Sesuai kesepakatan bersama, sepulang sekolah mereka berempat langsung menuju ke lapangan indoor untuk berlatih bertanding Minggu depan.
"Yang lain mana?" Ucap Satya ketika pandangannya menyeluruh ke setiap sudut lapangan yang hanya diisi oleh anak-anak ekstrakulikuler cheerleaders saja.
Vano yang tadinya memainkan handphonenya seketika mendongakan kepalanya mencari teman-teman tim basketnya "masih otw kali"
Bima bergumam sebentar "kasih tau digrup van, gue bakal umumin lewat speaker sekolah" setelah berucap demikian, cowok itu langsung pergi menuju ke TU sekolah, sedangkan Vano sendiri mengumumkannya lewat grup basket.
sepeninggalan Bima, Satya pun mengambil tas Bima yang tergeletak dilantai sambil meneruskan jalannya menuju ke ruang ganti yang berada disisi lapangan bersama Rey dan Vano yang sudah terlebih dahulu memasuki ruangan dipojok lapangan. karena hanya berlatih saja, mereka hanya mengganti seragam mereka menggunakan kaos oblong yang sengaja mereka bawa dari rumah. sedangkan celananya masih menggunakan seragam.
Vano melihat Rey yang masih melipat seragamnya pun berceletuk "ntar kalo lo gak kuat jangan dipaksain"
"iya"
"minum obatnya, biar gak tepar dilapangan" Satya yang sudah berdiri diambang pintu ikut berceletuk. "btw, ada cewek lo Rey"
Rey segera mendongak kearah Satya yang sedang mencodongkan kepalanya ke lapangan "mana?" tanyanya sambil berdiri menghampiri Satya yang masih senantiasa diambang pintu.
"tuh, lagi latihan sama Cacha" karena pintu yang masih dihalangi oleh tubuh Satya, segeralah Rey mendorong tubuh itu dengan keras begitupun dengan Vano setelah mendengar namam kekasihnya juga disebut. "sialan"
tanpa membalas umpatan dari Satya, mereka berdua keluar dari ruang ganti menuju ke salah satu bangku agar lebih leluansa melihat anak cheerleaders berlatih sambil menunggu anak basket yang lain tiba. Agatha yang merasa dilihat segera mengalihkan pandangannya ke arah bangku yang disana Rey dan Vano duduk. Agatha segera menepuk pundak Cacha "pacar lo"
Cacha yang meneguk air putih dari tumbler ikut melihat ke arah bangku, cewek itu melambaikan tangannya ke arah Vano. cowok mana yang tidak senang diperlakukan seperti itu, segeralah Vano tersenyum lebar "semangat ayangku!"
"hehhe makasihh kak!"
Agatha terkekeh lalu mengepalkan tangannya ke arah Rey "semangat!"
Rey tersenyum lalu mengangguk sambil ikut mengepalkan tangannya "semangat juga"
setelahnya mereka berempat segera memutuskan kontak ketika anggota basket yang lain memasuki area lapangan, Satya yang baru saja mengambil bola basket dari gudang pun mendekati Rey "barusan dateng mereka?" Rey mengangguk saja, karena ia tahu apa yang akan dilakukan temannya itu.
Satya segera mendekati gerombolan yang baru saja tiba "buruan ganti terus pemanasan"
"ini latihannya sampai jam berapa?" tanya Oji, cowok kriting berkulit sawo matang yang hobi sekali memakan yupi.
"jam 4an mungkin, kenapa emang?"
Oji menggeleng "gue ada janji sama bunda gue jam 5 sore ini"
"yaudah, buruan ganti terus pemanasan" ucap Satya yang langsung diangguki anggota yang lain.
Bima yang telah mengganti pakaiannya segera menghampiri Rey yang tengah pemanasan berdua bersama Vano di tengah lapangan "Rey, ntar pembagian kelompoknya lo yang handle" Rey mengangguk.
tak lama kemudian anggota basket pun keluar dari ruang ganti lalu mereka segera berjalan ke tengah lapangan untuk melakukan pemanasan yang dipimpin oleh Rey, untuk mencegah terjadinya cedera ketika bermain basket nantinya. dimulai dari berlari keliling lapangan 3 kali sampai pushup 20 kali. barulah Rey membagi kelompok basketnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNANDO
Teen FictionReynando Demian Stevano Winata Remaja yang akrab di sapa Rey ini adalah cowok tampan yang sangat digemari oleh kalangan siswi di sekolahnya. Kegemarannya adalah bermain basket dan pelajaran fisika. Selain menjabat sebagai ketua OSIS, remaja ini juga...
