SEBELUM BACA BUDIDAYAKAN
FOLLOW AKUN PENULISNYA
[JANGAN LUPA VOTE BUKUNYA]
KOMENTARI APAPUN YANG KALIAN SUKA.
JADILAH PEMBACA YANG CERMAT DAN AKTIF.
NO SILENT READERS...
CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI.
DILARANG KERAS MEN-COPY
SEPERTI : IDE, ALUR, DAN BAHASA PEMAIN.
UNTUK PLAGIAT JAUH-JAUH!
TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BUKU INI...
Happy reading🦋
⎯ Halilintar Argantara⎯
Seperti rencana awal Solar tadi yang akan meminta bantuan pada rekannya. Saat ini semua berjalan sesuai rencana Solar bahkan ketika mereka masih bersantai dalam rumah itu, seolah mereka sedang berada di rumah sendiri.
"Kok lo di sini?"
Mendengar suara dari seorang laki-laki, Taufan mengangkat pandangannya dan menemukan Blaze, rekan Solar sekaligus sahabat Taufan.
"TAUFANNNN!!!!" teriak seseorang yang berjalan kearah ketiga lelaki itu.
"BLAZEE!!" balasnya dengan semangat lalu menabrakan dirinya untuk memeluk tubuh proposional laki-laki itu. "Gila gue kangen banget sama lo!"
Blaze melepaskan pelukan itu dengan perlahan, ia mengacak rambut Taufan sambil tersenyum gigi, "Gue sih terpaksa ya kangen sama lo."
"Kampret. Jujur aja lo kangen!" kata Taufan sambil mendorong bahu Blaze. "Eh, btw kok lo bisa ke sini? Siapa yang ngasih tau lo? Gue kan nggak bawa hp," lanjutnya.
Blaze mengangkat bahu. "Kenapa lo nggak tanya langsung sama orangnya?"
"Emang dia ada di sini?"
Blaze tersenyum, lantas menoleh kearah Taufan. "Ada kok," jawab Blaze. Alisnya terangkat satu. Bingung, siapa orang yang dimaksud Blaze.
"Kenapa Fan? Lo kayaknya bingung gitu," tanya Blaze sudah berada di hadapan Taufan, lalu ia duduk di sebelah Gempa.
"Nggak bingung sih, cuman penasaran aja sama orang yang nyuruh lo datang ke sini," jawab Taufan.
"Sekarang gue tanya, yang ngasih ide begini siapa? Jangan bilang lo juga nggak tau lagi." ucap Blaze menatap wajah Taufan datar.
"Yang ngasih ide ya," Taufan mengetuk-ngetuk jari di dagunya, mode berpikir. "Solar." lanjutnya.
Blaze mengangguk membenarkan. "Akhirnya rencana lo berhasil juga, Lar." ucap Taufan.
Taufan mengulas senyum senang. Kali ini Solar benar-benar membuktikan ucapannya membawa mereka keluar dan segera meminta bantuan. Ia benar-benar mengatur strategi nya dengan baik hingga usahanya tidak berakhir sia-sia.
Ia memeluk Solar dari samping, menyadarkan kepalanya di dada sahabatnya. "Thank you for being my best friend."
Solar menepuk pundak Taufan pelan, membuat senyum cowok itu semakin mengembang. "No, gue nggak suka dengarnya, because you are my friend, and please don't say thank you." Tangan Solar ia turunkan dan matanya menatap Solar diselipkan senyum tipis, "Tapi kalau bukan karena lo, kita udah tewas tadi, Sol."
"Gue ngalah deh kalau gitu," ucap Solar pasrah.
Taufan tersenyum, ia mengalihkan pandangan ke lain arah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Halilintar Argantara [END]
Fanfiction[????? ??????? ?????] "?????, ???? ????? ??????????? ??? ???. ??? ????? ?????? ???????, ??? ???????? ??????? ?? ????? ???." -?????????? ???...