I'm Only Meant to be With You

Ini aneh dan gila. Selama dua puluh tahun saya meneliti racun dan pengobatan, saya tidak pernah mendapati kondisi seperti ini.

Di buku kuno bahkan sampai buku terlarang manapun, kutukan Yang Mulia kaisar tidak pernah ditemukan. Dan kutukan yang hampir sama kini ada pada wanita yang ia nikahi, ratu kekaisaran utara.

Semuanya aneh dan tidak masuk akal. Selama hidup, saya tidak pernah menemukan kecocokan yang tidak masuk akal seperti ini. Ratu bisa mengonsumsi apa yang dikonsumsi kaisar begitupun sebaliknya. Yang lebih gilanya, mereka menikah dan tidur tanpa menimbulkan efek apapun satu sama lain. Justru setelah menikah, kondisi tubuh yang selama ini kuharapkan baru bisa terwujud. Saya sudah meneliti penyakit Yang Mulia kaisar sejak lama dan sudah mengetahui betul kondisinya.

Lalu kedatangan Junn dengan wajah berkerut waktu itu membuat jantungku hampir berhenti. Junn yang tidak memiliki emosi dalam situasi apapun tidak pernah seperti ini. Keadaan ini pasti lebih gawat seolah nyawa Junn yang menjadi taruhannya.

Ternyata benar, semuanya karena Yang Mulia ratu. Tidak ada seorang pun yang bisa membuat Yang Mulia kaisar sepanik ini selain ratu.

Saat saya memeriksa kondisi ratu, hal ini muncul di tubuhnya.
"Bukannya Yang Mulia ratu terkena kutukan langka sama seperti Yang Mulia kaisar? Kenapa bisa begini?"

Saya merasakan racun yang berada dalam setiap aliran darahnya tiba-tiba mengalir ke perutnya dan terserap sesuatu.
"Pantas saja, tubuh ratu sepertinya beradaptasi karena racunnya menghilang." saya mengatakannya dengan yakin, namun tiba-tiba racun yang terserap ke perutnya kembali menyebar ke seluruh tubuhnya dan berubah menjadi kuat.

"Junn, katakan pada dayang Yang Mulia untuk menambah dosis racun di setiap makanannya. Ini lebih buruk."

-
-
-

Entah apa yang terjadi. Pangeran Carles menyingkirkan semua yang menghalangi jalannya dan segera kembali ke istana. Ia memasuki salah satu kamar di istana pangeran dan melihat Lucc yang menangis.
"Papa!" ucapnya.

Ia memegang wajah Lucc yang sembab karena menangis. Anak itu tidak bisa diam dan terus melihat tangannya.
"Ada apa Lucc?"

"Waktu Lucc tidak banyak." Pangeran Carles bisa melihat jika tangan Lucc mulai memudar. Ia seperti akan menghilang.

"Lucc harus meyakinkan ibu. Jika tidak, ayah dan ibu tidak akan pernah bersama lagi. Lucc juga merasakan sesuatu yang berbahaya tengah mengincar ibu. Dia ingin memiliki ibu dan menghancurkan ayah." Pangeran Carles mengerti.

"Pakai ini dulu. Setelah ini, kita harus bekerja lebih keras lagi." ia memasangkan sapu tangan pada tangan kecil Lucc.

"Apa yang harus Lucc lakukan? Ibu mulai meragukan ayah, dan ayah juga tidak mengatakan yang sebenarnya. Paman Vin juga." Ia tidak tahu harus melakukan apa saat melihat Lucc mulai panik.

"Lucc, dengar! Semua akan baik-baik saja."

"Tidak akan baik! Kekuatan ayah lebih menakutkan dari dugaan kita. Di sana, ayah bahkan bisa menghancurkan empat kekaisaran karena kemarahannya."

"Lucc paling tahu sekuat apa ayah, semengerikan apa ayah, bahkan seberapa berharganya ibu untuk ayah. Ayah sangat menakutkan, bahkan untuk Lucc yang merupakan anaknya sendiri. Lucc tidak ingin melihat hal mengerikan itu untuk kedua kalinya. Paman Carly harus percaya padaku."

Air matanya sudah berderai. Hidungnya memerah dan matanya yang besar dan beriris hitam tampak berkaca-kaca lalu mengeluarkan air mata.
"Kita sudah sejauh ini, paman."