抖阴社区

chapter 6

2.6K 250 0
                                    


"Hera!"

Si pemilik nama langsung menoleh ke belakang lalu mendengus sinis ketika melihat Atlas dan tiga orang lain berjalan ke arahnya. Nesa yang berada di antara Alaric dan juga Atlas tersenyum tipis, tangannya dan  Alaric tampak saling bertautan mesra. Sementara itu Devan yang berbeda di  belakang Atlas melambaikan tangannya menyapa Hera.

Atlas berdiri di depan Hera sembari menatap cewek itu yang terlihat berdehem pelan.

"Sama siapa?"

"Sendiri."

Mengangguk singkat, Atlas menoleh pada teman-temannya di belakang yang juga tengah menoleh ke arahnya.

"Kalian duluan aja, gue bakalan pulang bareng Cewek gue."

Hera mendelik tajam. " Gak usah gue mau pulang sendiri, lo pulang aja bareng mereka."

Setelah berucap demikian Hera menarik langkah mundur, badannya berbalik hendak pergi dari sana seraya melambaikan sebelah tangannya.

"Tunggu!"

Hera terkesiap kala Atlas menahan langkahnya dengan menarik pergelangan tangannya.

"Gue antar." Atlas berjalan mendekati Nesa tanpa melepas genggamannya pada Hera. Sebelah tangannya yang sedari tadi memegang paperbag milik kekasih Alaric itu terangkat untuk mengembalikannya.

"Gue balik." Pamit Atlas yang di angguki mereka bertiga.

Mall yang Hera datangi tampak Ramai, orang-orang berlalu lalang untuk membeli sesuatu ataupun hanya sekedar berjalan-jalan. Beberapa dari mereka melirik kasihan ke arahnya yang berjalan terseok-seok karna di seret oleh Atlas.
Cowok itu terus berjalan tanpa memperdulikan Hera yang kesusahan di belakangnya.

"Lo bisa jalan lambatan dikit gak sih?"

Atlas berdehem pelan, ia memperlambat langkahnya dan menarik Hera untuk mensejajarkan langkah keduanya. Cowok bermata monolid itu tampak kesal akan sesuatu, ia menatap Hera sembari menghela nafas berat.

"Kenapa gak ngajak gue?"

Hera menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Kenapa gue harus ngajak lo?"

"Karna kita pacaran, setidaknya gue bisa nemenin lo kemanapun lo pergi."

"Gak usah, gue cukup punya keberanian buat pergi sendiri." Ujar Hera sambil mendengus jengkel. Ia mencoba menarik tangannya yang masih berada di genggaman Atlas tapi tak berhasil karna cowok itu menggenggamnya terlalu erat.

"Lepasin tangan lo."

"Kenapa sekarang lo berubah jadi keras kepala? Gue gak suka sifat lo yang kayak ini." Atlas tak memperdulikan perkataan Hera dan makin mengeratkan genggamannya. Tatapannya terlihat menyelidik ke arah cewek itu.

"Apa lo punya cowok lain di belakang gue?" Tuduh Atlas, entah kenapa ingatannya tiba-tiba saja memutar pada perkataan Sebastian tempo hari.
Dadanya terasa panas saat memikirkan kemungkinan bahwa Hera berselingkuh di belakangnya. Semua yang terjadi saat ini bukan berarti karna Atlas cemburu, ia hanya tak rela bila cewek yang sudah susah payah ia buat mirip dengan pujaan hatinya tiba-tiba saja berhubungan dengan cowok lain.

Waktunya yang sudah ia luangkan untuk menjadikan Hera seperti Nesa tidak boleh terbuang sia-sia. Atlas tidak akan membiarkan itu terjadi. Hera adalah miliknya, walaupun ia melihat cewek itu sebagai bayang-bayang Nesa.

"Gila lo ya? Lo ngomong apaan sih?" Hera memukul tangan Atlas kesal. "Lepasin tangan gue Atlas!"

"Gue gak akan ngebiarin lo pergi ke cowok lain Hera, lo ingat itu."

Tak memperdulikan rontaan cewek di genggamannya, Atlas mempercepat langkahnya hingga sampai di mobil dan mendorong Hera masuk ke dalam sana.

"Sebenarnya lo itu kenapa sih! Salah minum obat atau gimana, gue ngebawa mobil gue sendiri jadi kita pulang masing-masing. Gak mungkin kan gue tinggalin mobil gue di sini?"

"Lo pulang bareng gue, mobil lo biar sopir gue yang bawa."

"Kun-"

"Siniin kuncinya."

Hera menggeretakkan giginya geram, dengan kesal ia melempar kunci mobilnya pada Atlas dan dengan cepat di tangkap oleh cowok itu. Dapat Hera lihat Atlas berjalan ke arah pria paruh baya yang merupakan sopirnya dan berbicara sejenak sebelum memberikan kunci mobil milik Hera pada pria itu.

"Udah kan? Sekarang kita pulang."

"Terserah lo."

"Siniin ponsel lo."

"Buat apa?" Hera menatap Atlas tak suka, raut wajah cewek itu terlihat jelas seakan ingin menggigit hancur ginjal cowok itu.

"Gue mau mastiin kalo lo gak selingkuh di belakang gue." Jawab Atlas santai.

"Dari sini Deket lo ke TPU, jangan sampai gue tempatin lo di kuburan ya brengsek!" Maki Hera murka.










Duplicate Doll Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang