抖阴社区

what should i do?

0 0 0
                                    

Keduanya bertemu kembali saat Fier sudah tenang. Antara jiwa dan raga sudah kembali bersatu dengan damai. Kana sendiri masih sedikit lemas namun karena ada ambisi kuat untuk menang ia hanya diam di sana dan fokus sambil menatap mata sang lawan. Tidak seperti yang Fier lihat sebelumnya, Kana sangat serius dan berbeda saat ini.

Tendangan demi tendangan kembali melesat. Fier dengan sekuat tenaga mengarahkan tendangannya satu persatu dengan cepat ke arah Kana yang agak lemah. Karena Kana memilih untuk kalah sebab kondisi badannya yang sudah lemas. 5 poin untuk Fier karena sudah melakukan tendangan berputar ke arah kepala. Sedangkan Kana, terjatuh dan memilih K.O di hadapan Fier. Menyerahkan uang hadiah tunai yang sangat ia butuhkan kepada Kana. Ibunya sudah berpesan,

"Kalau ia kalah hari ini tidak menjamin semuanya akan berakhir." Maka dari itu, ia memilih kalah untuk kali ini.

Sejarah pertama dicatat oleh Fier. Kana segera berdiri dan memeluk Fier tanpa seizinnya. Kana masih lemas, ia tak menyangka setelah tatapan dan teriakan putus asa dari Fier sebelumnya yang membuat Kana bimbang, sekarang justru berubah menjadi Fier yang menangis sekencang-kencangnya di pelukan saudarinya itu. Rasa lega dan senang menyelimuti hatinya.

"Terima kasih sudah bertahan, kamu menang," bisik Kana.

Fier menangis sekencang-kencangnya dalam pelukan tersebut sehingga suaranya teredam. Semua kamera tertuju dan merekam serta memotret momen yang tak terjadi seperti pertandingan sebelumnya.

Namun, Fier justru merasa aneh setelahnya.

•••

Breaking News.

Zahira La Fiera sebagai peraih juara nasional di kompetisi olahraga nasional tahun 2024 kali ini. Momen haru yang dirasakan oleh Zahira sangat disambut hangat oleh lawannya Kanaya Saviola...

Berita tersebut tersiarkan di televisi. Sontak Eko melirik ke televisi dan menampilkan beberapa momen foto Fier di sana. Secara bersamaan, Fier pulang dengan langkah yang berat namun penuh kegembiraan di wajahnya.

Saat hendak ingin berbicara, Ayahnya mendahuluinya. "Ada yang menang, ya?" Suara dari ruang keluarga memecah keheningan saat Fier berdiri di samping pintu kamar di belakang sofa yang Ayahnya duduki itu. Ia terdiam di sana. Senyumnya perlahan luntur.

"Masih nekat ikut taekwondo?"

Seperti di antara hidup dan mati, Fier hanya diam. Seketika senyumnya hilang perlahan sebagai rasa kecewa serta tak berkutik. Tak ada jawaban membuat sang Ayah kesal dan menarik kasar sang Anak agar bisa menatapnya dengan jelas.

"Sudah Ayah peringatkan jangan ikut taekwondo, masih nekat? Mau Ayah pindah hak asuh ke Mamah kamu?!" ancamnya yang tak membuat Fier takut kali ini.

Kenyataan yang ternyata berbanding terbalik membuat Fier justru melawan kembali. "Iya! Aku lebih milih sama Mamah daripada Papah. Cuma dicekokin uang itu ga menjamin aku bahagia," timpalnya.

Eko terdiam sejenak dan merasakan hal berbeda dari Anaknya. "Bagus sudah melawan, pasti ajaran Mamah pas tadi ketemu, kan? Wartawan punya dokumentasi dan diperlihatkan tadi."

Kedua di antaranya hanya menahan amarah sekali lagi sebelum Eko memutuskan pilihannya."Sesuai kata oma, kamu pilih ikut Papah atau Mamah?" Eko sebenarnya merasa tak rela namun ini demi kebaikan bersama, ia menuruti Ibunya.

Pertanyaan yang Fier benci kembali meluncur dari mulut pria yang sangat ia benci untuk ke sekian kalinya. Fier dengan lantang menjawab, "Ikut Mamah." Fier mendongak dengan angkuh. Ia berani melawan Ayahnya kali ini.

"Baik, silakan kamu bawa barang kamu semuanya dan keluar dari rumah ini," perintah tegas dari Eko. Fier seketika patah hati dan merasa kecewa dengan dirinya sendiri. Sudah menang saja ternyata tetap sama. Sia-sia kerja kerasnya.

Red Strings (Family Edition)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang