SEBELUM BACA BUDIDAYAKAN
FOLLOW AKUN PENULISNYA
[JANGAN LUPA VOTE BUKUNYA]
KOMENTARI APAPUN YANG KALIAN SUKA.
JADILAH PEMBACA YANG CERMAT DAN AKTIF.
NO SILENT READERS...
CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI.
DILARANG KERAS MEN-COPY
SEPERTI : IDE, ALUR, DAN BAHASA PEMAIN.
UNTUK PLAGIAT JAUH-JAUH!
TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BUKU INI...
Happy reading🦋
⎯ Halilintar Argantara⎯
"Gue gak lagi ngomong sama lo ya," sambar Taufan mendelik tajam ke arah Fang yang sedang menyetir mobil.
Fang melirik Taufan sejenak, lalu tertawa geli. "Kalau bukan sama gue. Sama siapa? Hantu?"
Thorn yang duduk di kursi samping Fang pun tampak melirik Taufan melalui kaca spion depan. Lelaki itu baru saja pindah saat mobil mereka berhenti sejenak.
"Anjim gak gitu maksud gue!"
Taufan mencebik pada Thorn yang kini ikut menertawakannya. "Pfttt- sama hantu gak tuh."
"Ck, untung lo adek Solar, kalau bukan udah gue ceburin ke empang," gumam Taufan kesal.
"Emang berani?"
"Kagak"
Mereka semua tertawa mendengar jawaban Taufan. Terkecuali Solar yang masih berkutat dengan ponselnya.
"Bang, sebentar lagi kita sampai di perbatasan." ucap Thorn tiba-tiba menarik perhatian mereka.
Solar tidak mengubris masih fokus dengan ponsel⎯ membaca pesan dari seseorang. Jemarinya masih bergerak di layar ponselnya, membaca satu per satu pesan dari seseorang.
"Dih si Abang. Abangg!"
"Bang!" tegur Thorn sekali lagi mereka sudah hampir sampai di perbatasan tetapi Fang sengaja mengurangi kecepatan mobilnya.
"Abang!" panggil Thorn tepat di samping telinga kakaknya. Solar terkejut dan buru-buru menoleh.
"Kenapa?"
"Bentar lagi sampai bang." jawab Thorn.
"Oh ya udah." jawab Solar.
"Ish, abang gimana sih, katanya kalau udah dekat kasih tau abang, giliran udah dikasih tau malah cuek bebek." Dengkus Thorn kesal. Entah kakaknya ini tengah sibuk dengan ponselponsel atau sengaja mengabaikannya.
"Berhenti dulu, Fang." Buru-buru Solar menyudahi percakapan dengan seseorang melalui pesan.
Mereka hanya membahas biasa seputar rencananya, yang akhirnya seseorang menerima dan mau membantunya, untuk soal rencana akhir ia menyerahkan pada seseorang⎯ terserah keberuntungan berada di pihaknya atau tidak, setidaknya ia sudah berusaha kan.
Sebelum sampai perbatasan. Mobil berhenti, laki-laki itu menatap Solar. "Kenapa bang Solar nyuruh gue berhenti?" tanya Fang.
Hening.
"Shit kenapa jadi rumit begini si!" Umpat Solar.
Solar pun membuka benda pipih, ia melihat 20 panggilan tak terjawab, dengan rasa penasaran ia membuka room chat tersebut, dan saat tengah membaca isi chat rahangnya langsung mengeras dan jangan lupa tangan yang terkepal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Halilintar Argantara [END]
Fanfiction[????? ??????? ?????] "?????, ???? ????? ??????????? ??? ???. ??? ????? ?????? ???????, ??? ???????? ??????? ?? ????? ???." -?????????? ???...