抖阴社区

81. | Tidak ada yg bahagia |

663 67 106
                                        

SEBELUM BACA BUDIDAYAKAN

FOLLOW AKUN PENULISNYA

[JANGAN LUPA VOTE BUKUNYA]

KOMENTARI APAPUN YANG KALIAN SUKA.

JADILAH PEMBACA YANG CERMAT DAN AKTIF.

NO SILENT READERS...

CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI.

DILARANG KERAS MEN-COPY

SEPERTI : IDE, ALUR, DAN BAHASA PEMAIN.

UNTUK PLAGIAT JAUH-JAUH!

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BUKU INI...




Happy reading🦋



⎯ Halilintar Argantara⎯

Sesampainya di rumah sakit, para perawat dengan sigap langsung menyiapkan brangkar dorong, seorang dokter laki-laki menuntun jalan untuk membawanya ke ruang UGD. Dokter tersebut adalah dokter kepercayaan keluarga Argantara.

"Mohon menunggu di luar ruangan terlebih dahulu." ucap dokter Glacier kepada Amato lalu menutup pintu UGD.

Dokter Glacier yang berada didalam ruangan bersama beberapa suster hanya mampu menahan kesedihannya melihat kondisi solar seperti ini.

"Suster tolong perlahan ya, jangan lupa kompres beberapa luka lebam pada tangannya supaya sedikit tidak terlihat." ucap dokter Glacier yang begitu khawatir kepada Solar.

Amato hanya bisa terduduk lemas merutuki kebodohannya, sekilas ia melihat telapak tangan yang ia gunakan untuk memukul Solar tadi, lalu mengepalkan tangan itu erat erat dan memukulnnya pada tembok rumah sakit sekeras kerasnya hingga sedikit memar.

Padahal Amato tidak pernah seemosi ini, ia hanya tidak terima karena putranya dibuat menangis dan sakit hati oleh orang lain. Ayah mana yang terima bila anaknya disakiti, karena sedikitpun amato tidak pernah membuat gempa menangis.

Namun amato belum mendengarkan penuturan thorn dengan jelas hingga terburu buru memberikan pukulan kepada thorn.

Sedangkan pukulan kedua ia yakini lebih keras malah mengenai solar yang sudah mau membantu putranya hingga tak sadarkan diri.

"Mas hentikan, jangan menyakiti diri sampean sendiri, istighfar mas" ucap Mara menghampiri amato, bersama elvarette disampingnya.

"Astagfirullahalazim" ucap Amato beristighfar dengan nada bergetar.

"Percuma jika semua ini dijelaskan dengan kekerasan, tidak ada untungnya sama sekali, malah menambah menyiksa diri. Nak, jika kamu berkenan tolong maafkan putra saya. Putra saya ngga sengaja melakukan nya, bukan karena saya ibunya, tapi ini murni kecelakaan." ucap Elavarette tegas, yang dijawab tatapan Thorn yang berubah datar lalu menggulir matanya malas.

"Gak ada yang perlu dijelasin lagi," ucap Thorn dingin.

"Tapi--"

"Saya tidak ingin melihat kalian lagi. Silahkan kalian, pergi." Thorn menahan tangisnya lagi. Lalu kemudian ia menggertak seluruh keluarga Argantara.

Persetan dengan tali kekeluargaan!!

"Jangan sentuh saya!" Thorn menepis tangan Amato yang hendak memegang tangannya.

Ia kini menatap lelaki itu dengan mata tajam dan penuh kebencian. "Mulai sekarang, lupain kalau keluarga Alvarizi dan keluarga Argantara pernah kenal. Saya tidak akan membiarkan kalian menyakiti anggota keluarga saya lagi."

Halilintar Argantara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang