抖阴社区

128. Impulsif

24 1 0
                                        

Shinjuku, Tokyo

Intan menatap Bella yang sedang menunggunya di taman buatan kediaman orang tuanya, dari atas balkon kamarnya.

Sudah berbulan-bulan dirinya tidak berkomunikasi dengan sahabatnya itu. Sekarang ia harus menemui gadis itu dengan rasa kesal yang masih terpahat di hatinya.

Dengan rasa malas, Intan berjalan menuju taman. Tempat di mana Bella sedang menunggunya. Ditemani beberapa cemilan khas Shinjuku.

"Hay Intan..." Bella menyapa Intan, kala gadis itu sudah berada dekat darinya.

Intan hanya membalas dengan senyum kecil, lalu duduk di seberang Bella. Intan tidak seperti biasanya.

Jika dulu ketika bertemu dengan Bella gadis itu akan langsung memeluknya, namun sekarang tidak. Intan tampak acuh.

"Aku ke sini ingin minta maaf. Aku mau memastikan kamu baik-baik aja setelah insiden itu. Maaf aku baru bisa mengunjungi kamu, ada banyak hal yang aku alami belakangan ini."

Bella membuka percakapan mereka. Berharap Intan mau meresponnya.

"Lo minta maaf untuk apa?"

"Aku minta maaf perihal kejadian sewaktu di mansion Danu. Aku ingin hubungan kita kembali baik-baik aja seperti dulu, Tan."

"Lo terlalu serakah, Bella. Ketika lo memutuskan untuk kembali pada Danu, itu artinya lo paham kalau lo akan kehilangan teman-teman lo."

Ucapan Intan membuat Bella terdiam.

"Seharusnya lo gak perlu repot-repot ke sini. Lo bisa minta Danu untuk kerahkan anak buahnya. Memastikan kondisi gue yang cukup baik sampai saat ini. Kalau itu tujuan lo ke sini," lanjut Intan.

Bella menghela nafas dan menghembuskannya perlahan. "Aku mau lihat langsung kondisi kamu, dan memastikan langsung bahwa kamu baik-baik aja sebelum aku menetap di Rusia."

"Kenapa lo mau lihat gue langsung? Lo gak percaya sama calon suami lo?" tanya Intan menyindir.

Bella mengangguk pelan namun itu terbaca oleh Intan.

"Bella... Bella... kalau lo gak percaya dan nggak bisa memahami dia, bagaimana bisa lo bertahan sama dia? Lo mau kabur-kaburan lagi setiap lo memiliki keraguan pada Danu?"

Intan menatap Bella tajam.

"Ini alasannya kenapa gue gak bisa lagi berada di samping lo. Lo plin plan, susah buat lo trust ke orang-orang di sekitar lo. Kalau lo ada masalah dengan Danu, lo akan lari ke gue dan Robi. Itu pasti. Which is, itu membahayakan kami, lo tau itu, kan?"

"Maaf aku selalu merepotkan kamu dan membawa kalian ke dalam bahaya seperti waktu itu."

"Bukannya gue gak mau direpotin elo, Bell. Tapi ketika Danu kembali dengan rayuan mautnya, dengan tololnya lo kembali sama dia. Padahal beberapa bulan sebelumnya, lo gak percaya sama dia. Mau lo apa sih, Bell?"

Bella membalas tatapan Intan sama tajamnya. "Kamu pikir aku akan tau jika Danu akan mencari aku lagi? Aku pikir semuanya sudah selesai antara aku dan Danu. Kamu pikir aku gak percaya sama orang-orang di sekitar aku. Kamu pikir aku senang liat Danu menyiksa kalian seperti waktu itu? ENGGAK INTAN... ENGGAK!" pekik Bella di akhir kalimatnya.

Bella bernafas cepat dengan detak jantung yang berdebar lebih cepat.

"Kamu tau, saking percayanya aku sama orang-orang di sekitar aku, aku punya musuh dalam selimut. Aku gak tau kalau selama ini pacar aku selingkuh dengan sahabat aku sendiri. Kurang percaya apa lagi aku ke kalian? Belum lagi ibu dan saudara tiriku berusaha membunuhku hanya karena warisan. Padahal aku mulai mempercayakan papiku pada mereka. Apakah sesulit itu untuk percaya pada orang lain, Intan?"

Isabella (Complete) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang