Bian VS Papa ✔️

By Haikkyuuuu

80.4K 6.1K 1.3K

[END] DON'T PLAGIARIZE ‼️‼️❌❌ Walaupun udah end mohon tetep vote dan komen ya manteman 🤗 [Start :19.09.22] ... More

01. Awalan gengsi..!! 🦕
02. Kerjasama 🦕
03. Sakit Manja 🦕
04. Belajar Sabar 🦕
05. Kikis Gengsi 🦕
06. Anjing dan Burung 🦕
07. Ada lagi 🦕
08. Perkara Sunat Berlanjut 🦕
10. Ego yang Kembali 🦕
11. Kembali Lagi 🦕
12. Keputusan 🦕
13. Daddy Day 🦕
14. Tipis-tipis 🦕
15. Siapa? 🦕
16. Main sebelum Mian 🦕
17. Rencana 🦕
18. Terimakasih Juna 🦕
19. Bian dan masalahnya 🦕
20. Dan Terjadi Lagi 🦕
21. Hujan 🦕
22. Perkara Wanita 🦕
23. Jahil yang Haqiqi 🦕
24. Kesayangan 🦕
Cerita Bian untuk Papa 🧑‍🤝‍🧑🫂
25. Panti Jomblo 🦕
26. Meet Kala 🦕
27. Perkara Sepeda 🚲🦕
28. Pertukaran Pelajar 🦕
29. Kok Jamet? 🦕
30. Seni 🦕
31. Gimana bisa? 🦕
32. Ternyata 🦕
33. Beneran 🦕
34. Maaf dan Pantai 🦕
35. Maaf Papa 🦕
36. Jawaban 🦕
37. Asam Manis 🦕
Extra Chapter 🦕
Sandhyā Kelam
Ayah dan Kisahnya
BINTANG KEMBAR
CASUARINA
ANAK AYAH

09. Kebiasaan 🦕

1.8K 181 15
By Haikkyuuuu

Votmen di silahkeun follow juga yak....

#happy reading

*

*

*

*

Dua bulan berlalu semenjak Bian di sunat, sekarang dia sudah sembuh seperti sedia kala. Sekolah semester 2 pun sudah mulai berjalan, walau baru beberapa hari masuk kembali. Setelah sunat Bian semakin manja terhadap sang papa, karena papanya mengatakan kalau sudah sunat berarti Bian sudah besar sudah dewasa harus lebih mandiri dan Bian tidak suka. Walaupun dia sudah terbiasa mandiri, namun ini berbeda harus lebih lebih lebih mandiri dari yang biasanya. Dia tidak suka menjadi dewasa dan besar dia ingin kecil terus agar bisa bermanja dengan sang papa tersayangnya.

"Tidur sama papa lagi ya" ujar Bian yang sudah bersiap akan tidur bersama Vandesh.

"Ih kan udah sunat kalo udah sunat berarti udah gede, tidur sendiri lah masa kelon papa terus" balas Vandesh yang sedang merapikan kasur sang putra.

"Ihh nggak, Bian belom gede Bian masih kecil gak mau tidur sendiri ihhh" Bian menghentakkan kakinya di lantai.

"Gak boleh hentak-hentak kaki di lantai gitu kan papa udah pernah bilang." Peringat Vandesh.

"Iya maaf"

"Ya sudah sana tidur, papa mau tidur juga" sambung Vandesh yang ingin beranjak keluar.

"Ihh tidur sini papa, gak boleh kemana-mana ish" Bian memeluk sebelah kaki papanya.

"Hidih sok drama lu bocil"

"Tidur sama Bian ayok, kelonin" Vandesh membulatkan kedua matanya, sungguh ini benar anaknya kan ya kenapa jadi manja banget.

"Heh..!! Ini bener Bian, anak papa gak ketukar di sekolah kan ya, woy balikin Bian gue woy" Vandesh memegang kedua bahu Bian dan di guncang-guncang kanan kiri depan belakang.

