Suara gemericik air terdengar dari wastafel yang ada ditoilet pria, Jinyoung sedang duduk bersembunyi disalah satu bilik toilet yang ada dikantornya. Sudah setengah jam sejak ia tiba dikantor dan menyembunyikan diri didalam toilet.
Jinyoung dihantui hilangnya rasa percaya diri karena salah satu atasan tertingginya mulai sekarang akan memberikan perhatian lebih padanya.
Setelah saling mengenal dengan Mark, bukannya merasa lebih baik. Jinyoung merasa dirinya semakin canggung dengan kakak dari kekasihnya itu, sepertinya jika ia bertemu lagi dengan Mark akan banyak pembahasan yang bisa menjadi bahan obrolan mereka.
Jinyoung menekan tombol flush toilet membuat benda itu bekerja seolah-olah ia sedang menggunakannya, wajah lesunya ia basuh diwastafel dan memperhatikan setiap lekukan manis wajahnya dicermin.
"Semangat!"
Jinyoung mengepalkan tangan melihat pantulannya dicermin. Menyemangati dirinya untuk melewati hari ini.
Pantat Jinyoung baru saja akan menyentuh kursi kerjanya ketika suara Changmin menginterupsi. "Kemana saja kau Jinyoung? Lantai 9 mencarimu!"
"Lantai 9?"
Changmin menaruh beberapa lembar dokumen dimeja Jinyoung. "Iya lantai 9, mereka menyuruhku untuk memberitahumu."
Ada apa lagi ini?
"Oh ya, setelah kau kembali nanti. Tolong kerjakan dokumen ini, aku butuh kau merubahnya menjadi bahasa inggris."
Pikiran Jinyoung melayang kelantai 9, tidak memperhatikan perintah Changmin.
"Apakah mereka memberitahumu alasan mengapa aku dipanggil?" Jinyoung tidak ingin menduga-duga dan membuatnya memikirkan hal-hal yang negatif.
Changmin memicingkan matanya. "Apa kau ingin aku dipecat karena menanyakan alasan dari perintah bos?"
Changmin benar, sebagai pegawai yang baik perintah atasan itu untuk dilakukan bukan untuk dipertanyakan.
"Ada apa?" Nayeon yang baru tiba dengan setumpuk laporan ditangannya memandang curiga Changmin dan Jinyoung, apakah mereka sedang berdebat pagi-pagi.
"Baiklah aku harus kembali keruang kerjaku."
Changmin pergi begitu saja membuat Nayeon semakin menatap curiga kepergiannya, tidak mengetahui jika atasannya itu sedang ketakutan.
"Kau diapakan lagi Jinyoung?"
Jinyoung tidak menjawab berdiri memandang komputernya yang mati. Nayeon melirik dokumen yang ada dimeja Jinyoung.
"Apakah kau melakukan kesalahan lagi?"
"Maaf, aku harus kelantai 9!" Jinyoung pergi tanpa menjawab, membuat Nayeon semakin bertambah curiga.
Lantai 9?. Nayeon mengedikkan bahu acuh, tidak ingin untuk dua biang kerok itu memenuhi pikirannya pagi-pagi.
Didalam lift Jinyoung berniat untuk menghubungi Jaebum dan menanyakan kenapa ia memanggilnya dengan cara menyuruh Changmin. Tapi niatnya diurungkan karena jika memang ia dipanggil melalui Changmin, berarti ini berhubungan dengan pekerjaannya.
Begitu sampai dilantai 9 seperti biasa Jinyoung melewati 2 pekerja wanita yang bertugas sebagai bagian informasi dan berbelok kekanan kelorong dimana ruang kerja Jaebum berada.
Taekwoon yang dari kejauhan sudah melihat kedatangan Jinyoung mengerutkan dahinya. "Ada yang bisa saya bantu?"
"Aku datang untuk memenuhi panggilan," Dengan percaya diri Jinyoung menyampaikan maksud kedatangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
easy to PLAY HARD TO GET
Fanfiction(COMPLETED 19 Agustus 2019 - 14 Juni 2020) Ketika sebuah hubungan dimulai dengan sangat mudah, secara konsisten dan bertahap hubungan itu bertahan lama dan semakin dalam. Tetapi semua berubah secara tiba-tiba dan membuat hubungan itu harus dimulai l...