抖阴社区

48. | Jangan tinggalin Gem, bang |

1.4K 118 199
                                        

SEBELUM BACA BUDIDAYAKAN

FOLLOW AKUN PENULISNYA

[JANGAN LUPA VOTE BUKUNYA]

KOMENTARI APAPUN YANG KALIAN SUKA.

JADILAH PEMBACA YANG CERMAT DAN AKTIF.

NO SILENT READERS...

CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI.

DILARANG KERAS MEN-COPY

SEPERTI : IDE, ALUR, DAN BAHASA PEMAIN.

UNTUK PLAGIAT JAUH-JAUH!

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BUKU INI...

JANGAN JADI SIDERS....

Happy reading🦋



"Luka yang kalian torehkan di masa lalu, bahkan masih terasa basah di memori ini."

⎯ Halilintar Argantara⎯



"Rangkaian kata yang kamu tulis menjadi cerita, meninggalkan bekas luka ketika aku membaca ulang bukunya."

⎯ Gempa Denanda⎯




"Penyesalan seorang ayah datang, ketika dia gagal melindungi anak anaknya."

⎯ Amato Danian⎯





"Jika boleh, tolong maafkan ibu mu ini nak."

⎯ Mara  Humaira⎯




⎯ Halilintar Argantara⎯

Mobil taxi yang ditumpangi Halilintar membelah jalanan kawasan perumahan di kabupaten Bandung. Saat turun dari mobil Halilintar menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya. Dia mengepalkan tangannya erat berusaha meyakinkan diri.

"Ayo Li, lo ngga boleh takut! Gue yakin mereka ngga akan nyakitin lo lagi." Dia berharap semoga dirinya baik-baik saja saat masuk ke rumah, padahal sekujur tubuhnya sudah mulai berkeringat dingin. Dia mulai memacu langkahnya untuk berjalan memasuki kawasan rumah, dan saat melihat ibu dan ayahnya yang berada di depan pintu membuatnya menahan napas.

"Baru ingat punya rumah?" Mara menghampirinya, memukul lengan anak sulungnya.

"Maaf." kata Halilintar tidak berani menatap intens ibunya.

"Ngapain balik lagi? " sinis Mara melayangkan tatapan tajam kepada Halilintar.

Mara menatap tajam putera sulungnya yang sedang berdiri di hadapannya. Sedangkan  Halilintar hanya menunduk tak berani menatap wajah garang ibunya.

"Hali jangan nunduk, tatap mata ibu!" titah Mara.

Halilintar dengan takut-takut mendongak, menatap tepat dimata ibunya.

"Apa ini yang ibu ajarkan sama kamu? Kalau kamu punya masalah selesaikan baik-baik, bukan dengan cara kabur begini." Mara menghela nafas panjang. "Kamu pikir, kamu kabur masalah selesai?" lanjutnya.

"Engga, bu." decitnya pelan.

"Terus kenapa kabur? Kamu udah ngga suka tinggal sama kami?" sahut Amato ikut nimbrung pembicaraan ibu dan anak.

Halilintar Argantara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang