Pada pukul tengah malam, tepatnya jam 1 dini hari. Sonnya yang sedang tertidur, kini harus membuka matanya dengan paksa ketika seseorang masuk ke kamarnya dan membangunkannya dengan cara yang terbilang sangat kasar.
Dia adalah Leon, cowok dengan ketampanan wajah bak Dewa Yunani itu berdiri disebelah ranjang Sonnya sembari melipat kedua tangannya didada. Dia menatap Sonnya tajam sekarang, membuat yang ditatap merasa terintimidasi dan memilih untuk merubah posisinya menjadi duduk. Sonnya tak berani melanjutkan tidurnya kembali, kendati demikian matanya masih sulit untuk dia buka sekarang.
"Kenapa?" Sonnya bertanya serak, khas seperti orang baru bangun tidur.
"Bikinin gue mie, gue laper" kata Leon langsung, membuat kedua mata Sonnya melebar tak percaya. Tengah malam begini Leon datang ke kamarnya dan membangunkannya secara kasar hanya untuk dibikinkan mie? Yang benar saja laki-laki itu.
"Lo, kan, bisa buat sendiri? Kenapa harus bangunin gue, Yon?" tanya Sonnya tak mengerti. Padahal setaunya, bikin mie tidak sesusah itu. Caranya simpel dan sangat praktis, bahkan anak-anak saja mungkin bisa bikin mie sendiri.
"Gue males" jawab Leon. "Lagipula ada lo disini, nggak salah kan kalo gue minta bikinin lo mie didapur?" sambung cowok itu menyebalkan. Sonnya yang mendengar hal itu lantas membuka mulutnya, tercengang atas jawaban santai milik Leon barusan.
"Dikira gue babu lo apa, Yon? Lo bisa bikin sendiri, lagian juga gampang kan bikin mie. Masa lo nggak bisa dan harus nyuruh gue buat bikin, sih?" kata Sonnya tak habis pikir.
Leon tak menjawab, tatapan laki-laki berubah gelap setelahnya. Auranya benar-benar mencekam. Ruangan ini memang dingin, namun entah kenapa ketika ditatap seperti itu oleh Leon. Tubuh Sonnya mendadak panas, ia berkeringat dingin ditempatnya sekarang.
"Lo lagi cari mati, ya?" tanya Leon santai, namun dapat membuat seluruh badan Sonnya menegang ketika mendengarnya.
Dengan gerakan lambatnya, cewek itu menggeleng kaku. Dia mati kutu dihadapan Leon sekarang, rasanya sulit untuk menentang ucapan cowok itu lagi. Lidahnya kelu mendadak, hingga pada akhirnya Sonnya hanya bisa menurut pada cowok itu.
"I-iya, gue bikinin sekarang" cicit Sonnya kaku, cewek itu lekas berdiri dari atas ranjangnya. Membuat senyuman miring Leon mengembang, lihatlah baru diancam seperti itu saja Sonnya sudah tunduk langsung kepadanya.
"Benar-benar mengagumkan, gue suka sikap penurut lo itu" gumam Leon. Terdengar mengerikan dikedua telinga Sonnya sekarang.
~~°~~
"MIENYA YANG PEDES, YA!!" teriak Leon dari arah ruang tengah rumah besar tersebut.
"IYA!!" teriak balik Sonnya dari dapur sini.
Sekarang, Sonnya dengan segala peralatan memasaknya dan bahan-bahan untuk membuat mie sudah ada didapur berdesain megah ini. Semuanya sudah tertata diatas meja, kini Sonnya sedang memotong-motong sosis untuk dijadikan pelengkap dalam masakannya tersebut.
Gadis itu begitu telaten membuatnya, dia bahkan tidak melupakan sedikitpun langkah demi langkah yang harus dia lalui agar bisa membuat mie yang enak dan tentunya bisa menyelamatkan nyawanya sendiri dari amukan singa diruang tengah itu.
Berkutat dengan segala keperluan untuk membuat mie, Sonnya akhirnya sampai juga dalam tahap penyajian. Cewek itu menuangkan mie kuah suruhan dari Leon kedalam mangkuk yang sudah ia siapkan sebelumnya. Ia tersenyum sesaat setelah mie tersebut sudah berhasil ia taruh dalam mangkok tersebut. Usahanya tak sia-sia, semoga saja Leon suka dengan rasanya. Sonnya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membuatnya dan menurut gadis itu rasanya sudah pas sekali. Siap untuk dimakan Tuan Muda Leon Kavriza.

KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me (TAMAT)
Teen FictionSeseorang perlu merasakan penyesalan lebih dulu untuk mereka memahami apa artinya sebuah kehadiran.. ~~~???~~~ "Gue nggak bakal pernah nerima lo dengan baik dirumah ini" "Kenapa lo benci banget sama gue? Salah gue apa?" "Kesalahan lo cuma dua, lo la...