Ayah adalah pembohong.
Itu yang mereka pikirkan. Setelah Vincent, Carles, dan Giuss tiba-tiba menghilang, Lucc yakin jika ayahnya yang licik itu tengah menghukum mereka setelah insiden gambar itu."Jangan bermain dengan mereka untuk sementara waktu!" Meski Carlix mengatakannya dengan senyum, tapi nada suaranya benar-benar mengancam.
Lucy yang polos hanya mengangguk patuh seolah tidak terjadi apa-apa. Lucc mendengus memikirkannya, ia jadi meragukan hubungan kedua orangtuanya jika ayahnya saja sangat jahat dan licik. Apa benar ibunya jatuh cinta pada ayahnya yang buruk?
"Bagaimana cara mengetahuinya?" Ia melipat kedua tangannya di depan dada seraya mengedarkan pandangannya ke istana yang sepi. Lucc teringat sesuatu. Ia meraih sakunya dan melihat botol kaca kecil berisi ramuan berwarna bening seperti air.
"Ramuan kebenaran." Bisiknya.
Ia melirik ke kiri dan ke kanan, memastikan tidak ada orang yang melihatnya. Hari ini, Lucy tengah belajar bersama Count Alex Ragaz. Sementara Lucc memilih keluar karena bosan disana, ia juga tidak ingin bertemu Count Alex yang selalu usil dan menjahilinya."Lilyan! Apa akan membawakan teh untuk ibuku?" Lilyan Patricia, salah satu dayang permaisuri mengangguk.
"Yang Mulia akan bersantai di taman istana."
"Aku akan menunggunya disana. Katakan saja pada ibu, aku akan menunggu dan menemaninya minum teh."
Lucc langsung berlari menuju taman istana. Disana, ia sudah melihat perlengkapan teh yang sudah disiapkan. Lucc melihat beberapa pelayan disana.
"Pergilah! Aku akan menunggu dan menemani ibuku." Para pelayan beranjak dari sana meninggalkan Lucc dengan niat terselubungnya.
Anak itu menuangkan ramuan kedalam teh ibunya. Itu adalah ramuan kebenaran. Ia ingin mengetahui perasaan sebenarnya ibunya. Meskipun sangat menyayangi mereka, ibunya bersikap dingin dan acuh. Tidak seperti ayahnya yang memang dingin, namun sangat tergila-gila jika menyangkut ibunya.
"Kau disini? Lily mengatakan bahwa kau ingin minum teh bersama?" Eirine duduk dan menatap putranya yang sangat mirip dengan Carlix.
"Dimana Lucy?"
"Dia sedang bersama Count Alex." Jawabnya.
"Sudah lama ya, dan kau sudah terlihat besar. Apa ayahmu menghukummu lagi?" Tanyanya. Mata violetnya menyorot dengan lembut, meski suaranya tegas.
"Tentu saja tidak."
Lucc melihat ibunya yang menyesap tehnya dengan lembut.
'Maaf ibu' ucapnya dalam hati.
-
-
-Seandainya ada ramuan yang bisa menunjukkan sifat manja seseorang. Carlix benar-benar ingin melihat Eirine bersifat manja dengannya. Sayangnya, istrinya itu sangat dingin dan bahkan menggodanya dengan raut yang begitu berbahaya.
Carlix ingin melihat Eirine yang bermanja dan bersikap tergila-gila padanya. Sayangnya, istrinya tidak pernah melakukan hal itu.
"Tidak mungkin itu ada." Gumamnya.
Ia menatap ke arah taman. Disana, istrinya dan putranya Lucc sedang minum teh bersama. Mereka juga berbicara seperti sudah lama tidak menghabiskan waktu. Carlix berjalan mendekat dan melihat Lucc.
"Dimana Lucy?" Tanyanya
"Sedang bersama Count Alex." Carlix mengangguk hendak duduk, namun alangkah terkejutnya ia saat tiba-tiba tubuhnya ditubruk dengan kuat sampai ia terdorong ke belakang.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Only Meant to be With You
Historical Fiction"Ia ditakdirkan untuk menikah dengan kaisar agung dan menjadi permaisuri agung." "Jodohnya adalah seorang kaisar." "Yang Mulia Putri akan membawa kebahagiaan pada sebuah kekaisaran besar sebagai permaisuri agung, satu-satunya wanita yang akan menja...