Satu hari setelah ditinggal Daniel pergi ke luar kota, kelas 12 MIPA 4 terasa ada yang berubah. Hawanya mendung sejak kemarin siang sampai pagi ini. Beberapa dari mereka masih menatap kosong ke arah kursi sebelah Eunwoo yang sekarang tidak ada penghuninya. Bahkan Chungha dan Lisa secara terang-terangan menatap kursi Daniel dan mereka menangis lagi. Entah sudah berapa banyak tissu yang mereka gunakan untuk mengusap air mata dan membuang ingus.
Eunwoo berjalan masuk ke dalam kelas sambil menenteng sebuah kliping dengan cover berwarna putih-merah. Ia lemparkan begitu saja kliping itu ke atas mejanya dan meletakkan tasnya ke kursi dengan kasar. Wajahnya mendung dan bibirnya cemberut. Laki-laki itu menatap kursi yang ada di sebelahnya. Kosong. Jadi, yang kemarin itu nyata ya? Dalam hati Eunwoo membatin.
"Mulai hari ini, jangan ada yang duduk di kursi ini. Biarin aja tetep kosong," ujar Eunwoo datar sambil menunjuk kursi Daniel yang kosong. "Terus ini," Eunwoo mengacungkan kliping yang tadi ia bawa-bawa.
"Ini proposal buat pengajuan SMANSA Cup, tapi gue nggak mau ambil resiko kalau acara itu nggak berjalan karena kita yang kaya gini. Jadi, gue batalin aja perihal SMANSA Cup," lanjut Eunwoo lalu ia mengambil gunting dari dalam tasnya dan menggunting proposal itu menjadi 2 bagian.
Teman-teman sekelasnya hanya terdiam sambil menatap proposal yang sudah terbelah 2 itu dibawa ke tempat sampah, "Sorry, gue bukannya baperan atau gimana. Tapi gue ngerasa nggak sanggup aja kerja dan nggak ada Daniel. Dia juga termasuk yang antusias sama rencana ini. Sorry," lirihnya lalu pergi ke luar kelas.
Kai menatap kepergian Eunwoo dari dalam kelas, "Iya, gue juga ngerasa nggak sanggup kerja kalau nggak ada Daniel. Gue setuju sama apa yang diomongin Eunwoo," balas Kai.
Swing! Tuk! Sebuah pesawat kertas terbang begitu saja dan menabrak papan tulis kemudian terjatuh ke lantai.
"Pesawat kertas," lirih Jun Hui. Dia amat sangat tau kalau mainan sederhana itu adalah mainan favorit Daniel. Dulu Daniel juga pernah membuat sayembara, pesawat siapa yang bisa terbang jauh, dia yang menang dan akan ditraktir es krim mochi aice 2 bungkus.
ㅡ ㅡ ㅡ
"Sini kumpulin pesawat lu pada!" Daniel memerintahkan semua teman-temannya yang tadi membuat pesawat kertas pakai kertas tengahan buku Mingyu.
"WOY KALIAN BENER-BENER TEGA! INI BUKA GUE LANGSUNG TIPIS GARA-GARA DISOBEKIN!" Mingyu ngomel-ngomel karena buku Bahasa Indonesianya jadi tipis. Kasihan sekali dia jadi miskin kertas 😔
"Bacot aja lu, Gyu! Nyatet pas pelajaran Bu Kan juga nggak lo!" sembur Bobby dengan tangan yang masih sibuk melipat kertas.
"Gyu, berbagi dan bersedekah itu indah. Kami semua fakir kertas, apalagi si Daniel tuh. Dia setahun aja cuma beli buku 1 pack yang isinya 10 biji," Sehun merangkul bahu Mingyu lalu menunjuk Daniel yang sedang mengumpulkan pesawat kertas milik teman-temannya dalam sebuah kantung plastik hitam yang cukup besar.
"Ya terus masa lo samain gue kaya dia sih?! Nggak sudi gue disamain kaya dia! Si Daniel mah nggak niat sekolah!" protes Mingyu yang tidak mau disamakan oleh Daniel.
Daniel yang sebenarnya dengar dan mengetahui apa yang dibicarakan oleh Mingyu dan Sehun hanya diam sambil menadahkan plastik itu agar pesawat kertasnya dimasukkan ke dalam plastik.
"Bacot! Cepet masukin pesawatnya! Ngejulid mulu lu berdua!" Daniel mengomel pada Sehun dan Mingyu agar segera memasukkan pesawat kertas mereka.
"Punya gue yang atasnya dirobek dikit ya, awas kalau ketuker!" ancam Mingyu.
Daniel melengos, "Udah banyak yang atasnya dirobek, mending sekalian aja lu robek sampe bawah pesawat punya lu," balas Daniel lalu mengeloyor pergi begitu saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Teenager ? OngNiel ??
FanfictionKlasik ceritanya. Tentang si nakal dan si Kalem. 12 IPA 4 julukannya Sarang 1000 'Penyamun'. 12 IPA 1 julukannya Taman 1000 'Bunga'. 12 IPA 4 punya Daniel Alarik, si 'penyamun' tampan, yang tengil tapi murah senyum. 12 IPA 1 punya Seongwoo Rusdi...