抖阴社区

ELANG [SUDAH TERBIT]

By Ciraacntk

1M 29.3K 480

[FOLLOW DULU BESTIE SEBELUM MEMBACA] Hai semuanya! 馃ぉ Ini cerita pertamaku dan aku berharap semoga kalian suk... More

PROLOG
CHAPTER 1
CAST
CHAPTER 2
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 15
CHAPTER 16
CHAPTER 17
CHAPTER 18
CHAPTER 19
CHAPTER 20
CHAPTER 21
CHAPTER 22
CHAPTER 23
CHAPTER 24
CHAPTER 25
CHAPTER 26
CHAPTER 27
CHAPTER 28
CHAPTER 29
CHAPTER 30
CHAPTER 31
CHAPTER 32
CHAPTER 33
CHAPTER 34
CHAPTER 35
CHAPTER 36
CHAPTER 37
CHAPTER 38
CHAPTER 39
CHAPTER 40
CHAPTER 41
CHAPTER 42
CHAPTER 43
CHAPTER 44
CHAPTER 45
CHAPTER 46
CHAPTER 47
CHAPTER 48
CHAPTER 49
CHAPTER 50
CHAPTER 51
CHAPTER 52
CHAPTER 53 [END]
EXTRA CHAPTER 1
EXTRA CHAPTER 2
EXTRA CHAPTER 3
EXTRA CHAPTER 4
Info Sequel!
ELANG TERBIT?!
VOTE COVER!!
OPEN PO NOVEL ELANG
DISKON NOVEL ELANG!!

CHAPTER 3

30.9K 880 7
By Ciraacntk

THANKS YANG UDH VOTE SAMA KOMEN

MAAF KALAU ADA YANG TYPO

♡  HAPPY READING ♡

***

"ELANG PUTRA RAJENDRAAA! NGGAK BANGUN BUNDA SITA MOTOR KAMU!"

Elang terlonjak kaget mendengar pekikkan dari Bundanya, dan ia harus terpaksa bangun daripada nanti motornya yang menjadi korban.

"Jangan disita juga dong, Bund, motornya." ucap Elang cemberut. Kalau udah sama Bundanya aja manja banget.

"Ya, makanya cepat bangun. Habis itu mandi, habis itu sarapan, terus berangkat."

"Berangkat kemana, Bund?"

"Ke Korea... ya, ke sekolah, lah. Ya udah, cepat kamu mandi nanti telat, loh."

"Iyaa, Bundaa." ucap Elang mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi.

Naysa sang Bunda hanya bisa mengehela nafas sabar melihat sifat anaknya itu, kemudian ia keluar untuk menyiapkan sarapan.

Elang selesai dengan ritual mandinya dan sudah rapi dengan seragam yang melekat pada tubuhnya.

Bisa dibilang penampilannya tidak seperti anak sekolah pada umumnya, baju dikeluarkan, dasi tidak dipakai, rambut acak-acakan, tapi semua itu sama sekali tidak mengurangi ketampanannya.

Ia mengambil jaket kulit kebanggaannya dan memakainya, kemudian ia keluar kamar dan berjalan menuruni tangga menuju kebawah untuk sarapan.

"Ayah mana, Bund?" Elang bertanya ketika sampai di meja makan.

"Masih dikamar, bentar lagi juga turun." jawab sang Bunda dan Elang pun hanya menganggukkan kepalanya.

"Emang kenapa?" tanya Naysa sambil mengoleskan selai pada roti.

"Nggak apa-apa, cuma tanya aja."

Bundanya yang mendengar itu pun hanya ber 'oh' ria saja dan melanjutkan aktivitasnya tadi.

Saat sedang mengoleskan selai pada roti, tiba-tiba ada yang memeluk tubuh Naysa dari belakang dan membuat Naysa sedikit terkejut.

Elang yang melihat itu pun berdecak sebal, "Disini nggak cuman ada Bunda doang." ucap Elang yang bermaksud menyindir Elvan sang Ayah.

"Iri bilang jomblo." ejek Elvan pada anaknya sembari duduk dikursi meja makan.

Elang yang mendengar itu pun mendengus kesal. Sedangkan Naysa hanya terkekeh kecil dan menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah mereka berdua.

"Ngapain juga iri." balas Elang kesal.

"Makanya kamu cari cewek biar nggak jomblo terus." Naysa sang Bunda berkomentar.

"Udah jomblo, ngenes lagi." ejek Elvan untuk yang kedua kalinya.

Elang yang mendengar ejekan dari Ayahnya hanya bisa mengehela nafasnya sabar.

Untung bokap gue Batinnya.

Ia kadang sempat berpikir gini, dulu Omanya ngidam apa pas lahirin Ayah, kok bawaannya menguji kesabaran terus.

"Udah-udah, sekarang lanjut makannya." ucap Naysa.

Mendengar perkataan dari Naysa mereka berdua pun memilih melanjutkan memakan sarapannya.

"Oh iya, kemarin kamu katanya nolongin orang kecelakaan. Emang siapa yang kamu tolong?" Elvan bertanya disela-sela makannya.

"Teman sekolah."

"Cewek atau cowok?" kini giliran Bundanya yang bertanya.

"cewek."

"Pasti cantik dong." timpal Ayahnya.

Elang diam sejenak, "Enggak juga."

"Masa." goda Elvan.

Elang berdecak sebal dan memilih melanjutkan makanannya sedangkan Bunda dan Ayahnya hanya terkekeh melihat anaknya itu.

***

"Pak bukain, lah, Pak gerbangnya. Nggak kasihan sama saya gitu, Pak." ucap Naura memohon kepada Pak Jeki satpam sekolah agar membukakan gerbangnya.

Ya, hari ini memang Naura telat berangkat sekolah karena kesiangan bangun dan juga tadi pagi ada perdebatan kecil dengan Ayahnya, perkara ia yang mau diantar oleh Ayahnya ke sekolah tetapi ia menolak dan memutuskan untuk berjalan kaki sampai pada akhirnya ia pun telat.

"Suruh siapa telat." jawab Pak Jeki tetap tidak mau membukakan pintu gerbang.

"Ya elah, Pak. Jahat banget, sih, nggak mau bukain."

"Udah pokoknya mah kamu nggak boleh masuk."

"Masa tega, sih, Pak sama saya. Ayolah, Pak, bukain gerbangnya.. bisa dihukum saya Pak sama Bu Sari."

Bu Sari, seorang guru BK yang galaknya naudzubillah pada muridnya yang bandel, nakal, dan tidak taat aturan.

"Makanya lain kali jangan telat kalau nggak mau dihukum."

"Udah, lah, Bapak mau keliling dulu. Baik-baik, ya, disini. Tungguin sampai Bu Sari dateng." ucap Pak Jeki kemudian pergi meninggalkan Naura yang masih ada diluar gerbang sekolah.

"LAH, KOK PERGI SIH, PAK! BUKAIN DULU NAPA PAK GERBANGNYA!" teriak Naura.

Sekarang bagaimana caranya ia bisa masuk kalau begini. Ia menatap gerbang sekolah dan tiba-tiba sebuah ide terlintas dipikirannya.

"Kalau nggak bisa masuk lewat gerbang, manjat dinding sabi kali, ya." katanya sambil berkacak pinggang menatap dinding sekolah.

Ia pun mulai memanjat dinding sekolah dengan hati-hati, "Nah, bagus! Gimana sekarang gue turunnya." ucap Naura sambil menatap kebawah.

Dengan segenap keberaniannya ia pun melompat turun dari atas dinding sekolah. Ia melihat sekitarnya mengawasi takut jika ada guru yang melihat.

setelah dirasa aman ia segera berjalan menuju kelasnya, namun baru selangkah ia berjalan suara seseorang dari arah belakang mampu memberhentikan langkahnya.

"Ekhem! Mau kemana kamu?!"

Mampus gue! Batin Naura sembari membalikkan badannya ragu-ragu.

Terlihat disana Bu Sari yang sedang menatap intens kearahnya sambil memegangi penggaris panjang kesayangannya.

"Eh, Bu Sari. Apa kabar, Bu?" tanya Naura basa basi dengan cengengesannya.

"Telat, kan, kamu. Terus manjat dinding?!"

"Ya elah, Bu, galak banget, sih. Jangan suka marah-marah, Bu, cepat tua nanti."

"NAURA CARAMELLA FERNANDEZ!"

"Hadir, Bu." jawab Naura cepat.

"BERDIRI DIDEPAN TIANG BENDERA SEKARANG JUGA SAMPAI JAM ISTIRAHAT!"

Naura yang mendengar teriakan dari Bu Sari pun langsung lari terbirit-birit menuju ke lapangan.

Dengan malas ia meletakkan tas nya dipinggir pepohonan dan berdiri didepan tiang bendera. Pertama yang ia rasakan yaitu sinar matahari yang panas menyinarinya, padahal belum terlalu siang tetapi sudah panas saja.

Sepuluh menit sudah Naura berdiri didepan tiang bendera sedangkan jam istirahat masih limapuluh lima menit lagi lamanya. Panas, capek, dan pegal itulah yang Naura rasakan saat ini.

"Lang, itu Naura, kan." tunjuk Dirga dengan dagunya ke lapangan dimana Naura yang sedang berdiri didepan tiang bendera.

Sontak Elang, Kenzo, Farel, dan Adrian pun menoleh ke lapangan. Ya, memang Elang dkk saat ini baru saja ingin menuju ke kantin, biasalah bolos pelajaran. Tetapi langkahnya terhenti ketika Dirga yang melihat Naura di lapangan yang sedang berdiri didepan tiang bendera.

"Lah, iya cuy. Ngapain dia disana." celetuk Adrian.

"Dihukum kayaknya." sahut Farel.

"Karena?"

"Telat mungkin." Elang menjawab.

Mereka pun tidak mempedulikan itu, dengan cepat mereka kembali berjalan menuju ke arah tujuan mereka yaitu kantin.

Sudah satu jam Naura berdiri didepan tiang bendera dan bel istirahat sudah berbunyi, itu artinya hukumannya sudah berakhir.

Dari ujung koridor terlihat Elang dkk baru saja keluar dari arah kantin dan berjalan santai ke arah lapangan.

Naura mengambil tas nya yang berada dibawah pohon dan langsung berjalan menuju kelasnya berada. Tapi baru beberapa langkah berjalan ia merasakan sedikit pusing di kepalanya, mungkin akibat tadi pagi ia tak sempat sarapan karena terburu-buru berangkat sekolah.

"Kepala gue kok pusing banget, ya." gumamnya sambil memegangi kepalanya.

Semakin lama pun kepalanya semakin pusing dan pandangannya mulai buram, ia tak bisa menahannya lagi sampai akhirnya pun ia terjatuh tak sadarkan diri. Kejadian itu pun tak luput dari pandangan Elang dkk yang sedang berjalan di lorong koridor dan tak sengaja melihat ke lapangan dimana Naura yang sudah menyelesaikan hukumannya dan sedang berjalan menuju ke kelasnya tetapi ia malah jatuh pingsan.

"Lah, itu Naura ngapain tidur di lapangan." celetuk Adrian.

"Itu pingsan goblok!" sahut Farel.

"Heh, ini kok malah ngerumpi disini, cepat tolongin!" ucap Kenzo.

Dengan cepat mereka berlari kecil menuju ke lapangan membelah kerumunan siswa/i yang berada dilapangan, dan ketika sampai disana mereka melihat Naura sudah tak sadarkan diri. Tanpa berpikir panjang Elang langsung menggendong Naura ala bridal style dan membawanya menuju UKS.

Tentu saja kejadian itu pun sukses membuat para siswa dan siswi kaget, para kaum hawa pun sudah berteriak-teriak tidak jelas karena iri dengan posisi Naura. Bahkan ada juga dari mereka yang mengabadikan momen ini dengan memotret mereka berdua. Kalian bayangkan saja, seorang Elang yang selama ini dikenal dingin, cuek dan tidak terlalu dekat dengan seorang perempuan tapi sekarang dia malah menolong Naura dengan menggendongnya.

"Lo bawain tas-nya." ucap Elang pada Dirga dan Dirga pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Dengan cepat Dirga mengambil tas Naura dan menyusul Elang. Elang kembali melanjutkan langkahnya menuju UKS diikuti para sahabatnya dibelakang.

***

"Naura benaran nggak masuk, nih?" Aliza bertanya pada Fiolyna sembari merapikan bukunya.

"Gue juga nggak tahu. Tapi tumben banget Naura nggak masuk." jawab Fiolyna.

"Masih sakit kali kepalanya, makanya dia nggak masuk."

"Mungkin kali, ya. Ya udah, lah, cus ke kantin." ajak Fiolyna yang diangguki oleh Aliza.

Mereka berdua pun berjalan keluar kelas,  tetapi mereka dibuat heran karena tidak biasanya di lorong koridor rame atau lebih tepatnya dari arah lapangan.

"Eh, Catering." panggil Fiolyna pada salah satu teman kelasnya yang lewat.

Yang dipanggil pun menoleh, "Nama gue tuh Cathrin, ya. Bukan Catering."

"Ck, iya, deh, iya, Cathrin. Btw ada apaan kok ramai?"

"Itu, tadi Naura pingsan, terus Elang nolong dia and digendong ke UKS." jelas Cathrin.

"HAH! NAURA PINGSAN?!" teriak Aliza dan Fiolyna.

Cathrin yang mendengar teriakan mereka berdua menutup telinganya, "Iya, tapi nggak usah pakai teriak juga kali." ucap Cathrin kesal.

"Ya, maap, namanya juga panik. Terus Naura dimana sekarang?" tanya Aliza.

"Di kebon... ya, di UKS lah malih!"

"Oh ya udah, makasih Catering." ucap Fiolyna kemudian menarik tangan Aliza untuk pergi menuju UKS.

"Catering lagi Catering lagi." gumamnya dan berjalan memasuki kelas.

Elang kini sudah sampai di UKS dan langsung membaringkan Naura di ranjang, kemudian ia mengambil kursi dan duduk disamping ranjang sambil menatap ke arah Naura.

Ia masih saja terus menatap ke arah Naura yang berbaring di ranjang, "Cantik." gumamnya pelan sepelan mungkin hingga tak terdengar oleh siapapun.

Adrian yang melihat hal itu pun menyenggol lengan Farel yang berada disampingnya, "Paketu ngapain lihatin Naura terus, ya." bisik Adrian pada Farel.

"Terepsona kayaknya." jawab Farel dengan berbisik.

"Terpesona kipli."

"Itu maksudnya."

"Ekhem! Mau sampe kapan lo lihatin dia terus?" Ucap Dirga.

Elang yang mendengar itu pun hanya memutar bola matanya malas.

Pelan-pelan Naura membuka matanya, dan hal yang pertama ia lihat adalah Elang dan para temannya berada disana.

"Eh, neng Naura udah sadar." ucap Adrian.

Naura mencoba untuk duduk dan ia melihat sekelilingnya.

"Gue kenapa bisa disini?" Naura bertanya kepada mereka semua.

"Oh itu, tadi―"

"Gue yang bawa lo kesini." Elang memotong ucapan Kenzo.

Naura yang mendengar itu pun membulatkan matanya, "Kenapa harus lo lagi, sih. Kemarin lo nolongin gue, dan sekarang lo juga nolongin gue." kesal Naura.

"Gue kasihan lihat lo nggak ada yang bantuin, ya udah gue tolongin." ucap Elang datar tanpa melihat ke arah Naura.

Rasanya pengen gue cabein tuh mulut! Batin Naura kesal.

BRAKK!

Aliza dan Fiolyna menendang pintu UKS dengan kencang hingga membuat mereka semua yang berada di UKS terkejut.

"EH KENZO DIMAKAN BIAWAK!" kaget Adrian dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Kenzo.

"Peace." ucap Adrian nyengir sambil mengangkat jarinya membentuk huruf V.

Kenzo pun hanya memutar bola matanya malas.

"Heh! UKS kita tuh miskin, ya! Nanti kalau pintunya rusak, lo berdua emang mau ganti?" ucap Farel pada Aliza dan Fiolyna yang masih berdiri diambang pintu.

"Oh tenang. Kan, ada Naura yang ganti." ucap Aliza santai.

Naura yang mendengarnya pun membulatkan matanya, "Lah, kok gue?" ucapnya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Ya, karna lo, kan, yang pingsan. Terus dibawa kesini." jelas Aliza. Apa hubungannya coba neng, gak nyambung emang.

