Change(?) ?|Jaemren?

Sorry for typo's
-
-
-

Jaemin membelalakkan matanya kaget, lalu ia tersenyum miring. Jaemin mendorong tubuh pria sipit itu dari atas tubuhnya.

"Ya. Aku menyukai nya, kenapa?". Jeno mengeraskan rahangnya marah, ia menatap istri muda nya itu dengan tatapan yang penuh dengan kemarahan.

"Kau-"

"Aku mencintai nya, menyayangi nya. Menyukai nya sejak pertama aku menapakkan kaki di apartemen ini" ucap jaemin dengan setiap kata yang di tekan kan. Iatersenyum miring melihat reaksi suami sipit nya ini.

"So?, Apa yang perlu kau marah kan? Kau tidak menyukai renjun bukan?" Lanjutnya dengan masih senyum miring.

"Tapi aku mencintaimu NA JAEMIN!" Teriak Jeno dengan dada yang naik turun menahan amarah.

"Kau mau tau dengan ku? Aku tidak mencintai mu atau tidak lagi" ucap nya. Entah kenapa sekarang Jeno ingin sekali meninju wajah pria kelinci ini.

"Aku heran dengan orang seperti mu jeno, kenapa bisa kau menyia nyiakan orang seperti renjun". Jeno mengepalkan tangannya hingga buku buku jarinya memutih.

"Kau tidak tau saja, setiap malam renjun menangisi dirimu, aku baru tau kau seberengsek itu Lee Jeno" lanjutnya lagi. Jeno yang awalnya marah kini tersenyum miring dan tertawa.

"Oh, jadi kau hanya kasihan kepada renjun huh?, Hahaha" ucap nya yang lantas membuat kemarahan jaemin naik ke ubun-ubun.

BUGH

Jeno tersungkur di lantai setelah jaemin melayangkan tinjuan ke rahang nya.

"Aku menyesal telah menikah dengan mu Jeno, asal kau tau, rasa bersalah ku pada eomma mu tidak pernah hilang. Dulu saat kita masih jadi sepasang kekasih aku sungguh merasa bersalah melihat eomma mu yang begitu menyedihkan" ucap nya dengan menggebu gebu dan mata yang berkaca-kaca.

Jeno bangkit dari acara tersungkur nya, ia menatap jaemin masih dengan kemarahan.

Ia melap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah menggunakan ibu jari nya. "Jadi kau menyesal?, Haha andai dulu aku mengikuti perkataan eomma ku" ucap Jeno dengan menunjuk nunjuk jaemin menggunakan telunjuk nya.

Jeno menyenggol bahu jaemin saat ia berjalan keluar kamar, dan membanting pintu itu dengan sangat kasar. Saat ia keluar ia melihat renjun di depan pintu kamar itu dengan tangisan nya, tapi ia hanya mengabaikan dan tetap berjalan keluar apartemen.

Jaemin memgusak rambutnya kasar dan berjalan keluar kamar.

"Renjunie" ucapnya dengan lirih dan hanya di balas isakan tangis oleh pria mungil itu.

Jaemin memajukan tubuh nya hendak memeluk renjun nya, tapi pria mungil itu malah berjalan mundur menjauh dari si pria kelinci.

Mata rubah nya mendongkak menatap pria kelinci di depan nya.

"Kalian bertengkar karena aku? Huks". Jaemin menggeleng ribut dan memajukan tubuh nya lagi ingin memeluk renjun nya, tetapi renjun tetap menolak, ia tetap berjalan mundur menjauh dari pria ini.

Ya, ia mendengar semua pertengkaran antara jeno dan jaemin. Itu membuat nya merasa menjadi orang yang paling jahat di dunia ini. Andai dulu ia tidak menerima perjodohan konyol itu. Pasti ini semua tidak terjadi.

"Renjun" jaemin memanggil renjun dengan suara berat nya.

"Huks, jangan seperti ini Jaem huks"

"Renjun, hey sayang, ini semua bukan salah mu dengar?" Jaemin mencubit dagu pria mungil ini dan menghadap kan wajah manis nya ke arah wajah nya.

Renjun menepis tangan yang berada di dagu nya, ia menggeleng ribut dan mengeras kan suara Isak tangis nya.

Ia berlari menuju kamar nya dan mengunci nya. Ia menghempaskan tubuhnya ke ranjang empuk itu dan mulai menangis kencang. Ia menenggelamkan wajahnya ke bantal agar dapat meredam suara tangisan nya.

Sungguh, ia merasa bersalah kepada dirinya sendiri.

Jaemin mengetuk ngetuk pintu kayu berwarna coklat itu berkali kali, tetapi pria mungil yang berada di dalam nya tidak kunjung membukakan pintu.

"Renjun, sayang dengarkan aku" ucap nya masih terus mengetuk ketuk pintu kayu itu.

"Renjun buka pintunya!" Jaemin menghela nafas, seperti nya renjun nya butuh waktu untuk ini semua.

TBC
______________________________________Hai💚, up selagi libur, ehe. Semua yg ad di cerita ini jngn di bwa ke real ya♡, aku tau kalian pembaca yang bijak.

See you♡
Janlup voment oke♡