Aku merasa darahku berhenti mengalir.
Jadi… sekarang aku tidak hanya dikaitkan dengan ketujuh sahabatku, tapi juga dengan Woobin?
Aku menatap sekeliling. Tatapan teman-teman kelasku terasa berbeda. Beberapa terlihat penasaran, beberapa tampak menghakimi.
Aku duduk di bangkuku, menundukkan wajah. Dadaku terasa sesak, pikiranku berantakan. Semua bisikan, semua tatapan, semuanya terasa menghantamku sekaligus.
Aku ingin menghilang.
Di sisi lain, ketujuh sahabatku baru saja tiba di kelas. Heeseung, Jay, Jake, Sunghoon, Jungwon, Sunoo, dan Ni-ki masuk bersamaan, wajah mereka tampak bingung saat melihat suasana kelas yang tidak biasa.
Kelas yang biasanya gaduh dengan obrolan santai kini terasa seperti sarang gosip. Tatapan teman-teman kami sesekali mengarah padaku, lalu kembali berbisik-bisik.
Mereka saling pandang. Ada sesuatu yang terjadi.
Jungwon, yang duduk di belakangku, memanggil dengan nada lembut. “Eunjii…”
Tapi aku tidak merespons.
Aku masih tenggelam dalam pikiranku sendiri, membayangkan bagaimana semua ini akan terus berkembang.
Ni-ki, yang duduk di sebelah Jungwon, mengeluarkan ponselnya. Saat ia melihat notifikasi terbaru di forum itu, matanya membulat.
“Hyung…” Ni-ki memanggil dengan suara lebih rendah, tapi cukup untuk membuat Heeseung dan yang lainnya menoleh.
Ia memperlihatkan layar ponselnya.
Mereka mendekat, melihat postingan itu, dan reaksi mereka hampir serempak...wajah mereka menegang, ekspresi mereka berubah kesal.
“Ini sudah keterlaluan,” Jay berbisik tajam.
Sunghoon mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. “Siapa pun yang melakukan ini… dia benar-benar sengaja menargetkan Eunjii.”
“Sekarang bahkan Woobin pun kena,” tambah Jake, suaranya terdengar tak percaya.
Sunoo mendesah panjang. “Kita nggak bisa tinggal diam.”
Mereka kemudian menoleh ke arahku. Aku masih dalam posisi yang sama...menunduk, tak bergerak, seolah terpisah dari dunia.
Jungwon mencoba lagi. “Eunjii?”
Tak ada jawaban.
Heeseung mendekat, mencoba menyentuh lenganku. “Hei…”
Aku tetap diam.Mereka saling pandang, kali ini dengan ekspresi yang berbeda...campuran antara khawatir dan frustasi. Mereka tahu aku mendengar mereka. Tapi aku tidak bereaksi,aku hanya ingin semuanya berhenti.
Aku tersadar ketika Jake menepuk bahuku pelan.
"Eunjii?" suaranya terdengar lembut, tapi juga penuh kecemasan.
Aku mengangkat wajahku perlahan, menyadari bahwa mereka semua sedang menatapku...Heeseung, Jay, Jungwon, Sunghoon, Sunoo, Ni-ki, dan tentu saja Jake yang masih duduk di sampingku.
Ekspresi mereka beragam, tapi ada satu kesamaan...kekesalan yang bercampur dengan kekhawatiran.
Jake mengernyit. “Kamu nggak apa-apa? Jangan terlalu dipikirin, kami akan bantu cari tahu siapa pelakunya.”
Aku tersenyum tipis, mencoba menunjukkan bahwa aku baik-baik saja. "Aku nggak apa-apa," jawabku sambil merapikan rambutku yang sedikit berantakan.
Mereka semua saling pandang, seolah tak percaya dengan jawabanku.

KAMU SEDANG MEMBACA
The One They Wanted
Teen FictionApa jadinya kalau kamu satu-satunya cewek di kelas elite yang penuh dengan cowok-cowok populer? Saat Eunjii pindah ke sekolah barunya, dia tidak pernah menyangka akan masuk ke Elite Leadership Class-kelas khusus yang hanya diisi oleh siswa-siswa ter...
#45 Permainan Yang Tak Pernah Kuinginkan
Mulai dari awal