetap diam menunggu kalimat selanjutnya yang akan Lyra katakan. Akhirnya mengalirlah cerita tentang hidupnya yang dia ceritakan secara singkat pada Seungcheol. Baginya sekalian saja dia ceritakan karena pria itu sudah melihat apa yang Chika lakukan padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
You [Choi Seungcheol]
FanfictionTerima kasih kepada takdir yang sudah mempertemukan aku denganmu. Sekarang aku akan menjadi egois berjuang mempertahankan takdir itu agar membuatmu tetap bersamaku. -Lyra-