Jaebum mengendarai mobilnya melintasi jalan aspal Gangnam-Gu, salah satu daerah yang dipenuhi dengan gedung-gedung tinggi pencakar langit dikota Seoul. Daerah mewah dan tempat berkumpulnya kaum atas yang terdiri dari pejabat negara, pengusaha sukses dan para artis terkenal.
Lucu ketika kekayaanmu bisa dibuktikan hanya dengan memiliki salah satu aset properti mewah didaerah itu, namun itulah gaya hidup yang terjadi dikalangan para orang kaya di Seoul. Kekayaanmu akan dinyatakan layak hanya dengan sebuah properti mewah yang belum tentu akan kamu gunakan.
Mobil itu masuk kedalam parkiran basement salah satu gedung apartemen mewah di Samseong-Dong yang memiliki 20 lantai. Jaebum turun dari Mercedes Benz E-Class miliknya yang berwarna hitam, warna standar dan tidak terlalu mencolok tapi dapat menambah kesan mewah dari kendaraan roda 4 itu.
Jaebum menarik kopernya menuju lift, penthousenya berada dilantai 15. Berada dilantai yang lebih tinggi dari ruang kantor yang ada digedung perusahaan.
Penthouse ini adalah hadiah dari ayahnya. Ketika ia berhasil lulus dari universitasnnya dengan nilai yang cukup tinggi dan mendapatkan satu permintaan khusus atas jerih payahnya, tanpa memikirkan beberapa pilihan keinginannya Jaebum langsung meminta sebuah apartemen untuk bisa dia tinggali secara mandiri.
Sunmi tentu menentang dengan keras permintaan itu, karena pada dasarnya Jaebum bukan hanya meminta satu permintaan melainkan dua hal sekaligus. Meminta apartemen dan meminta untuk meninggalkan rumahnya, Sunmi tahu cara berpikir Jaebum sangat licik. Sama seperti dirinya.
Jaebum tiba didepan pintu masuk, dilorong lebar yang berada dilantai 15 itu hanya memiliki 2 penthouse. Secara ekslukusif masing-masing lantai hanya terdiri dari 2 penthouse agar privasi pemilik tidak terganggu.
*Bip
Pintu secara otomatis tebuka ketika kode masuk ditekan, Jaebum mendorong pintu masuk yang berwarna putih. Ia melihat tirai besar yang menutupi dinding kaca bagian balkon terbuka, seseorang telah masuk kedalam penthousenya.
Jaebum melirik rak sepatu yang terbuat dari kayu jati disebelah kirinya, sepatu Jinyoung. Tepat ketika menyebut nama Jinyoung dalam hatinya pria itu muncul dari balik dinding.
"Wah wah wah..."
Jinyoung bersandar mengenakan apron berwarna kuning dan melipat kedua tangannya.
"Aku penasaran bagaimana rupa selingkuhanmu itu hingga kau mau menemaninya semalaman dan pulang menjelang siang hari?!"
Ujung bibir Jaebum berkedut.
"Apakah Tuan Pencari Alasan sedang berusaha mencari alasan?"
"Sudah lama menunggu?" Jaebum melepas pantofel hitamnya dan mengganti dengan sandal rumah berwarna putih.
"Apakah aku mengganggu waktumu bersama selingkuhanmu?"
Jinyoung beranjak kearah dapur yang berada didepan ruang tamu, dapur luas itu sangat mewah dan memiliki peralatan yang sangat lengkap. Sangat sayang untuk disia-siakan jika hanya digunakan untuk memasak mie instan, seperti yang Jinyoung lakukan saat ini.
Jaebum menaruh koper diruang tamu dan meletakkan blazer yang menjadi luaran kemejanya disofa. "Selingkuhan yang kau maksud itu adalah ibu mertuamu."
"Kau pulang kerumah?"
Jaebum menyusul Jinyoung yang sibuk didepan pantry. "Hmm..." Tubuh tegapnya memeluk Jinyoung dari belakang, posisi favorit Jaebum.
"Bagaimana keadaan rumah?"
"Tidak ada yang berubah."
"Lalu bagaimana keadaan Eomma?"
"Masih cantik dan licik seperti saat ia muda dulu."

KAMU SEDANG MEMBACA
easy to PLAY HARD TO GET
Fanfiction(COMPLETED 19 Agustus 2019 - 14 Juni 2020) Ketika sebuah hubungan dimulai dengan sangat mudah, secara konsisten dan bertahap hubungan itu bertahan lama dan semakin dalam. Tetapi semua berubah secara tiba-tiba dan membuat hubungan itu harus dimulai l...