Hai, ada yang kangen book ini?
MAAFIN TADINYA MAU UP SORE, TAPI SIBUK SAMA TUGAS GAMBAR SIKLUS HIDUP HAMA DONG!!! BANYAK BANGET GELA!!!
JADI SAYA UP SEKARANG YA HEHEHEHE :"
Kemarin mau saya tulis tapi nggak sempet soalnya Sabtu kemarin abis dari Bogor. Harus berangkat jam 3 subuh dong terus pulang jam 4 sampe kostan. Jadi maafkan kalau nggak sesuai sama janji saya kemarin hehehe
Jangan timpuk aku gaes T____T
Aku late update karena sibuk dan handphone ku sedang rusak. Doakan bisa dapat yang baru ya 😋👌
Okay, happy reading!
***
Sore itu, Daniel datang bertamu ke rumah orangtua Seongwoo yang lumayan jauh dari tempat tinggalnya selama di Bogor. Bukan jauh lagi, tapi memang benar-benar jauh. Di tangannya sudah ada bunga lili putih yang cantik seperti calon penerimanya nanti dan satu kotak martabak cokelat kacang kesukaan pacarnya itu.
Tangannya membuka pagar besi rumah Seongwoo kemudian mendorong pagar itu. Tubuhnya masuk dan kakinya segera melangkah menuju teras depan rumah. Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu itu terdengar, tak lama kemudian pintu dibuka oleh seorang wanita paruh baya yang masih saja cantik walaupun sudah memasuki usia senja.
"Assalamu'alaikum, tante!" sapa Daniel dengan senyumannya yang merekah kemudian ia menyalimi wanita paruh baya itu.
"Wa'alaikumsalam, Daniel. Kok baru sempat main ke sini sih? Dulu juga datang ke sini cuma pas nganter Seongwoo aja," balas wanita itu yang entah menyindir atau kode ingin dikunjungi oleh Daniel setiap hari.
"Hehehe iya, maaf ya, Tante. Saya juga lagi sibuk, maklum aja nih saya kan bocah laprak, Tan," balas Daniel dengan cengirannya yang masih sama seperti dulu. Tetap tengil.
"Yasudah, ayo masuk dulu. Kamu pasti mau ketemu sama Seongwoo kan? Itu anak belum pulang, maklumin aja di lagi sibuk ngurusin... Apa tadi kata kamu? Lapak?" Mama Seongwoo, Nadiana, berucap dengan keningnya yang berkerut bingung.
Daniel tertawa kemudian menggeleng, "Bukan lapak, Tante, tapi laprak. Laporan praktikum," jawab Daniel yang masih saja tertawa pada Nadiana.
Nadiana mengangguk megiyakan, "Oh itu! Iya, iya, bener tuh! Laprak! Tiap hari kerjaannya begadang terus! Tante suka khawatir sama kesehatannya, mana kurus gitu lagi badannya," seru Nadiana yang berjalan masuk ke dalam rumahnya. Daniel mengikutinya dari belakang, berjalan menuju ruang tamu.
"Iya, Tan. Saya juga udah sering ingetin dia buat makan sama istirahat yang cukup biar nggak sakit," setuju Daniel dengan ucapan Nadiana kalau Seongwoo itu susah makan dan hobi begadang.
Nadiana berhenti berjalan kemudian berbalik untuk menatap Daniel, "Kalau dia bandel lagi, sentil aja. Kalau dia protes, bilang aja kamu udah dikasih izin sama Tante," ujar Nadiana kemudian mengambil bungkusan martabak yang dibawa oleh Daniel.
"Siap Tante!" Daniel duduk di kursi kayu ruang tamu rumah Seongwoo.
"Tunggu dulu aja ya Seongwoo nya, bentar lagi juga pulang," Kemudian Nadiana pamit pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan kecil dan minuman untuk pacar anaknya ini.
Daniel masih menunggu di ruang tamu depan sambil menatap bunga lili putih yang ia pegang di tangan sebelah kanannya. Memang sudah cukup lama ia tidak mengajak Seongwoo berkencan seperti ini, mereka juga sudah jarang bertemu di kampus karena kesibukan keduanya yang tidak bisa diganggu gugat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Teenager ? OngNiel ??
FanfictionKlasik ceritanya. Tentang si nakal dan si Kalem. 12 IPA 4 julukannya Sarang 1000 'Penyamun'. 12 IPA 1 julukannya Taman 1000 'Bunga'. 12 IPA 4 punya Daniel Alarik, si 'penyamun' tampan, yang tengil tapi murah senyum. 12 IPA 1 punya Seongwoo Rusdi...