抖阴社区

16. Failed

3.1K 572 81
                                        

Waktu yang selama satu tahun terbuang karena pertengkaran dingin memang tidak bisa dikembalikan. Mereka telah membuang satu tahun hanya untuk menelan keegoisan masing-masing.

Namun tidak ada yang menyesalinya. Karena dari pertengkaran itu mereka bisa belajar lebih mengerti satu sama lain. Kini, keempatnya tampak lebih dekat dibandingkan biasanya.

Tadi malam mereka menghabiskan waktu sampai larut malam dengan cemilan dan beberapa botol soju serta obrolan tentang satu sama lain yang sempat mereka simpan karena pertengkaran itu.

Hingga pukul 2 dini hari mereka memilih tidur di satu ranjang. Berniat untuk bangun lebih siang lalu pergi menghabiskan waktu di luar sepanjang hari.

Tapi niat untuk bangun terlambat sepertinya tidak bisa Jisoo lakukan ketika dia sangat terganggu dengan suara dering ponsel di meja nakas. Karena posisinya yang ada di pinggir ranjang membuat Jisoo terkena dampak dari suara benda pipih itu dibandingkan ketiga saudaranya yang lain.

Membuka matanya dengan terpaksa, Jisoo meraih ponsel itu dan berusaha melihat siapa si penelepon. Ketika melihat nama yang tertera, Jisoo baru menyadari bahwa itu bukan ponselnya.

Lee 팀장님👮 is calling...

Mendadak rasa kantuk dalam diri Jisoo hilang sepenuhnya. Di kepala gadis itu penuh akan pertanyaan mengapa hari libur adiknya harus di ganggu.

Jisoo paham jika panggilan itu tentu akan merusak hari libur adiknya. Ingin sekali Jisoo menjadi egois dan berniat mematikan ponsel milik Lisa. Tapi jika Lisa tahu, mereka pasti akan kembali berdebat. Terlebih Jisoo sudah berjanji akan mendukung Lisa sepenuhnya dalam kasus kali ini.

Menghela napas kasar, Jisoo beranjak bangun dan mulai menyentuh lengan Lisa. Berusaha membangunkan adiknya dengan lembut.
"Lisa-ya, bangunlah."

Tidur Lisa mulai terusik. Melihat kakaknya yang menyerahkan ponsel, Lisa berusaha terbangun dan menerima panggilan itu dengan mata masih memejam.

Ketika mendengar kalimat yang ketua timnya lontarkan, Lisa mulai mengerutkan kening. Seakan Lisa tidak setuju dengan ucapan itu.

"Tapi Timjangnim---" Suara Lisa tampak terputus. Dia kembali mendengarkan dengan seksama kalimat yang Lee Myungsoo berikan melalui sambungan telepon itu.

"Arraseo." Tidak ada bantahan, Lisa seperti menerima dengan paksa sebuah perintah.

Dengan lemas dia menurunkan ponselnya, lalu menatap Jisoo yang sedang melipat kedua tangannya di dada.

"Unnie, aku harus pergi ke kantor polisi sekarang. Timjangnim ingin membahas sesuatu mengenai kasus itu." Benar dugaan Jisoo, jika hari libur adiknya akan diganggu.

"Kita sudah berjanji akan pergi bersama, Lisa-ya." Jisoo tidak bisa menerima bahwa janji mereka harus batal.

Setelah sekian lama tidak menghabiskan waktu di akhir pekan bersama, ini adalah hal bahagia yang sudah Jisoo nantikan sedari lama. Seharusnya Lisa paham dan perintah atasannya sekali saja.

"Lagi pula itu hanyalah rapat. Kenapa dia memerintahkanmu seakan tidak da hari esok?" Jisoo mulai mendumal.

Lisa sendiri merasa bersalah pada Jisoo dan kedua kakaknya yang lain jika membatalkan janji mereka. Namun ketua timnya bilang bahwa rapat ini tidak bisa ditunda karena esok mereka harus turun ke lapangan secara langsung. Mereka sudah bertekad untuk menyelesaikan kasus rumit ini lebih cepat.

"Mianhae, Unnie. Tolong sampaikan maafku pada mereka jika bangun nanti." Dan kali ini, Lisa memilih tugasnya dibandingkan menghabiskan waktu bersama ketiga kakaknya. Lisa hanya bisa berdoa, jika dia tidak akan menyesalinya di kemudian hari.

TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang