---
Besoknya Lavanya berangkat ke kantor untuk rapat bersama timnya. Rapat itu cukup menguras otaknya, karena perdebatan yang tidak ada ujungnya, Lavanya sendiri beberapa kali menghela nafas frustasi karena dua kubu tidak ada yang ingin mengalah mengenai usulannya, hingga beberapa saat Lavanya mencari solusi akhirnya keduanya sepakat.
Ponsel yang sejak tadi pagi hanya di gunakan untuk melihat jam kini dirahinya untuk mengecek pesan ataupun email dari temannya. Lavanya masih ada di ruang rapat, beberapa menit yang lalu rapat sudah berakhir, semua orang sudah meninggalkan ruangan itu kecuali dirinya. Roti coklat, susu dan air mineral yang di berikan Yihyun untuknya masih belum di sentuh, karena sibuk membalas email yang ternyata ia abaikan sejak tadi malam.
Pulang dari rumah sakit, Lavanya langsung tidur, ponselnya sudah kehabisan daya, saat ia bangun di pagi hari, belum sempat mengecek email, karena buru-buru pergi ke kantor. Ia bangun agak siang.
Roti coklat akhirnya dirahi oleh tangan mungilnya, dibukanya dengan perlahan dan menggigit bagian pinggir. Rasa manis dari roti itu membuatnya lebih hidup setelah suntuk karena rapat sebelumnya. Karena rasa manis dari roti tadi, Lavanya memilih air mineral untuk menetralkan isi mulutnya.
"Rhea, nanti malam main yuk ke apartemenku," itu Sunwoo yang tiba-tiba muncul dari balik pintu kaca, mengangetkan Lavanya yang sedang minum.
Lavanya menggeleng,"Besok aja, aku mau jenguk teman yang lagi sakit nanti sore," Jawab Lavanya sambil menutup botol minumnya dan meletakkan di meja.
Sunwoo mengangguk patuh, pria itu kemudian pergi meninggalkan Lavanya.
Saat Lavanya hendak pergi meninggalkan ruang rapat, sebuah pesan dari Felix masuk. Pria itu memberi tahu jika member SZK mungkin tidak bisa mengunjungi Hyunjin sebentar malam karena ada show yang harus mereka hadiri, jadi dirinya tidak perlu memasak terlalu banyak. Felix juga menambahkan jika dirinya tetap akan datang walaupun terlambat, jadi pria itu meminta untuk menyisahkan makanan untuknya juga.
Lavanya tersenyum, setidaknya nanti sore ia tidak perlu mengeluarkan tenaga extra untuk membuat makanan.
Setelah makan siang, Lavanya kembali mengecek semua alat yang timnya buat, ini pengecekan terakhir jadi dirinya harus benar-benar mengecek secara mendalam sebelum alat ini di publikasikan dan di commersialkan, karena sebentar lagi Lavanya harus kembali ke negaranya, ia tidak dapat ikut dalam acara pengenal alat itu, sebagai gantinya Sunwoo dan Yihyun akan mengangantikannya, Lavanya percaya kepada kedua temannya itu, kemampuan dan keahlian keduanya tidak kalah dengan dirinya, walaupun terkadang keduanya mengklaim jika mereka melebihi Lavanya.
Hampir dua jam Lavanya mengecek semua alat, dua jam itujuga Sunwoo dan Yihyun dibuat was-was, takut disuruh mengulang atau memperbaiki lagi dan lagi karena gadis di hadapannya akan dengan mudah membuat mereka mengulang pekerjaannya jika tidak sesuai yang ia minta.
Untungnya semuanya sesuai dengan apa yang Lavanya inginkan, Sunwoo dan Yihyun tersenyum lega. Akhirnya beberapa hari kedepan ia bisa lebih santai.
Setelah berdiskusi dengan Sunwoo dan Yihyun, Lavanya memutuskan untuk pulang. Pukul 4 sore Lavanya tiba di apartemennya, ia langsung membersihkan diri sebelum memulai memasak makanan. Sebenarnya Lavanya cukup menyesal karena mengajukan diri untuk memasak, padahal skill memasaknya bukan hal yang patut di banggakan, ia jarang sekali membuat makanan untuk orang lain, Yihun, Sunwoo dan Michael saja Lavanya lupa kapan terkahir kali ia membuatkan mereka makanan, walaupun mereka suka mengadakan acara di salah satu apartemen mereka tapi biasanya Michael yang paling berperan penting.
Karena nasi sudah menjadi bubur, ia akan mencoba semampunya. Ia mungkin hanya memasak tiga jenis masakan, ayam pedas manis, sayur sop dan kimchi jijgae, kalau masih ada waktu ia akan membuat udang goreng sebagai optional jika masakannya tidak enak.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not your Groupie
FanfictionFanfiction-- Pertemuan pertama yang langsung membuat kedua idol tampan yang berasal dari korea menaruh rasa penasaran yang tinggi, kemudian berakhir menjadi pejuang yang ingin mengejar dan memiliki seorang gadis mandiri yang serba bisa, namun ti...