抖阴社区

#45 Permainan Yang Tak Pernah Kuinginkan

68 2 0
                                        

Happy Reading!!
Jangan vote dan komen guys agar mimin semakin semangat up!!

Jake menatapku dengan ekspresi bingung dan sedikit tidak percaya. “Kok kamu tiba-tiba marah sih?” tanyanya. “Sebelum kami datang, kami dengar kamu asyik ketawa-ketawa sama Sungchan. Tapi pas kami sampai sini, kamu malah langsung marah.”

Aku terdiam sejenak, mencoba menyusun kata-kata yang tepat. Tentu saja mereka bisa menyadari perubahan sikapku. Tapi aku tidak bisa menyerah begitu saja.

Sebelum aku bisa menjawab, Ni-ki menepuk pundakku dengan lembut, seolah mencoba menenangkanku.

“Tenang, Eunjii,” katanya dengan suara yang lebih lembut. “Kami tahu tentang semua foto itu, forum aneh itu, dan juga gosip yang menyebar di sekolah.”

Aku membeku.

“Kami tahu itu semua tentang kamu dan kami,” lanjutnya.

Aku menatap mereka satu per satu. Heeseung, Jungwon, Jay, Sunghoon, Sunoo, dan Jake… wajah mereka semua terlihat serius, penuh tekad.

“Tenang saja, kami akan mencari tahu siapa dalangnya,” Jay menambahkan dengan nada penuh keyakinan.

Hatiku terasa mencelos. Mereka benar-benar tidak curiga bahwa aku sengaja menjaga jarak dari mereka. Mereka justru berpikir aku butuh perlindungan dan ingin membantuku.

Aku merasa bersalah.Tapi… ini demi kebaikan mereka juga.

Aku menarik napas dalam-dalam, lalu mengangguk pelan. “Aku tahu,” kataku akhirnya. “Tapi sekarang, aku mau mengerjakan tugas yang tadi Pak Kim berikan.”

Tanpa menunggu jawaban mereka, aku berbalik dan pergi, meninggalkan mereka yang masih berdiri di taman.

Aku bisa merasakan tatapan mereka yang mengikuti punggungku.

Aku tahu mereka khawatir.Tapi untuk sekarang, aku harus tetap memainkan sandiwara ini.

Aku duduk di bangkuku, mencoba fokus pada tugas yang diberikan Pak Kim. Di sampingku, Woobin tampak kebingungan menatap buku matematikanya.

“Eunjii, soal nomor lima ini gimana, sih? Aku nggak ngerti,” keluhnya, menggaruk kepalanya dengan frustrasi.

Aku menoleh ke arahnya dan melihat rumus yang tertulis di bukunya. “Oh, yang ini gampang. Kamu cuma perlu pakai rumus dasar…” Aku mulai menjelaskan sebisaku, sementara Woobin mengangguk-angguk, berusaha memahami.

Aku mencoba tersenyum kecil. Setidaknya, untuk sesaat, aku bisa melupakan kekacauan yang terjadi.

Tapi kedamaian itu tidak berlangsung lama.

***

Keesokan harinya, saat aku melangkah masuk ke kelas, suasana terasa berbeda. Kelas yang biasanya tenang di pagi hari kini dipenuhi bisikan-bisikan.

Aku berjalan menuju bangkuku, tapi langkahku terhenti saat melihat beberapa teman sekelas berkumpul di depan layar ponsel mereka. Tatapan mereka sesekali mengarah padaku, lalu kembali ke layar.

Hatiku mencelos.

Aku segera mengeluarkan ponselku, membuka forum sekolah, dan melihat postingan terbaru.

Ada foto baru yang tersebar. Kali ini, wajah cowok dan ceweknya sama-sama diblur. Tapi aku tahu… aku tahu betul siapa orang-orang dalam foto itu.

Itu aku dan… Woobin.

Aku tertegun, mataku terpaku pada caption yang tertulis di bawahnya.

"Lihatlah, cewek ini sedang mencari mangsa baru."

The One They WantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang