抖阴社区

Bagian 31

111 4 13
                                        

Sonnya membuka pintu rumahnya itu saat mendengar sebuah bel rumah berbunyi nyaring dari depan, pertanda ada tamu datang ke rumah papanya tersebut. Senyuman ramah milik Sonnya mengembang indah kala melihat siapa yang datang kemari. Dia adalah Jef, pelayan pribadi milik Leon yang selalu membantu segala keperluan cowok itu.

"Pak Jef ada apa, ya, datang kesini?" tanya Sonnya kebingungan, pasalnya jarang sekali ia berinteraksi dengan Jef bila tidak butuh-butuh amat bantuan dari pria paruh baya tersebut. Jadi kesannya terasa canggung sekarang.

"Mbak disuruh tuan besar buat pulang ke rumahnya sekarang juga" jawab Jef langsung, membuat salah satu alis milik Sonnya terangkat bingung.

"Papa Alan tau kalo aku disini sekarang, pak?" tanyanya yang dibalas anggukkan singkat dari Jef.

Melihat respon Jef barusan, gantian Sonnya yang mengangguk samar. Senyum tipisnya terulas, lalu berkata. "Ya udah kalo gitu, aku masuk dulu kedalam buat ambil tas"

"Baik, mbak" balas Jef, terdengar sangat tegas sehingga membuat Sonnya bergidik kala mendengarnya.

Tanpa berucap apapun lagi, cewek itu lantas bergegas untuk masuk kedalam rumah dan menaiki tangga guna mengambil tas miliknya disana. Sementara Jef menunggunya didepan pintu rumahnya ini. Tidak sampai memakan banyak waktu, Sonnya kini sudah kembali dengan tas sekolah berisi buku pelajaran dan satu lagi totebag yang berisikan seragam sekolahnya. Masih sedikit basah karena terkena hujan tadi saat dimasukkan kedalam totebag tersebut, namun Sonnya tidak bisa berbuat banyak sebab Jef sudah menunggunya di luar.

"Biar saya yang bawa, mbak" Jef menawarkan diri agar barang-barang yang ada digenggaman Sonnya beralih kedalam genggaman milik Jef. Namun cewek itu langsung menggeleng keras, menolak secara halus tawaran baik pria paruh baya tersebut.

"Enggak perlu, pak. Aku bisa sendiri, kok" ucap Sonnya seraya memamerkan gigi putih rapi miliknya kepada Jef yang kini hanya bisa mengangguk, menyetujui keputusan milik Sonnya sekarang.

Dua orang itu lantas melangkah kearah mobil pribadi milik keluarga Alan berada. Jef dengan segera membukakan pintu penumpang yang ada dibelakang untuk Sonnya, mendapatkan perlakuan seperti ini Sonnya jadi merasa tidak enak. Ia merasa seperti kurang sopan kepada pria itu.

"Makasih ya, pak" ujar Sonnya, kikuk sendiri.

~~°~~

"Balik juga lo ternyata, gue kira lo jadi nginep sama Basta di hotel"

Satu kalimat tajam itu, seketika menghentikan langkah kaki Sonnya untuk berjalan menuju kearah tangga. Dilihatnya sofa ruang tamu itu, ternyata ada sosok Leon yang sedang duduk disana sembari menatapnya sinis.

"Maksud lo?" tanya Sonnya pelan, merasa tidak paham dengan ucapan Leon barusan.

"Emperan toko. Lo enggak inget lo hampir berbuat bejat sama itu cowok?" sarkas Leon kemudian, tatapan laki-laki itu berubah tajam. Sarat akan sebuah kebencian mendalam kepada Sonnya.

Mendengarnya, Sonnya sempat tercengang beberapa detik. Otaknya mendadak mati karena ucapan tajam milik Leon barusan, apa seburuk itu dia dimatanya tadi?

"Gue nggak pernah ngelakuin hal apapun sama Basta.. dan persepsi lo tentang kita diemperan toko itu juga salah. Kita berdua cuma neduh, Leon!" tegas Sonnya, agar cowok itu tidak lagi mengira yang aneh-aneh terhadap dirinya.

"Gak ada yang tau mengenai semua itu, kalo tadi gue gak muncul disana bisa aja kan lo berbuat lebih sama Basta?" ujar Leon tetap menuduh Sonnya dengan berbagai prasangka-prasangka yang ada dari sudut pandangnya sendiri.

Sonnya menggeleng pelan kala mendengarnya, kedua mata cewek itu mulai memanas. Hatinya sakit kala dituduh seperti ini oleh Leon.

"Demi Tuhan, gue nggak segampang yang lo pikirin saat ini!" Sonnya masih berusaha sekuat tenaga membela dirinya sendiri dari segala tuduhan yang Leon layangkan untuknya.

Don't Leave Me (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang