🍓🍓🍓
•
•
•
Aliya menggerakkan jarinya, perlahan kedua matanya terbuka. Hal pertama yang ia tangkap adalah langit-langit kamar dengan nuansa putih. Hidungnya mengendus pelan, bau khas obat semerbak memenuhi paru-parunya.
"Chelseaa kamu udah sadar sayang! Syukurlah. Pah! Chelsea sadarr."
Suara lembut dari seorang wanita paruh baya masuk ke dalam gendang telinganya. Matanya melirik ke arah samping menatap sesosok ibu itu yang tersenyum bahagia menatap dirinya.
Tepat di samping beliau, seorang pria paruh baya mencondongkan tubuhnya ke arah Aliya.
Aliya mengerutkan keningnya heran, ia tak pernah mengenal dua sosok orang ini dalam hidupnya.
Bertemu saja seingatnya tidak pernah, lalu mereka ini siapa? Pikir Aliya. Dan lagi! Kenapa mereka memanggilnya dengan nama Chelsea. Jelas-jelas namanya itu Aliya, Kailee Fitri Aliya, bukan Chelsea.
Dan, bagaimana bisa saat ini ia terbaring tak berdaya di rumah sakit? Bukankah semalam sehabis membaca novel ia langsung tertidur pulas?
"Sisi, kamu haus?"
Aliya hanya mengangguk pelan menyetujui pertanyaan pria paruh baya itu. Karena sungguh tenggorokannya terasa kering saat ini. Pria itu tersenyum lalu mengambilkan segelas air putih yang berada di atas meja.
Perempuan yang duduk di sebelah ranjang Aliya berdiri membantunya agar duduk dengan benar. Setelah membantu Aliya, ia kembali duduk pada kursi lagi. Lalu pria itu mendekatkan gelas menuju bibir Aliya.
Glek glek glek!
Setelah tiga kali meneguk air putih, pria itu kembali menaruh gelas pada atas meja. Kini mereka menatap Aliya diam, dengan senyum yang tak pernah luntur.
Aliya yang merasa gugup dilihat seperti itu hanya bisa menunduk sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali.
"Saya dengar, kalian memanggil saya Chelsea, maaf yang kalian maksud Chelsea siapa ya? Yang jelas saya bukan Chelsea."
Aliya mengerjapkan matanya beberapa kali menatap kedua orang itu yang tak bergeming sama sekali. Sepertinya ia salah bicara? Atau mereka yang tak mendengar perkataannya tadi? Tapi Aliya yakin, ia cukup berkata jelas kepada mereka.
"Eumm, gini aja deh. Kalian kenal saya? Kalau iya, bisa beritahu nama saya siapa?"
Perempuan itu mendongak menatap sang suami dengan mata yang berkaca-kaca.
"C-chelsea hilang ingatan paaa."
"Eh-"
Aliya menggigit bibirnya menatap perempuan itu yang menangis tersedu-sedu dipelukan suaminya. Ia bukannya ingin membuat ibu cantik itu menangis, namun keadaan yang memaksanya untuk bertanya seperti itu.
Ia pribadi lebih bingung dengan sikon yang saat ini.
Banyak pertanyaan yang mengganggu pikirannya. Sekarang dimana? Kenapa ia bisa masuk rumah sakit? Kedua orang tua ini siapa? Kak Zahra dimana?
Lalu, kenapa mereka memanggil dirinya Chelsea? Dan kenapa tubuhnya terasa sangat ringan? Seingatnya ia sedikit berisi, tak sekurus seperti yang ia rasakan saat ini.
"Kamu lupa sayang? Kamu tidak ingat apa-apa? Kamu tidak mengenali ayah dan bunda?"
Aliya kembali berekspresi bingung. Aliya tak pernah memiliki sosok ayah dan bunda yang tampak awet muda seperti ini. Karena ayah dan ibunya sudah tua dan mereka sudah meninggalkan Aliya dan Zahra selama-lamanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Be The Antagonis Girlfriend [END]
Fantasy???????????? ????? ???????? ?? ?????? Kailee Fitri Aliya adalah seorang mahasiswi semester akhir penyuka makanan, lelaki tampan, dan mahir dalam bermain piano. Aliya membaca sebuah novel karangan kakaknya...