抖阴社区

Chapter 23 | Kebenaran

15.4K 2.5K 65
                                    

  "If we are not ashamed to think it, we should not be ashamed to say it." -  Marcus Tullius Cicero  


Berhasilnya misi penyelamatan memang suatu kebanggaan.

Namun akan lebih baik jika tidak perlu diadakan misi penyelamatan. Karena semua aman. Tak ada Viator yang menculik warga Benteng saat bertugas di luar.

Saat ini, itu hanya sebatas impian.

Tim berhasil membawa pulang sandera dan warga baru. Mereka semua menjalani pemeriksaan di klinik dan diberi makanan untuk mengembalikan stamina. Keempatnya belum sempat masuk laboratorium pembuatan Vixa (manusia berpunggung capit) tapi sudah terkena bius dari spidroid, jadi butuh waktu untuk pulih.

Setelah keempatnya diperiksa dan dibiarkan rebahan di klinik, tim sentinel menghadap Skandar di Ruang Rapat. Diara yang terakhir ke sana karena memilih mandi dulu. Mengganti setelan latex dengan kaos hitam dan jeans.

Dia mendadahi anak-anak di ruang makan lalu menaiki tangga kayu melingkar. Sampai di atas ia belok kiri, menyusuri lorong sampai ujung. Tok! Ia mengetuk pintu kayu bertuliskan SKANDAR.

Di dalamnya ruangan berdiding putih kusam, tak begitu luas, dengan sepetak atap kaca yang memberi cahaya ekstra dari luar. Dinding kiri dipenuhi tempelan berbagai peta, di kanan ada blackboard bertuliskan strategi mereka dan di depan adalah meja utama.

Lima orang mengitari meja bundar dengan papan strategi di atasnya. Berupa papan tipis bergambar peta Jakarta, kotak-kotak merah kecil berdiri di beberapa titik menandakan daerah rawan Viator. Kotak-kotak biru mewakili daerah aman serta penuh persediaan. Sementara di tengah ada kotak dari alumunium, itu adalah Benteng.

Mereka berlima menoleh saat Diara mendekat, Skandar yang sedang membaca map laporan juga melirik padanya.

Dia berdehem. "Hai, semuanya."

"Diara," balas Skandar, dalam. "Aku tak memintamu mandi."

Dia berdiri di hadapan meja, wajah oval putih langsatnya diterangi cahaya matahari dari atas. Dia menatap datar. "Oh iya maaf, Paduka Ratu."

Val dan Prama mingkem menahan tawa sementara Revan melirik, mengangkat alis seakan berkata sial. Skandar hanya mendengus lalu tertawa kecil, menahan kesal. Kemudian ia meletakkan mapnya di meja.

"Aku tau kau sentinel kebanggan, tapi tetap taati peraturanku."

"Atau apa?" balas Diara. "Mau menskorsku atau menambah kerjaanku? Percayalah, aku suka keduanya."

Skandar melirik Revan. "Ajari sentinelmu disiplin."

"Dia selincah api," balas Revan. "Tapi akan kucoba."

Setengah jam kemudian Skandar membahas kegiatan dua minggu ini dan memberi evaluasi. Setiap perwakilan divisi dan sentinel memberi laporan. Termasuk Diara dari Manajerial yang mencatat penambahan warga menjadi enam puluh lima, serta memberi ide untuk perluasan Benteng dengan cara membereskan puing di ujung lantai dua.

Seperti biasa, Skandar menyetujuinya.

Obrolan berlangsung tenang hingga Skandar mengevaluasi kinerja sentinel. Dia bilang mereka berhasil menyelamatkan sandera, tapi penculikan yang terjadi dua minggu ini ada tiga kali. Itu terbanyak dalam sejarah Benteng.

"Itu terjadi sejak Prama mengupgrade program Rigel, droid semakin sering mendekat ke Benteng. Beberapa bahkan sempat terbang begitu dekat dengan atap," kata Skandar. "Keikutsertaannya dalam misi penyelamatan malah membuat penculik semakin sering terjadi."

After The ThirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang