Di pacari hanya untuk di jadikan bayangan dari orang lain bukankah itu sangat mengesankan? Bila kita gali ke dalam otak yang paling dalam, kita akan memikirkan itu sebagai sebuah prestasi yang tidak semua orang bisa merasakannya. Alias apapun yang terjadi berpikir saja positif.Cinta itu buta, di suruh makan taik kambing pun rasanya bakalan kayak makan semangka.
Kalimat yang awalnya Hera pikir bohong tapi sekarang harus dengan sangat terpaksa ia percaya. Ucapan Ririn dulu di saat Hera masih berada di dunia nyata berputar-putar di kepalanya. Ah, ingin rasanya cewek itu datang dan memeluk sahabatnya itu bila saja ia tidak terjebak di dalam dunia imajinasi penulis ini.
"Lo harus pake nanti malam."
Lamunan Hera buyar saat cowok dengan kaos hitam di depannya bersuara. Ia melirik paperbag yang cowok itu sodorkan dan dengan segera diambilnya.
"Pake semua yang ada di dalam sana jangan sampai ada yang lo tinggalin."
Matanya yang tajam terlihat mengancam saat berbicara dengan Hera. Alisnya terangkat kala tak mendengar jawaban apapun dari cewek itu.
"Ngerti?"
"Iya gue pake." Jawab Hera malas, tali paperbag di tangannya ia remas kuat membayangkan bahwa muka cowok itu yang tengah ia remas.
Atlas Gentala, figuran gila yang terobsesi dengan pemeran utama. Ia tak berani mendekat dan berakhir dengan melampiaskan keinginan untuk memiliki sang pemeran utama dengan mencari orang lain yang mirip dengan pujaan hatinya. Merombak dalam penampilan, gaya bicara dan kesukaan sang pujaan hati itu yang ia lakukan terhadap Hera Respati, tokoh yang kini Herana tempati. Gila, sungguh. Kejadian yang Herana alami memang sangat gila.
"Gue pulang." Ucap Atlas mendekat dan mencium dahi Hera.
"Hati-hati."
Atlas mengangguk, ia berjalan menuju mobilnya yang terparkir di depan pagar rumah Hera.
Tepat di pintu pagar Atlas berhenti, ia berbalik ke arah Hera dan menatap cewek itu lamat-lamat yang di balas senyum kaku oleh Hera. Asap merah serasa mengelilingi cowok itu di mata Hera, ia sering membayangkan bahwa ada dua tanduk di kepalanya.
"Lo gak mau pulang?" Sindir Hera.
Menggeleng pelan, Atlas tersenyum tipis. "Gue pulang, kunci pintunya." Ujarnya sebelum memantapkan langkah pergi dari rumah cewek itu.
_____
Dress biru selutut dengan high heels dan anting berwarna Senada menghiasi penampilan Hera. Rambutnya yang awalnya tanpa memakai hiasan apapun kini
di tempati jepit rambut kecil berwarna putih yang Atlas paksa untuk Hera pakai.Restoran mewah tempat di
adakan nya pesta ulang tahun teman cowok itu terlihat begitu ramai, suara orang-orang yang awalnya cukup berisik akhirnya berhenti kala cowok ber jas putih dengan mic di tangannya naik ke atas panggung kecil yang di sediakan di sana.Atlas menarik pergelangan tangan Hera ke arah meja tempat teman duduk, mereka duduk berdampingan di antara empat bangku kosong yang masih ada di meja itu.
"Oi bro akhirnya lo sampe juga."
Atlas tersenyum tipis membalas sapaan teman semasa sekolahnya itu. Ia melirik kiri kanan mencari keberadaan seseorang yang ia nantikan kehadirannya.
"Nesa sama Alaric belum Dateng?" Tanya Atlas penasaran.
"Belum, bentar lagi palingan."
Devan mengerling jahil ke arah Hera, "cewek lo las?" Tanyanya kemudian yang di balas anggukan pelan oleh Atlas.
Tak lama dua kursi yang ada di depan Hera dan Atlas di tarik, sepasang kekasih dengan sedikit tergesa duduk di sana.
"Eh belum telat kan?" Tanya cowok yang baru sampai pada Devan.
"Belum kok, ngomong-ngomong penampilan cewek lo Ric mirip banget sama ceweknya si Atlas."
Kekasih Alaric yang tadinya sibuk mencari keberadaan sang pemilik acara melirik Devan, ia menoleh ke arah orang yang cowok itu bicarakan dan membeku saat melihat duplikat penampilannya di diri Hera. Sama persis, mulai dari baju yang mereka gunakan hingga pernak-pernik dan gaya rambut keduanya terlihat sama. Yang membedakannya hanya fitur wajah Hera yang tampak lebih kecil darinya.
"Ah kok bisa ya?" Suara Atlas memecah suasana di meja itu.
Hera mendengus, ia melirik jengkel Atlas yang tengah berakting seakan tak tau apa-apa. Hera yakin seratus persen bahwa semua ini rencana cowok itu yang ingin penampilannya terlihat seperti Nesa, gadis pujaan hatinya. Bukan sekali ini saja kejadian kembar penampilan ini terjadi, sudah lebih dari delapan kali sejak Hera berada di dunia novel Atlas selalu memberikan paperbag berisi baju dan perintilannya yang sama dengan yang Nesa gunakan. Tak jarang cowok itu juga memperbaiki tatanan rambutnya agar sama dengan pujaan hatinya.
Sangat amat menyebalkan.
Kalimat Singkat tapi menggambarkan bagaimana cara pandang Hera terhadap Atlas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Duplicate Doll
FanfictionKegilaan Atlas di mulai saat ia tak dapat menjadikan Nesa sebagai miliknya, ia mencari gadis lain yang mirip dengan sang pujaan hati dan berniat menjadikannya sebagai duplikat dari gadis yang ia taksir. START: 2 MARET 2025