"Ihh papa ini Bian, aww papa puding Biannya"

"Puding puding, pusing kali" Vandesh membenarkan ucapan sang anak.

"Ya mangkanya berenti ini pusing papa ihh" Bian berusaha melepaskan cengkraman sang papa di kedua bahu nya.

"Memangnya salah ya kalo Bian mau manja ke papa, kan Bian anak papa. Bian cuma punya papa, Bian gak punya siapa-siapa lagi, Bian cuma bisa manja-manja ke papa. Masa Bian gak boleh manja ke satu-satunya keluarga Bian" suasana berubah menjadi sendu saat Vandesh mendengar isi hati sang putra satu-satunya ini.

"Eiyy kok jadi pundung gini sih anak papa" Vandesh mengangkat Bian ke pangkuannya dan duduk di pinggiran kasur, dia menghadapkan wajah sang anak ke arahnya.

"Maaf ya papa nyakitin hati Bian ya, nggak salah kok cuma papa aneh aja Bian tiba-tiba manja tanpa sebab gini, biasanya juga ngereog. Tapi papa suka kok Bian manja gini, gak salah sayang. Kapanpun Bian mau manja ke papa silahkan papa akan manjain Bian sampe kapan pun karena Bian juga satu-satunya keluarga papa. Jangan tinggalin papa oke" ucap Vandesh di akhiri dengan mencium pelipis dan kening sang anak.

"Bian sayang papa, Bian gak akan tinggalin papa bahkan kalo papa usir Bian pun Bian akan tetap sama papa" Bian memeluk sang ayah dengan erat mengisyaratkan bahwa rasa sayangnya besar sekali.

"Hei kenapa pula papa usir Bian, bisa gila papa kalo kehilangan kamu nak" Vandesh pun menyambut pelukan sang anak dan mengusap punggung sempit anaknya berulang kali.

"Jangan, Bian gak mau punya papa gila" tetap saja ini Bian yang tidak bisa pundung lama-lama.

"Ishh kamu ngehancurin suasana ih" keluh Vandesh saat mendengar ucapan sang anak.

"Hihi maap papa"

"Ya sudah ayok tidur, kamu gak punya pr kan"

"Gak ada kok pa, udah ayok tidur"

Akhirnya Vandesh membaringkan Bian di tempat tidurnya seraya memeluk tubuh mungil Bian dengan hati-hati layaknya kaca yang mudah pecah, sesayang itu Vandesh terhadap putra semata wayangnya ini yang merangkup semestanya.

Vandesh mengusap pelan punggung sang anak sesekali menepuk halus memberi ketenangan dan kenyamanan agar anaknya bisa tidur nyenyak, tak lama malah dia yang tertidur. Bian pun mulai terbuai dengan afeksi manis papanya, dia pun sudah ingin masuk ke dalam alam mimpi. Namun, tiba-tiba matanya terbuka lebar nyaris melotot saat memori otaknya menemukan ingatan yang beberapa saat lalu menghilang.

"Besok bawa pupuk kandang atau pupuk organik ya nak beserta bunga dan potnya karena sekolah kita mau ikut green school"

Ucapan wali kelas Bian tiba-tiba memenuhi otaknya berputar layaknya musik yang berulang kali.

"Kayaknya Bian di usirnya hari ini deh" ucap Bian pelan saat melihat ayahnya sudah terlelap. Susah payah dia menelan ludah nya, karena ayahnya sepertinya sudah nyenyak.

"Pa" panggil Bian pelan sambil menepuk pelan lengan sang papa.

"Papa bangun dulu yuk, udah pagi" ucap Bian lagi dengan guncangan lebih kuat dari sebelumnya.

"Emm apa lari paginya besok malam aja" gumam tak jelas dari Vandesh.

"Pa, bangun ayok" Bian lebih keras mengguncang tubuh ayahnya.

"Emm kenapa?" Akhirnya Vandesh membuka kedua matanya walau hanya segaris.

"Pa, dengerin Bian. Papa jangan marah ya, janji ya" Bian menautkan jari kelingkingnya dengan kelingking raksasa ayahnya.

"Hmm" Vandesh hanya mengangguk saja, karena nyawanya sebenarnya belum terkumpul sempurna.

"Jadi, Bian besok harus bawa pupuk kandang sama bunga sama potnya juga pa" ucap Bian takut-takut.

"Ya udah dicarinya besok aja" Vandesh ingin memejamkan matanya kembali.

"Ta-tapi di kumpulnya kan besok pagi pa" Bian semakin gugup takut papanya ngereog.

Mata Vandesh tersentak terbuka sambil langsung menatap Bian.

"Kenapa gak bilang dari tadi sih" ha kan mulai ngomel.

"Bian lupa, maaf pa" Bian menunduk tidak berani menatap mata tajam sang papa.

"Tuh kan tuh kan lupa aja alasannya, dari tadi papa tanyain ada pr nggak, ada sesuatu gak untuk besok sekolah. Katanya gak ada, terus ini apa sekarang cari pupuk sama bunga se pot-pot nya itu dimana Bian malam-malam gini" Omelan Vandesh pun berlanjut pasalnya waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Gak tau huhu" Bian sudah ingin menangis sekarang, dia hanya berdoa semoga tidak di usir, malam-malam begini mau pergi kemana dia.

"Aish ya udah bangun sana, beres-beres" mata Bian melotot apakah maksud papanya beres-beres? jangan-jangan di suruhnya beres-beres pakaiannya dan benar-bener Bian di usir.

"Papa jangan usir Bian, maaf papa Bian salah iya Bian ngaku tapi jangan usir Bian huwaaa papa" Bian memeluk sang papa sambil menangis keras.

"Heh..!! Apa sih bocil kok malah drama, siapa yang mau usir kamu?" Vandesh merasa anaknya semakin aneh.

"Itu tadi papa suruh beres-beres, pasti beres-beres baju Bian karena papa mau usir Bian" jawab Bian sesegukan.

"Healah dasar anak pungut, beres-beres kita cari pupuk katanya besok suruh bawa pupuk, gimana sih ferguso" Vandesh melepaskan pelukan Bian sambil menghapus air mata dan ingus Bian.

"Eh iya " Bian merasa malu sekarang.

"Ya udah ayok"

Vandesh pun membawa Bian ke taman belakang rumahnya, ada beberapa bunga sebenarnya namun pupuk kandangnya tidak ada karena Vandesh selalu menggunakan pupuk non organik daripada pupuk organik. Alhasil dia harus pintar-pintar mencari cara untuk mendapatkan pupuk organik.

"Loh kok di campur tinta gitu pa" Bian merasa aneh karena Vandesh sekarang sedang mencampur tanah bersama dengan tinta hitam yang biasanya untuk dia ngeprint.

"Bilang aja ini pupuk kadangnya" Vandesh melakukan itu karena dia pikir kan pupuk kandang identik warna hitam jadi ya hitamin aja tanahnya.

"Ohh pupuk kandang itu, kayak gitu ya pa? Bukannya pupuknya di buatin kandang gitu jadi pupuk kandang?" Vandesh terhenti dari aktivitas campur mencampurnya saat mendengar ucapan dari anaknya. Pantas saja dia sedari mencari kayu-kayu kecil ternyata untuk membuat kandang pupuk.

"Hahahaha" tak tahan Vandesh pun melepaskan tawanya melihat kebodohan sang anak. Sepertinya sewaktu sekolah dia tidak bodoh-bodoh banget deh tapi kenapa anaknya bodoh campur bloon. Ini pasti gen dari mamanya Bian -pikir Vandesh.

"Heh, mana ada pupuk di kandangin, kamu tuh papa kandangin" ucap Vandesh setelah selesai mencampur pupuk tersebut dan menggunakannya untuk menanam bunga kaktus ke dalam pot. Gurunya Bian tidak mengatakan bunga yang harus di bawa kan. Toh kaktus warnanya hijau cocok dengan temanya "green school" di tambah kaktus bunga yang sangat mandiri, bahkan bisa tumbuh tanpa kasih sayang.

"Ya udah ayok masuk ah kamu nih buat hal aja malam-malam" Vandesh mengajak Bian kembali ke dalam karena sudah selesai.

"Iya maaf, namanya lupa pa" jawab Bian sambil berjalan.

"Heh, jawab mulu kalo di bilangin"

"Iya"

"Jangan iya-iya aja, jangan di ulangi lagi"

"Gak janji pa, namanya manusia pa lupa kan manusiawi"

"He memang dasar kamu ya jawab mulu, kalo di nasehati gak pernah dengerin masuk kuping kanan keluar naik angkot"

"Bian gak pernah naik angkot pa"

"Diem kamu" Bian mengerucutkan bibirnya saat mendengar sentakan sang papa.

"Besok ada pr lagi gak?" Tanya Vandesh saat keduanya sudah berada di kamar.

"...."

"Bian, besok ada pr gak? Nanti lupa-lupa lagi" tanya Vandesh lagi.

"...."

"Heh kalo di tanya orang tua tuh jawab, jangan diem-diem aja" Vandesh mulai kesal.

"Ihh tadi katanya suruh Bian diem, pas Bian diem di suruh jawab mau papa apa sihh ihh kesell"

Fix. Bian anak pungut -pikir Vandesh

"Kamu tuh ngeselin, udah jawab ada pr gak?"

"Nggak pa, kan baru mulai belajar jadi belum ada pr"

"Ya udah tidur cepet ayok ah"

"Peluk"

"Heh, iya nih cepet tidur, awas aja besok di bangun susah papa siram kamu" Vandesh memasukkan Bian ke dalam pelukannya.

"Ihh orang tua kok kejam sekali anda" Keluh Bian saat sudah berada di pelukan hangat sang ayah.

"Orang tua kejam ini yang tadi tengah malam ngorek-ngorek tanah sama nanam bunga karena anaknya yang rada bege" nyindir ceritanya gais.

"Hihi iya maaf papa ututu sayangnya Bian ngambek ihh" Bian mendusalkan wajahnya di dada sang papa. Walaupun dia tidak mengerti arti bege itu apa asikin ajalah ya kan.

"Dihh pinter banget ngerayunya" gumam Vandesh yang sudah memejamkan matanya.

"Selamat tidur papanya Bian" lirih Bian yang sudah hampir menjelajahi pulau impian.

Akhirnya anak dan papanya ini bisa tidur juga.

-----
TBC

Okeeyy selesai, sampai ketemu di chpt selanjutnya 😉

Jangan lupa tinggalkan jejak yak mantemaku 🤗

Maapkeun kalo typo betebaran yak manteman xixi

14.10.22

Continue Reading

You'll Also Like

9K 1K 17
[Spin off Our House] Ini tentang sakitnya Gemilang. Gemilang, si anak ceria yang perlahan kehilangan senyumannya, si anak baik yang perlahan mulai me...
10.5K 1.3K 72
[ END + SEBAGIAN DI ROMBAK + SEBAGIAN REVISI + NEW VERSION ] "Dijodohkan dengan pria dari masa kecilnya, apakah ini takdir atau hanya permainan semst...
90.8K 1.7K 43
kia melakukan kesalahan, karena telah menabrak nita ibu dari Bean hingga membuatnya koma,yang menyebabkan kia Andrian putri terjebak dengan putra Sin...
74.4K 6.5K 51
[END] DON'T PLAGIARIZE ‼️‼️❌❌ Hanya tentang Yeonjun yang selalu bersabar dengan kelakuan sang adik 🐻🦊 |Brothership| |Family| 💢Minim konflik Star...