Naura hanya memutar bola matanya malas. Kemudian Aliza dan Fiolyna berjalan menghampiri Naura yang berada diatas ranjang.

"Nih, tas lo." ucap Dirga memberikan tas Naura kepadanya.

Naura pun mengambil tas nya, "Makasih." ucapnya dan Dirga menganggukkan kepalanya.

"Gue cabut dulu." ucap Elang.

"Makasih udah nolongin gue lagi." ucap Naura.

Elang menganggukkan kepalanya dan langsung berjalan keluar diikuti para sohibnya.

"Lo kok bisa pingsan, Nau?" tanya Fiolyna.

Naura menghela nafasnya, "Gue tadi telat terus dihukum berdiri di tiang bendera sampai jam istirahat, nggak sempat sarapan tadi pagi makanya pingsan." jelasnya.

"Kita berdua panik tahu nggak. Iya, nggak, Za?" ucap Fiolyna pada Aliza, tetapi Aliza tidak menjawabnya melainkan melihat ke arah pintu UKS sambil senyum-senyum tidak jelas.

Fiolyna menoleh ke arah Aliza, "Liza." panggilnya.

"Aliza." panggilnya untuk yang kedua kalinya.

"ALIZA DANILLA, WOI!" Fiolyna berteriak dengan kencang.

"Eh, iya, ada apa?" ucap Aliza dengan cepat menoleh ke arah Naura dan Fiolyna.

"Lo ngapain, sih, lihatin pintu UKS terus? Pakai senyum-senyum lagi." tanya Fiolyna penasaran.

Aliza yang ditanya seperti itu pun panik dan bingung harus mengatakan apa, "Eeee, i-itu g-gue liha―"

"Lihatin Kenzo, kan." belum sempat Aliza menyelesaikan ucapannya tetapi Naura sudah memotongnya.

Aliza yang mendengar perkataannya Naura pun langsung diam. Kenapa tebakannya harus tepat sasaran sih.

"Suka lo sama Kenzo?" tanya Fiolyna.

"Y-ya, enggak, lah! Ya kali gue suka sama dia." ucap Aliza mengarahkan pandangannya ke arah lain.

Naura yang mendengarnya pun terkekeh, "Nggak usah bohong kali, gue tahu lo suka sama Kenzo. Dari cara lo lihat dia tadi gue udah yakin, kalau lo suka sama dia."

Aliza menghela nafas pelan, "Iya, oke gue ngaku gue suka sama Kenzo. Sebenernya udah lama sih gue suka sama dia."

"Kenapa lo baru bilang sekarang?" tanya Fiolyna.

"Yaa, karena lo-nya nggak nanya dari dulu, makanya gue nggak bilang, hehe." ucap Aliza cengengesan.

"Hadehhh, capek gue ngomong sama lo, Za." ucap Naura.

Aliza pun hanya nyengir dan sedangkan Fiolyna terkekeh melihat mereka berdua.

***

Haiiii prennn! 😻

Apa kabar? Baik kan?

Next gak nih??

Jangan lupa vote sama komen yaa

Harus pencet bintang, oke?

Follow my account

Follow juga my ig : @story.ciraa







See you di next chapter guys 🖤

Continue Reading

You'll Also Like

88.6K 3.6K 49
[PART LENGKAP!] 馃摑Tahap revisi "Karna gw gamau kalo lo sampe pingsan!" Aldan Adijaya, si tukang ngatur, galak, acuh, dingin sekaligus tampan dan memp...
354K 5.4K 6
鈿狅笍FOLLOW DULU SEBELUM BACA鈿狅笍 [BELUM TAMAT] PROSES REVISI . . . . . Bukan menceritakan tentang kisah ketua geng motor yang bertemu dengan gadis polos...
284K 11K 51
SEBELUM BACA FOLLOW DULU YUPS! "Ada yang punya pacar possesive bahkan menyeramkan?,i'm alea i'm ok" Alea gadis cantik yang disegani oleh rakyat sekol...
229K 15.5K 67
18+ [UWUPHOBIA JANGAN BACA NANTI BAPER] "Lakuin segera hukuman lo dan kawan-kawan lo atau -- " "Atau apa mau cium gue? " ----------- {FOLLOW SEBELUM...