Awas typo....
Kini Rey dan ketiga sahabatnya tengah berjalan menuju ke area parkir kafe setelah berpisah dengan keempat cewek mereka.
"Rey, gue sama yang lain mau nginep ke rumah Lo gapapa kan?" Tanya Bima sambil memakai helmnya.
"Gapapa"
"Eh, tapi anterin gue balik ke sekolah dulu. Buku fisika gue ketinggalan" ucap Vano dengan cengiran tak berdosa.
"Jadi cowok repot amat hidup lo" cibir Satya yang sudah menyalakan mesin motornya.
"Ya maaf, mau kagak nih?" Tanya Vano kepada teman-temannya.
"Yaudah-yaudah, buruan" lerai Bima yang sudah mendahului mereka keluar dari area parkir, yang lainnya pun ikut menyusul dari belakang.
Mereka berempat pun mengendarai motor dengan kecepatan normal, kadang juga Vano mengendarai sepedanya sedikit mengebut untuk menyalip Bima yang sudah ada dibarisan paling depan.
Keadaan jalanan cukup ramai, karena hari yang mulai petang, bersamaan dengan orang-orang yang bekerja sudah mulai keluar dari area kantor menuju ke rumahnya masing-masing.
Setelah beberapa menit, mereka berempat langsung memasuki gerbang sekolah yang masih terbuka sedikit. Sesampainya di area parkir, Vano segera turun dari motornya dan langsung lari menuju ke kelas.
Sedangkan Rey,Satya dan Bima menunggu di parkiran sambil bermain ponsel diatas motor.
"Loh? Kalian kok ke sekolahan lagi?" Tanya pak Amir, satpam sekolah yang kenal betul dengan keempat cowok tersebut.
Satya menoleh, lalu mengangguk singkat "lagi nunggu Vano pak, bukunya ketinggalan"
"Owalah, kirain mau nginep"
"Yakali nginep di sekolahan sama mbak Kunti pak" gurau Bima ikut menyahuti.
"Hehe, yaudah. Bapak keliling dulu, soalnya masih ada yang belum pulang dari tadi" pamit pak Amir lalu melenggang pergi meninggalkan mereka bertiga.
Tak lama kemudian, Vano kembali dengan 3 buku tebal ditangannya. Tanpa basa-basi ia langsung memasukan bukunya ke dalam tas yang tadi sempat ia taruh diatas motor.
Setelah itu, Vano menyampirkan tasnya ke punggung dan segera memakai helmnya kembali.
Cowok itu langsung menyalakan mesin motornya yang membuat ketiga sahabatnya tersadar akan kehadiran dirinya.
Sebelum mereka melesat pergi dari area parkir, dengan reflek Bima mengangkat tangannya agar sahabatnya ikut berhenti sebentar dan mematikan mesinnya kembali.
"Kenapa bim?" Tanya Satya dibalik helm fullface nya.
Bima mengangkat dagunya menunjuk salah satu objek "itu bukannya anak OSIS?" Tanyanya yang mengarah ke arah koridor yang disana terlihat ada 8-10 siswa berjalan kearah tempat parkir.
"Itu ada Kavin,Rion sama yang lainnya tuh" Vano ikut menyetujui.
"Lah, mereka gak pulang?" Tanya Satya dengan menaikan salah satu alisnya.
"Biarin kesini dulu, trus kita tanyain langsung" jawab Rey tenang.
Mereka berempat pun menunggu diatas motor, sambil tatapan mereka tetap mengarah ke satu objek yang tadi ditunjuk oleh Bima.
Hingga yang ditunggu pun datang, Satya lebih dulu membuka helm nya agar terlihat oleh mereka yang sedang berada diarea parkir.
"Kalian ngapain masih di area sekolah sore sore begini?" Tanya Satya to the point.

KAMU SEDANG MEMBACA
REYNANDO
Teen FictionReynando Demian Stevano Winata Remaja yang akrab di sapa Rey ini adalah cowok tampan yang sangat digemari oleh kalangan siswi di sekolahnya. Kegemarannya adalah bermain basket dan pelajaran fisika. Selain menjabat sebagai ketua OSIS, remaja ini juga...