Awas typo....
Ditengah perbincangan mereka berenam, tanpa izin Rey beranjak dari tempatnya yang mengundang atensi teman-temannya mengarah ke arahnya.
"Mau kemana lo?" Tanya Vano yang terlihat penasaran dengan tingkah Rey.
Rey menatap datar Vano, lalu menjawab seadanya saja, "jemput Agatha"
"Gue ikut"
Satya makin dibuat bingung oleh kedua temannya ini, "Kalo lo mau ngapain bim?" Tanya Satya yang melihat Bima ikut berdiri disamping Rey.
Bima melirik sebentar untuk membenahi jaketnya, "Sama kayak Rey"
"Jemput Agatha juga?!" Tanya Vano kaget.
"Gue masih mau idup kali" ucap Bima sambil melirik Rey "lagian gue udah punya Kyara"
"Lah terus? Ngapain lo ikut Rey?"
Bima berdecak kesal lantaran temannya tak mau berhenti untuk bertanya. "Nunggu Kyara"
"Eh anjir, ngapain tiba tiba pacar kalian kesini ?" Vano terkekeh saking herannya melihat kedua temannya yang tiba-tiba saja ingin menyusul pacar mereka.
Rey menatap aneh Vano, ia menaikkan salah satu alisnya "Gak boleh?" tanyanya datar, yang membuat Vano langsung menggaruk lehernya.
"Selow.. gue cuma tanya doang kali"
"yaudah"
Kemudian Rey melenggang pergi meninggalkan Bima yang masih berkutat pada ponsel yang ia pegang, pemuda ia berniat menunggu pacarnya beberapa menit lagi akan tiba di seberang kafe. Sedangkan dua pasang sejoli yang dari tadi bingung pun kembali mengobrol.
"Kak Rey sifatnya sama aja ya, gaada bedanya" Cacha berkomentar setelah tidak melihat keberadaan kedua pemuda tadi.
Vano menggeleng pelan "sebenarnya gak juga, tapi emang begitulah sifat dia."
Bima yang akan menyusul Rey hanya terkekeh, "tenang aja Cha, dia baik kok."
"Hahahaha, masih mending dia masih mau ngobrol kan? tunggu aja kalau dia ketemu sama Agatha." Ucap Aurel yang membuat Cacha memandangnya bingung.
"Agatha kelas 11ipa2 ?" Aurel mengangguk, "Kenapa emangnya?"
"Lihat aja ntar, lo pasti kaget."
"Lihat aja nanti sayang, Rey itu baik tapi ketutup dengan sifat cuek nya" Vano mengelus rambut Cacha yang tengah kebingungan dan kemudian tersenyum menanggapinya.
Bima melihat notifikasi-nya sekilas, "gue jemput Kyara dulu" kemudian pemuda itu keluar dari area kafe untuk menjemput pacarnya diluar sana.
Terlihat didepan sana Kyara tengah berdiri disamping Rey yang sama sekali tidak menatapnya sama sekali. Bima menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan sifat Rey seperti tembok berjalan. Tanpa menunggu lama, Bima segera menghampiri kedua orang tersebut.
"Rey, lagi nunggu siapa?" Kyara mencoba untuk bertanya ke Rey yang sepertinya ogah-ogahan.
"Agatha"
Kyara mengangguk, lalu melontarkan pertanyaan lagi yang membuat Rey berdeham. "Gak nunggu didalem aja? Bima nya ada didalem kan?"
"Lo-"
"Kyara" panggil Bima memotong omongan Kyara.
Gadis itu segera menengok ke belakang lalu sumringah melihat pacarnya yang mendekatinya, ia segera memeluk Bima dengan erat. "Kenapa gak nunggu di dalam aja sih? Padahal mau aku samperin"
"Jadi gak mau nih, dijemput?" Bima sedikit mengerucutkan bibirnya.
Kyara terkekeh pelan lalu mencubit pelan pipi Bima, "Mau lah sayang.. gitu aja ngambek kamu"

KAMU SEDANG MEMBACA
REYNANDO
Teen FictionReynando Demian Stevano Winata Remaja yang akrab di sapa Rey ini adalah cowok tampan yang sangat digemari oleh kalangan siswi di sekolahnya. Kegemarannya adalah bermain basket dan pelajaran fisika. Selain menjabat sebagai ketua OSIS, remaja ini juga...