抖阴社区

kami.

3 0 0
                                    

23 November 2023

"Hai buk! Pagi!"

Sapa seorang gadis muda berambut pendek layaknya potongan pria atau bisa dijuluki pixie cut yang bisa dilihat dari kejauhan oleh tetangga sekitar. Satu set baju olahraga murah yang dibelinya dari pasar, sering ia pakai saat hendak lari pagi apapun itu suasananya. Menikmati pemandangan, udara sejuk pagi hari, bertemu orang-orang yang bertahun-tahun ia kenali. Begitulah kawasan desa, walaupun hidup antara kekurangan atau ekonomi menengah, tak ada hambatan untuk tetap dekat layaknya keluarga.

"Kapan-kapan aja ya buk, lagi ga ada uang. Makasih, ya," balas seorang wanita paruh baya.

Wanita sekitar dan penjual sayur di depannya itu hanya tersenyum kecut mendengar jawaban dari wanita berkepala 4 tersebut. Sudah berkali-kali semenjak Bu Ajeng pindah ke desa ini 5 tahun yang lalu. Ajeng sendiri walaupun sudah berkepala 4, ia masih sangat sehat bugar dan terlihat segar di depan anak-anaknya di rumah salah satunya adalah Kana.

"Buk, duluan ya!" Seru Kana.

Mendengar suara yang tak asing melewati telinganya, Ajeng pun menoleh dan mendapati Kana yang berlari santai melewati tepat di sampingnya. Seketika senyumnya di sana merekah melihat sang anak yang riang berlari sejak shubuh tadi.

"Ya ampun, Kana sering olahraga ya, bu," sahut Bu Slamet. Gosip demi gosip selalu terlontarkan dari gerombolan ibu–ibu."Iya tuh, badannya bagus," tambah Ibu yang lain.

Mendengar pernyataan Ibu-ibu di depannya, senyum Ajeng kembali terukir penuh bangga sembari melihat sosok Kana yang berlari menyusuri jalanan yang hendak menoleh menatap timur tepat matahari sedang bersinar lembut menyinari wajah sang anak yang sangat ia banggakan.

"Iya bu, dia ikut taekwondo. Gara-gara latihan fisik, badannya lebih kebentuk," balasnya sambil terkekeh seolah menyindir halus.

Betapa bangganya sang Ibu jika melihat anaknya bisa bertumbuh dengan baik dan sehat tiap kali melihat sosok Kana dan kakaknya. Kedua insan yang ia sayangi benar-benar membuatnya merasa bersyukur setidaknya dalam hidup memiliki mereka berdua. Walaupun serba kekurangan, tapi dengan adanya mereka, Ajeng sangat bersyukur memiliki anak yang tetap tumbuh sehat dalam lingkungan yang sederhana dalam desa.

Sudah dua jam Kana berlari menyusuri desa layaknya bocah petualang versi anak SMA. Hari jumat memang hari yang santai menurutnya dan teman-temannya, namun jam pulang tetap saja di sore hari. Dengan berlari pagi, melewati hari yang susah pun terasa damai karena badan yang terasa segar dan ringan. Selain itu, ia juga siap membantu tugas di rumah untuk membantu ibunya. Itulah tujuan Kana rajin mengikuti latihan fisik dan rajin berlari pagi.

Di desa memang sangat sumpek jika sudah terlalu dalam menjelajah ke dalamnya. Berbagai cara bertahan hidup tiap orang sangat beragam membuat lingkungan sekitar kadang tampak lusuh dan ramai akan penduduk. Namun, ada sisi lain desa yang sangat Kana sukai, yaitu adalah jika sudah berlari di sekitar sawah atau tanah lapang yang luas dan sejuk di pagi hari. Jarang anak muda yang keluar dan berlari pagi seperti Kana, namun di sekitar rumahnya juga ada beberapa gadis atau lelaki yang seumuran atau bahkan masih SMP. Walaupun sedikit teman dan cenderung banyak anak kecil di sekitarnya. Ia tetap bisa menyesuaikan diri dan bergaul dengan orang sekitar meskipun kebanyakan di antara mereka lumayan judes saat berinteraksi dengan keluarga Ajeng.

Terkadang Kana bermimpi, bagaimana rasanya tinggal di kota. Sejak lahir, ia sudah diselimuti udara desa dengan kondisi yang beragam. Hal itu membuatnya kadang bosan akan orang-orang di sana. Apalagi semenjak ia pindah di desa yang sekarang ia tempati. Berbeda dengan desa yang ia tempati sebelumnya yang ramah dan suka tolong–menolong.

Entah kenapa Ibunya memilih pindah ke desa ini. Ada alasan tersendiri yang belum Kana ketahui sampai saat ini. Apakah orang tuanya berbuat hal yang salah, atau masalah ekonomi, atau apapun. Kana masih tak bisa memahaminya. Namun, dengan pindah ke desa ini, Kana lebih bisa memahami manusia yang lebih beragam dan menikmati ciptaan Tuhan lewat pemandangan alam yang tersedia di desa-desa walaupun hanya seonggok tanaman bermekaran bunga cantik menyegarkan mata di pagi hari.

Red Strings (Family Edition)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang