"Dia juga tampaknya sudah menentukan akan kuliah dimana, bukan?" tanya Taehyun pada dirinya sendiri saat menyadari jika Beomgyu pasti akan fokus ke satu universitas.
Rata-rata murid yang mengikuti kelas malam ataupun ruang belajar jelas sudah memiliki pemikiran jauh tentang kuliah, makanya mereka harus giat belajar.
"Tapi aku saat melihatnya bisa bertingkah lembut ke ibunya benar-benar membuat terkejut," ungkap Taehyun sambil memejamkan matanya lalu dia malah kembali teringat dengan Beomgyu yang merapikan rambut ibunya tadi.
Sial, itu benar-benar membuat terkejut sekali.
Apalagi tatapan Beomgyu ke ibunya tadi benar-benar tidak pernah dilihat oleh Taehyun, tatapan lembut dan penuh kasih sayang jelasnya.
Walaupun ibunya tadi kelihatan tidak menanggapi Beomgyu sama sekali, tapi tetap saja senyuman masih terpasang di muka Beomgyu.
"Wah, aku sepertinya gila karena terus memikirkan hal tadi," ucap Taehyun pada dirinya sendiri sebelum dia meletakkan handphonenya ke nakas dan memilih untuk memejamkan matanya dan tertidur.
Beda hal dengan Beomgyu yang baru pulang ke rumahnya.
"Tuan, anda lapar? Saya bisa menyiapkan makan-"
"Tidak perlu," balas Beomgyu sambil berjalan melewati pelayan di rumahnya itu.
Dia melirik kearah ruangan yang tidak jauh dari pandangan matanya.
"Dia ada?"
Pelayan di rumahnya itu langsung mengerti apa yang dimaksud oleh Beomgyu.
"Ya, tuan baru saja kembali dan sekarang berada di ruang kerjanya."
Saat mendengar itu Beomgyu langsung berjalan menaiki tangga dan menuju ke ruangan yang dia perhatikan dari tadi.
Tangan Beomgyu membuka cepat pintu tersebut membuat laki-laki paruh baya yang sedang fokus dengan laptopnya menoleh langsung ke Beomgyu.
"Butuh sesuatu?"
Beomgyu memutarkan kedua bola matanya, lalu membuka tasnya.
Dia menyerahkan kertas di tangannya itu ke tangan ayahnya.
"Tidak biasanya kamu memintaku untuk menandatangani surat seperti ini," ucap ayahnya sambil memperhatikan anak laki-lakinya itu.
"Oh benar juga, ibumu kan sudah menjadi gila, jadi dia tidak akan bisa melakukan hal-hal seperti ini."
Beomgyu langsung mengebrak kuat meja kerja ayahnya itu saat mendengar ejekan dari ayahnya barusan.
"Bisa-bisanya ayah berkata seperti itu? Padahal dia masih istri ayah, bukan?"
"Tentu, tapi faktanya dia memang gila, bukan? Kamu tidak bisa mengelak hal itu, Beomgyu. Tempatnya memang cocok disana," balas ayahnya dengan santai lalu memberikan tanda tangan di kertas yang diberikan oleh anaknya itu.
Beomgyu adalah anak satu-satunya saat ini, setelah kematian anak bungsunya maka sekarang hanya ada Beomgyu yang tersisa.
Istrinya itu sudah menjadi gila dan tidak perlu diharapkan lagi kondisinya.
Tangan Beomgyu mengepal dengan kuat saat ini, dia benar-benar merasa emosi.
"Mau kamu benci dengan ayah karena sudah membuat ibumu disana, kamu tetap tidak akan bisa melupakan jika ibumu lah yang membunuh adikmu, sekarang pergi ke kamarmu dan tidur," ungkap ayahnya sambil menyerahkan kembali kertas yang sudah dia tanda tangani itu ke Beomgyu.
Beomgyu hanya bisa diam sambil meraih kertas dari tangan ayahnya, dia bisa melihat tanda tangan ayahnya disana.
Biasanya yang melakukan hal ini memang ibunya, tapi untuk sekarang sepertinya itu sudah hanya menjadi harapan semu saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dash -beomtae?
FanfictionLahir sakit-sakitan membuat Taehyun tidak banyak berharap jika hidupnya berumur panjang, selama itu juga dia menghabiskan waktu hanya untuk sekolah dan juga menulis novel online yang cukup populer karena semua orang menyukai karakter utama dari nove...
5. Taehyun.
Mulai dari awal