Inilah yang dinamakan termakan jebakan Batman. Seharusnya bukan ini yang terjadi. Terlebih, ketika semuanya tidak lagi sama.
Kalau bertanya siapa Batman-nya, pastinya bukan aku. Sudah pasti dia!
Dan bagaimana dengan nasib kami setelah ini? Hubungan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Derap kakinya terdengar berantakan. Peluh di dahinya bercucuran. Meeting penting yang sudah dijadwalkan dua minggu lalu ditinggalkannya tanpa berpikir panjang. Bukan karena semua itu tidak penting, melainkan ada alasan yang lebih mendesak dari itu.
So Hyun segera melahirkan.
Yoongi tergesa-gesa sehabis mendapat panggilan dari ibunya. Katanya So Hyun sudah dibawa ke rumah sakit. Dua jam belakangan ini So Hyun mengeluhkan perutnya yang mulas. Padahal kalau menurut prediksi dokter, seharusnya So Hyun baru akan melahirkan minggu depan. Artinya, masih ada tujuh hari lagi.
Wajar 'kan kalau Yoongi cemas. Ia takut hal buruk menimpa istrinya. Apalagi ia masih dihantui peristiwa keguguran So Hyun.
"Yoongi-ya!"
Syukurlah, Yoongi menemukan ibunya.
"Di mana So Hyun, Bu?" tanya Yoongi gusar.
Ibunya menunjuk salah satu ruangan.
"Akh!"
Yoongi melonjak. Itu suara So Hyun. Terdengar jelas sedang merintih kesakitan.
"Bu ...." Tanpa sadar, Yoongi meremas lengan ibunya.
"Tenanglah. Sebaiknya kita menunggu di sini. Dokter dan ibunya sedang berada di dalam, sedang mengurus So Hyun."
Yoongi memanggut. Namun, tetap saja, ia cemas.
"Tuan Min sudah tiba?" Salah seorang perawat keluar.
"Yoongi-ya! Tunggu apa lagi!"
Pria pucat itu tersentak dari lamunan singkatnya. Kulitnya bertambah pucat sesaat perawat menyuruhnya mengenakan baju ganti yang sudah dipersiapkan. Yoongi diminta masuk ke dalam ruang bersalin. Penting baginya memberi dukungan bagi sang istri.
Jujur saja Yoongi masih ragu. Tidak ada ide apa yang harus ia lakukan nanti. Membayangkan darah, ah ... rasanya kegugupannya berkali-kali lipat dibandingkan pertama kali membawa mobil di jalan besar yang dipenuhi banyak kendaraan besar.
"Akh!"
Benar saja. Seketika masuk ke ruangan itu tubuh Yoongi lemas. Ditambah dia melihat jelas So Hyun sedang mengerang dengan posisi kakinya yang terbuka.
"Ke-ke-kenapa dengannya?" ucapnya gelagapan.
"Anda suaminya, 'kan? Ayo, lekas bantu istri Anda agar bisa mengejan. Bayinya akan segera lahir!"
Seorang wanita mengenakan masker dan sarung tangan yang duduk di bagian depan kaki So Hyun yang terbuka mengibaskan tangannya. Pertanda tidak ada lagi waktu buat Yoongi untuk bertanya-tanya.
"Hyun." Yoongi menggenggam tangan So Hyun. Peluh bercucuran di wajah tirus sang istri. Sedikit pucat, Yoongi tak tahan melihat So Hyun menderita.
"Kita coba sekali lagi. Ayo, mengejan!" perintah dokter wanita tadi.