抖阴社区

                                    

Perjalanannya terus berlanjut. Alam sekitarnya mulai menyapa kembali dirinya dengan terpaan angin sejuk sore hari, disambut pemandangan matahari yang bersinar jingga tepat di wajahnya. Serta pohon kelapa yang hendak melambai ke arahnya. Ia rindu menjadi gadis SMP yang sering berjalan menyusuri desa sampai lupa waktu.

Tak terasa ia sudah sampai di pintu masuk pantai dan menyandarkan sepedanya di pinggir pohon kepala terdekat. Ia diam di sana memandang para nelayan yang mulai panen hasil ikan, ada pula yang sedang menjemur garam bahkan juga ikan di pinggir rumah penduduk di sana. Cukup menyejukkan, namun pemandangannya beralih ke sosok perempuan berambut panjang yang tengah duduk di tepi pantai sambil memeluk kedua kaki di depan dadanya. Fier ada di sana.

Kana sempat ingin menjauh, namun setelah kejadian semalam, mungkin memang waktunya mereka berkomunikasi. Tanpa hal tersebut, masalah antara mereka tak akan selesai.

•••

Desir ombak menembus kulit serta bulu halus di atasnya. Kicauan burung memekakkan telinga di antara keheningan. Sinar matahari sore menerangi wajah antara kedua insan yang sekarang tengah duduk memeluk kedua lutut masing–masing, tepat di tepi pantai dengan pakaian lusuh seperti anak gelandangan ditambah tatapan lesu dari Fier.

"Sudah lama, ya?"

Percakapan yang dimulai oleh gadis yang lebih tua di sampingnya, membuat Fier tersadar dengan mulai bergerak bermain air di depannya. Rasa rindu menyelimuti hatinya dengan suasana dengan gadis yang pernah dekat dengannya. Ingin memeluk, ingin menangis, ingin mengungkapkan isi hati selepas–lepasnya, namun ia memendam niat itu dan memilih menggambar bintang di atas pasir pantai yang basah setelah terkena desir ombak sebelumnya.

Gadis di sampingnya hanya menatap penuh harapan pada Fier. Menunggu balasan sesuai apa yang gadis itu harapkan. Fier menjadi canggung saat bertemu dengan gadis itu setelah sekian lama berpisah. Mungkin ada satu tahun lamanya. Namun, gadis itu tetap hafal dengan perawakan Fier yang semakin bertumbuh lebih baik dari yang ia temui beberapa bulan sebelumnya dan paling terakhir saat kompetisi beberapa hari lalu.

"Semuanya baik, kan?" tanya Fier.

Pertanyaan dari gadis muda itu membuat Kana menjadi bahagia. Senyum merekah di bibirnya. Ia senang Fier bisa menjawab walaupun ada rasa canggung sebelumnya dan sedikit wajah tidak ceria dari sebelumnya. Ia paham betul, Fier sedang memasuki masa remaja yang sesungguhnya. Mungkin rasa kecewa yang ia rasakan dari beberapa ekspektasi di pikirannya. Namun yang lebih penting menurut Kana adalah kesempatan berbicara saat ini yang lebih berharga menggunakan waktu dengan Fier.

"Ya, tetap sama. Makin rumit tapi tidak serumit itu jika dilawan."

Dibalik badan yang lesu dan gerak yang lambat menggambar bintang di atas pasir yang kian semakin banyak di sekitarnya, tanpa Kana ketahui, Fier tersenyum kecil setelah mendengar jawaban Kana yang membuatnya paham kondisinya sekarang sudah bisa menerima hidup yang semakin rumit. Di sisi lain, jauh di lubuk hati Kana, setengah dari dirinya merasa tidak adil dengan pembagian naskah cerita yang dirancang Tuhan olehnya dan untuk Fier.

"Tapi, lebih enak kamu Fi."

Mendengar pernyataan Kana, senyum kecil Fier perlahan menjadi seringai tak terima dengan perkataan Kana. Tangannya semakin pelan menggambar bintang yang awalnya rapi teratur, sekarang semakin tak beraturan disusul dengan tangan Fier yang bergetar membuat gambarannya terhenti.

Melihat tingkah laku Fier yang berubah, Kana bingung namun ia juga khawatir dan tak mengerti perasaan apa yang menggerogoti Fier saat ini. Kana pun mendekat dan meraih salah satu bahu Fier mencoba menenangkannya.

Tangisan Fier yang awalnya hanya dalam diam, sekarang suara tangisannya mulai terdengar sampai telinga Kana. Ia kira Fier akan tenang jika ia mendekat, justru semakin kaku dengan tepisan dari Fier oleh tangan Kana di salah satu bahunya.

Red Strings (Family Edition)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang