抖阴社区

chapter 18

441 35 1
                                    


setelah semalaman kemarin adu mulut dengan mamanya, Rey mau tak mau menuruti perintah Bella. Padahal Sabtu ini ia harus mengerjakan kisi-kisi untuk olimpiadenya besok, namun mau bagaimana lagi? Bella kali ini perintahnya tidak mau untuk dibantah. mumpung hari ini libur, jadi dirinya tidak perlu membuat surat izin untuk dititipkan ke pos satpam. 

sarapan kali ini begitu hening, mungkin masih marah dengan Rey yang tak mau menceritakan penyakitnya selama ini. Bella mendongak menatap piring Rey yang dimakan hanya separuh piring "kenapa gak dihabisin?"

"kenyang"

"makan yang banyak, kemo nanti kamu pasti lemes" perintah Bella menatap Rey yang sepertinya sudah eneg melihat nasi diatas piringnya "lauknya aja yang dihabisin trus minum obat"

"ma, besok Rey ada olimpiade. bisa ditunda dulu gak?"

Bella menatap anaknya kesal "siapa pembimbingmu? sini mama telpon"

"Bu Diana" jawab Rey sedikit takut dengan tatapan mamanya "ma-"

"diem, mama mau izin ke guru mu"

Rey menatap David yang hanya diam saja tak menanggapi "pa, tunda aja" tak ada jawaban, ia melihat mamanya yang mengobrol serius melalui telepon, mungkin Bu Diana yang sedang diajaknya bicara.

Sam yang melihat Rey berusaha untuk menghindar dari kemoterapi hanya bisa diam saja, karena ia tau sendiri dulu Rey semenyedihkan apa waktu kemoterapi terakhir kali. "ntar habis kuliah, abang langsung ke rumah sakit"

"bang-"

"nurut aja, biar cepet sembuh"

Rey berdecak "sakit bang, gue gak kuat" lalu cowok itu langsung mengambil tisu ketika merasa ada cairan yang ingin keluar dari lubang hidungnya.

"bang? pa, bang Rey mimisan!" panik Alea yang membantu abangnya itu membersihkan darah-darah yang terus keluar dari hidungnya "ke kamar mandi bang"

Sam membantu menyingkirkan makanan yang berada diatas meja makan agar tidak terkena darah, sedangkan David menuntun anaknya ke kamar mandi untuk membersihkan darah yang sudah menodai kaos Rey. 

Bella yang mendengar keributan dari arah dapur segera datang setelah mematikan sambungan telepon "Astaga! darah apa ini?" tanyanya panik karena melihat darah yang tercecer dilantai begitu banyak.

"bang Rey, ma" Alea menunjuk kamar mandi yang berada di bawah tangga "mimisan"

segeralah Bella dengan khawatirnya menyusul ke kamar mandiri yang disana Rey bertelanjang dada karena David menyuruh anaknya untuk melepas pakaian yang penuh bercakan darah agar segera dicuci. "gimana, mas? udah mendingan?"

David menoleh sambil mengangguk "udah berhenti" jawabnya memberikan handuk kepada Rey "sana ganti baju, biar papa yang urus ini"

"maaf pa"

"gapapa nak"

Rey keluar dari kamar mandi dibantu oleh Bella dan Sam yang menunggu didepan pintu, wajahnya yang langsung berubah pucat membuat Bella sebagai ibu merasa khawatir "kamu tidur disini dulu. Sam, ambilin adikmu baju" pintanya "Alea, ambilin obat bang Rey"

selagi yang lain mencarikan apa yang diperintah, Bella sendiri memijat kepala Rey yang sedari tadi bergumam pusing. "mama tadi udah diskusi sama Bu Diana kalau kamu diperbolehkan olimpiade secara online."

"ma"

"apa?"

Rey yang berbaring dipaha mamanya seketika membuka matanya agar bisa menatap mata Bella "maaf, Rey nyembunyiin ini semua, Rey cuma gamau ngerepotin kalian"

REYNANDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang