抖阴社区

Spring After Winter

680 134 24
                                    

Disclaimer :

Cerita ini hanya meminjam nama tokoh idola, bukan menceritakan kehidupan sebenarnya. Alur cerita murni kehaluan penulis.

Happy reading 😍

☘️☘️

"Kau tidak harus melakukan ini."

Suaranya terucap datar. Tersirat kesan dingin seolah menggambarkan ia tidak terkesima dengan dalih yang dilontarkan Yoongi. Tentang berlibur dengannya? Klise sekali.

Waktu tidak lagi petang. Gagahnya mentari telah tergantikan dengan sinar rembulan yang mengambil singgasana. Lampu jalan yang menyala, menambah kesan sendu di luar sana.

Terkurung di dalam mobil bersama, pada akhirnya Yoongi mengikuti kemauan So Hyun yang memilih pergi. Membawa koper dan mengantarkannya, itu yang dia lakukan sekarang. Menahannya, percuma saja. Yoongi yakin, So Hyun tidak berniat mengubah keputusannya. Meskipun ibunya yang meminta, wanita Kim itu pasti bersikukuh.

"Salah. Aku memang harus melakukan ini."

So Hyun terdiam. Seperti dirinya yang dingin, nada suara Yoongi juga mengintimidasi. Bersikap serius, So Hyun jarang melihat sisi Yoongi yang seperti ini. Rahangnya mengeras dengan pandangan yang tetap fokus ke jalan.

Lantas kembali diam menjadi pilihan keduanya. Membiarkan Yoongi dengan tenang mengendarai mobil yang membelah jalanan besar di tengah kota, pandangan So Hyun begitu asyik dengan suasana temaram di luar sana. Bagaimanapun, hatinya tidak merasa baik. Ia benci kehilangan, dan sekarang ia juga harus menghadapi namanya perpisahan. Seperti keinginan yang menjadi komitmen mereka berdua di awal. Sekarang, entah kenapa rasanya sepi begitu intens menggelimangi.

Seolah ia memang ditakdirkan untuk sendirian.

"Tunggu!"

Punggung belakang So Hyun menegak. Kedua matanya membola ke arah suaminya yang terlihat tidak acuh.

"Ini bukan jalan ke rumah ibuku. Sebenarnya kau mau membawaku ke mana, Min Yoongi?"

Yoongi sengaja menulikan telinga. Lengkingan suara So Hyun ditahankannya. Ya, harus. Berapa kali ia berpikir, keinginannya lebih kuat dibandingkan menuruti kemauan sang istri.

Tidak terlintas untuknya memutuskan hubungan dengan So Hyun.

Bukankah sejak awal hubungan ini sudah salah? Dimulai dari dia yang berbohong dan berpacaran dengan So Hyun. Lalu keduanya terperangkap dalam kejadian yang membuat keduanya mau tidak mau terikat dalam satu pernikahan. Lantas, ketika alasan yang membuat keduanya terikat telah tiada, bukan berarti semuanya tidak bisa diperbaiki. Pemahaman sederhana yang dipilih Yoongi untuk membenarkan nalarnya.

"Yak, Min Yoongi!"

Tubuh So Hyun tersentak tatkala Yoongi menepikan mobilnya begitu mendadak. Di bahu jalan dengan suasana di sekitar yang terlihat sepi. Beberapa mobil melesat lalu-lalang, tidak membantu dirinya untuk bisa keluar dari situasi menjebak.

Atensi Yoongi menusuk tajam ke dua bola milik So Hyun. Sikap yang lantas menciutkan nyali So Hyun yang belum terbiasa dengan sisi tegas pria Min tersebut.

"Kau membenciku, kan? Kau pasti menyalahkanku. Kalau begitu, kau boleh memukulku sekarang! Pukullah sepuasnya!"

Merenggut tangan lemah So Hyun, mata Yoongi tampak berkaca-kaca.

Satu hal yang perlu So Hyun sadari, bukan hanya dirinya yang terluka, Yoongi juga merasa sama. Meski terlambat untuk menaruh perhatian, tetapi ia juga mencintai janin yang selama ini bersembunyi di perut sang istri. Ia juga menangis saat kehilangan. Ia juga menyalahkan diri sendiri untuk ketidakmampuannya mengubah semua yang terjadi.

Status : On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang