Tolong vote ya
.
Typo tolong tandai
.
.
~o0o~
"Apa maksudnya ini?" Mereka semua berucap secara bersamaan. Walaupun tidak menggunakan nada tinggi, Hikaru yakin mereka terkejut.
"Kita bahas ini nanti. Entah mengapa aku merasa bahwa orang ini sebenarnya tidak mengincar kita." Mereka setuju dengan ucapan Riko. Namun, apa yang terjadi pada Hikaru saat ini, membuat mereka sedikit bimbang.
Mereka terus menatap kearah kertas itu. Sebenarnya apa yang orang itu inginkan, dan apa hubungannya dengan mereka.
"Apakah dia dan kita memiliki musuh yang sama?" Tanya Regan.
"Tidak mungkin, bahkan tidak ada yang tau jika Deon adalah orang terpandang, jika bukan karena ayahnya yang menyembunyikan identitas mereka." Penjelasan Rekha membuat mereka kembali berpikir.
"Atau mungkin orang yang kita benci dan juga orang itu benci?" Oke, spekulasi itu cukup untuk membuat mereka juga berpikir demikian.
"Memangnya siapa orang yang kita benci?" Tanya Deon dengan wajah polosnya.
Mereka semua mulai berpikir, siapa orang yang mereka benci. Dan pasti itu adalah orang yang sama, atau memiliki hubungan keluarga.
"Axel siapa yang kau benci dan ingin kau musnahkan?" Entah mengapa pertanyaan itu terucap begitu saja dari mulutnya Andi.
Axel mulai berpikir sejenak, lalu menjawab dengan datar. "Maria Caroline."
Masih ingat dengan Maria, sosok wanita yang gagal menjadi seorang ibu bagi Axelio. Yang bahkan, sampai sekarang wanita itu terlihat tidak merasa bersalah sama sekali.
Andi mengangguk samar. Lalu tatapannya mengarah pada Regan. "Lalu Regan, siapa yang paling kau benci?"
"Della Caroline. Aku sangat ingin menghilangkannya dari muka bumi ini." Ucap Regan dengan nada yang terdengar geram.
"Lalu Deon?"
Deon mengerti, dengan santainya dia menjawab. "Ren Caroline, yang saat ini menjadi kepala keluarga Caroline."
Mendengar ucapan Deon, semua orang tentu saja terkejut, entah masalah apa yang diperbuat oleh pria tua itu padanya.
Dan untuk terakhir Andi bertanya pada Hikaru. "Dan kau Hikaru?"
Terlihat kilatan dendam di mata Hikaru. "Seluruh keluarga Caroline."
Mendengar jawaban dari Hikaru, mereka semua mulai berpikir dengan jawaban dari yang lainnya juga.
Semua orang terkejut pada keluarga Caroline, bahkan yang sudah menjadi korban adalah Hikaru. Lalu apakah orang itu?
"Apakah orang itu juga punya dendam terhadap keluarga Caroline?" Mereka semua melihat kearah Axel.
"Kemungkinan besar orang itu memang memliki dendam. Namun, sepertinya orang itu benar-benar ingin memusnahkan keluarga gila ini." Benar apa yang dikatakan oleh Sofia, orang ini sampai meminta mereka untuk tidak ikut campur dengan cara yang tidak biasa.
"Begini saja, hentikan rencana balas dendam kalian saat ini." Axel, Regan dan Deon tentu saja tidak setuju mendengar usulan dari Riko. Mereka sudah bekerja keras untuk balas dendam ini.
Riko yang melihat raut wajah tak suka dari ketika temannya itu, segera menimpali ucapannya. "Hei, dengarkan dulu. Batalkan rencana kalian untuk satu Minggu ini, kita lihat apa yang akan dilakukan oleh orang itu terhadap keluarga Caroline. Jika hal ini tidak berjalan sesuai ekspektasi, maka lanjutkan rencana kalian."
"Jika sesuai ekspektasi?" Pertanyaan yang tepat di ajukan oleh Hikaru.
Riko tersenyum tipis, dia tau jika akan ada yang bertanya demikian. "Kita cari siapa orang itu. Dan apa tujuannya menghabisi keluarga Caroline."
Senyuman itu, terlihat seperti sebuah ancaman. Sekarang mereka tau mengapa tidak boleh bermain-main dengan seorang pelawak. Seorang pelawak itu, lebih kejam daripada seorang mafia.
"Sudahlah, kalian kesini untuk bersenang-senang, bukan untuk memikirkan kertas ini." Mereka mengangguk setuju dengan ucapan Axel.
"Hm, apa yang akan kita lakukan? Ini masih pagi." Mereka semua berpikir untuk melakukan kesenangan.
"Ayo memancing." Usul Rekha.
"Ide bagus, bagaimana jika memancing di sungai belakang mansion ini." Usul Andi.
"Di belakang mansion ada sungai?" Tanya Regan penasaran.
"Ada, bagaimana kalian mau? Jika tidak ingin memancing, kita juga bisa piknik di sana, karena di sekitar sungai ada taman kecil yang sengaja ku buat." Ucap Axel.
Mereka semua tersenyum bahagia. Ini pertama kali mereka menghabiskan waktu bersama. Biasanya mereka akan sibuk jika diluar, mereka akan bersama saat di kampus saja.
"Oke ayo!" Semangat dari Deon membuat mereka semua juga bersemangat.
"Ada beberapa camilan dan juga cake, akan ku siapkan. Untuk buahnya, nanti kita ambil dari kebun."
Sofia dan Rekha membantu Andi menyiapkan camilan untuk piknik, Riko dan Deon membantu Regan memetik buah di kebun. Sedangkan Axel, dia membawa Hikaru kekamar untuk mengganti pakaian.
Setelah semuanya selesai mereka berjalan menuju sungai belakang mansion. Sungai itu tidak jauh, mereka hanya perlu melewati jalan setapak yang di kelilingi pepohonan yang rindang.
"Waah, tinggi sekali pohon-pohon disini." Ucap Sofia kagum.
"Hm, sangat terawat." Sahut Rekha.
Hingga akhirnya mereka sampai di sebuah Padang rumput yang cukup luas. Disana terdapat sungai yang mengalir dengan indah.
"Tidak ku sangka, ada tempat seindah ini." Monolog Riko.
Mendengar ucapan Riko, Axel terkekeh kecil. "Ini adalah tempat favorit ibuku."
Mereka semua tersenyum tipis, menikmati keindahan yang sangat besar ini. Tenang, satu kata yang bisa mereka ucapkan.
"Ayo, kita cari tempat untuk piknik." Ucap Rekha.
"Sepertinya di sana bagus." Mereka melihat kearah Sofia menunjuk tempat yang sejuk.
Sofia, Deon, Rekha dan Hikaru, bertugas menyiapkan makanan untuk piknik. Sedangkan Axel, Andi, Regan dan Riko, mereka sedang mencari tempat untuk memancing. Tempat yang mereka cari sedikit jauh dari lokasi piknik.
"Disini sepertinya bagus." Ucap Regan.
Mereka semua mengangguk setuju, tentunya kecuali untuk Andi. Dia merasa bahwa tempat pilihan Regan ini tidaklah strategis. Namun, biarkan sajalah, mereka masih belum berpengalaman.
Mereka semua menyiapkan alat pancing mereka, Andi mencari tempat yang menurutnya strategis untuk mendapatkan ikan. Dan akhirnya mereka hanya mengobrol dan menunggu ikan memakan umpan mereka.
10 menit telah berlalu, dan ketiga pemuda itu sudah merasa bosan. Berbeda dengan Andi yang sedang nostalgia.
Hingga akhirnya, Regan sudah tidak tahan lagi, pemuda itu berdiri dan berkata. " Ayo kita pindah tempat."
"Ha?" Riko dan Axel menatap Regan.
"Kita memancing di dekat tempat piknik saja." Mendengar ucapan Regan, Riko dan Axel segera berdiri.Berbeda dengan Andi yang masih fokus dengan alat pancingnya.
Regan menghampiri Andi dengan perlahan, pria itu mengambil tempat yang sedikit jauh dari mereka.
Andi yang melihat Regan berada disebelahnya, hanya menampilkan raut wajah bertanya. "Andi ayo pindah." Ucap Regan santai.
Andi melotot tak percaya mendengar ucapan ringan dari Regan.
"Bocah asu!" Umpat Andi kesal. Ketiga pemuda itu terkejut saat Andi berteriak di hadapan Regan. Disaat seperti ini Axel merasa bahwa dirinya tidak bisa membantu sepupunya itu.
"Mancing gek 10 menit neng kene lo. Nek ra oleh we lumrah, nko nek wes sejam opo rong jam, we pindah! Lo wong gek 10 menit do geger pindah! Mancing we menguji kesabaran! Raiso sabar rasah mancing!"
Andi langsung meninggalkan Regan setelah mengomel. Sebenarnya Andi tidak sadar bahwa apa yang di ucapkan olehnya tadi tidak dimengerti sama sekali oleh Regan.
Regan yang terkejut, berjalan mendatangi Axel dan Riko. Dapat Regan lihat kedua temannya itu juga terkejut.
"Axel." Panggil Regan.
"Hm?"
"Apa yang di ucapkan oleh Andi tadi? Mengapa terasa sangat menusuk?" Pertanyaan Regan membuat Axel terkekeh.
"Kau yakin ingin tau?" Tanya Axel.
"Beritahu saja Axel, aku juga ingin tau." Riko juga ingin mengetahui terjemahan bahasa yang terdengar asing itu.
"Baiklah." Tatapan Axel menatap kesal kearah Regan.
"Anak anj*ng!" Umpatan itu membuat Regan dan Riko terkaget-kaget.
"Mancing baru 10 menit di sini loh, kalau gak bisa ya biasa, nanti kalau udah sejam atau dua jam, ya pindah! Lah orang baru 10 menit udah geger pindah! Mancing ya menguji kesabaran! Gak bisa sabar ya gak usah mancing!" Axel menirukan Andi dengan sangat jelas.
"Itu artinya?" Tanya Regan yang sudah sadar dari keterkejutannya.
Axel mengangguk, walaupun tidak terlalu mengerti, setidaknya dia tau. Karena Axel selalu di marahin oleh Andi seperti itu, dia sudah biasa.
"Sudahlah, ayo kita kembali." Akhirnya mereka kembali ketempat piknik, tanpa membawa seekor ikan pun.
Sepanjang jalan Axel dan Riko selalu saja menggoda Regan. Mereka terus mengejeknya dengan mengatakan bahwa Andi akan merajuk padanya.
Mereka pun akhirnya sampai di tempat piknik. Namun, yang membuat terkejut adalah, mereka yang melihat serigala putih di antara Hikaru dan Andi.
Riko dan Regan tentu terkejut, namun tidak untuk Axel. Dia malah tersenyum lembut saat melihat serigala Putin itu.
"Loudi kemari!" Serigala putih itu yang mendengar suara sang tuan, dengan cepat berlari kearah Axel.
"Auuuu wuu." Aungan dari serigala jantan itu, membuat semua orang terkejut.
"Kau senang hm?" Serigala itu mengibaskan ekornya dengan cepat sebagai tanggapan dari pertanyaan Axel.
"Kemari semua, kita makan." Panggil Rekha.
Semua orang berkumpul di atas karpet piknik itu. Mereka menikmati makanan dan buah yang dibawa.
"Axel, ini serigala mu?" Tanya Deon.
Axel mengangguk, ia membiarkan Loudi pergi bermain. Tempat ini juga termasuk tempat bermain untuk serigala putih itu.
"Namanya Loudi." Ucap Axel.
Mereka kembali kepada kegiatan piknik. Suara canda tawa yang bahagia itu, terasa sangat hangat. Axel belum pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Dunia baru ini membuatnya merasakan hal-hal yang membahagiakan.
Senyuman tulus yang baru Axel tunjukkan di dunia ini, terbit dengan hati yang bahagia. 'Terimakasih semua, aku akan berusaha untuk kalian.'
______________________________________
Hai semua up seperti biasa, emm minta vote nya dong~ 🥰🥰🥰🥰
Biar semangat bikin ceritanya.
Arigato gozaimasu 🥰🥰🥰🥰