抖阴社区

27. Hide

408 60 17
                                        

Jinyoung sedang melayang diatas awan ketika merasakan sebuah tepukan dipipinya, semula ia mengira itu adalah awan mendung yang melintas didekatnya dan ia tabrak. Ketika Jinyoung membuka mata wajah Yugyeom sudah ada didepannya.

"Minggir!" Dengan kasar Jinyoung mendorong tubuh Yugyeom dan bangun dari sofa. "Kenapa aku ada ditempat sial ini?" Tanya Jinyoung melirik sekitar selagi mengelap sisa air liur yang ada diujung bibirnya.

"Hyung dia sudah bangun," Teriak Yugyeom. Youngjae muncul dari dapur membawa teh herbal untuk meredakan keadaan Jinyoung setelah mabuk.

"Berikan padanya, aku tidak mau mendekat dia terlalu bau," Ucap Youngjae, Yugyeom bergerak dengan malas lalu Jinyoung meneguk teh itu tanpa minat.

Youngjae berkacak pinggang menatap Jinyoung yang berantakan dengan kondisi mengenaskan seperti ini. "Kau masih ingat dengan semua yang kau katakan semalam?" Jinyoung mengangguk. Youngjae menghela nafas, ia sudah menduga Jinyoung mengatakannya dengan sungguh-sungguh walau ia sebenarnya yakin Jinyoung tidak mampu melakukannya. "Aku harap kau bisa memikirkannya lagi, jangan terlalu ceroboh dalam mengambil keputusan."

Yugyeom memandang kedua sahabat itu dengan bingung. "Apakah terjadi sesuatu?"

"Kau coba saja tanyakan pada kakakmu itu," Ujar Youngjae kesal. Yugyeom menoleh dan menatap Jinyoung dengan wajah penasaran yang polos.

"Anak kecil tidak perlu tahu." Jinyoung beranjak ke kamar mandi yang ada didekat pintu masuk, Yugyeom berdecih melihat tingkah Jinyoung.

Youngjae mendesah heran, saat ini Jinyoung akan mudah sekali untuk memiliki perubahaan suasana hati yang cepat. Sudah menjadi kebiasaannya sejak dulu, Youngjae masih ingat ketika Yoona memberikan sepeda roda tiga milik Jinyoung kepada tetangga mereka tanpa persetujuannya. Jinyoung marah dan kesal selama satu minggu penuh, Youngjae dibuat pusing sendiri karena suasana hati Jinyoung yang senang bisa berubah menyebalkan dengan cepat.

Youngjae hanya bisa bersabar dan menasihati Jinyoung untuk merelakan sepeda itu, lagipula Jinyoung sudah berumur 15 tahun dan memiliki tinggi badan laki-laki remaja. Sudah selayaknya ia melupakan sepeda yang ia gunakan saat berusia lima tahun itu, kaki jenjangnya tidak akan mampu mengayuh pedal kecil dengan roda-roda mungil.

Selama kegiatan sarapan Jinyoung tidak membuka suara, tanpa berkomentar menikmati Dakjuk buatan Youngjae yang terlalu asin. Youngjae juga tidak berniat untuk membicarakan sesuatu, hal itu membuat Yugyeom merasa tidak nyaman karena suasana tiba-tiba terasa canggung.

"Eomma mencarimu Hyung," Ujar Yugyeom sebelum ia lupa menyampaikannya. Dari semalam Yoona tidak tidur karena mendapati kamar Jinyoung yang kosong, Yugyeom diperintahkan untuk mencarinya lalu langsung menelepon Youngjae dan memastikan jika Jinyoung berada diapartemen kakaknya.

Mendengar Yoona mencarinya membuat Jinyoung semakin kehilangan selera makan. "Aku selesai, terima kasih untuk makanannya." Jinyoung meninggalkan meja makan dan berbaring disofa tempat ia tidur tadi.

Youngjae melirik mangkuk Jinyoung yang masih tersisa setengah, sepertinya Jinyoung hanya mengaduk-ngaduk makanannya.

"Apa yang sebenarnya terjadi Hyung?" Yugyeom semakin penasaran dibuatnya. Jinyoung jelas sedang terlihat kesal dan menahan emosi, tapi sepertinya hal itu tidak berhubungan dengan kakaknya karena mereka berdua terlihat baik-baik saja. "Apakah ada masalah dengan Jaebum Hyung?" Yugyeom baru teringat dengan masalah pertunangan itu.

"Sebaiknya kau jangan membahas hal ini dulu jika masih menyayangi nyawamu." Yugyeom menelan ludah gugup mendengar peringatan itu, ia baru mengerti situasi dan sekarang sudah terlambat. Youngjae yang sibuk mencuci mangkuk sarapan mereka tidak melihat perubahan wajah Yugyeom yang mendadak tegang.

easy to PLAY HARD TO GETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang