抖阴社区

- xlviii -

1.8K 318 124
                                        

Sebuah notifikasi pop-up muncul di layar ponsel Irene.

Taehyung : Rene, gue nggak pingin kita p

Irene hanya meliriknya sekilas. Dalam hati sebenarnya ia ingin segera membuka pesan Taehyung. Tapi ia memilih mempertahankan egonya.

Line! Line!

3 new messages from Taehyung

Lagi-lagi Irene hanya meliriknya datar. Ia memainkan kukunya, menimbang-nimbang apakah sebaiknya ia membukanya atau tidak. Namun lagi-lagi egonya menang. Jadi ia hanya menghilangkan notifikasi tersebut dari layar. Lalu mengunci layar ponselnya tersebut.

Sayangnya pesan pertama yang dikirim Taehyung telah terbaca oleh gadis itu. Mau tak mau, sebaris kalimat tersebut melekat di otaknya.

Rene, gue nggak pingin kita p

Tanpa sadar otaknya mencoba menduga apa yang sebenarnya ingin dikatakan Taehyung.

Kenapa berhenti di 'p'? Sebenernya dia mau bilang apa? P-putus? Atau p-pacaran? P-pergi? P-Perantem? Duh maksa banget, Irene!

Atau 'p'-nya typo apa gimana sih?! Penasaraaan! Tapi kalo gue baca ntar... ish!

Irene menggelengkan kepalanya cepat. Menghilangkan pikiran yang mulai menjalar kemana-mana. Taehyung benar-benar membuatnya gila beberapa hari ini.

Masalah Sehun juga membuat kepalanya pecah. Pasalnya lelaki yang dipilihkan orang tuanya tersebut telah berkata menyukainya sejak awal pertemuan keluarga mereka. Jadi tentu saja ia tak akan pernah menolak pernikahan ini. Lagipula pria itu benar-benar berniat mencari calon istri karena ia anak terakhir dam kakak-kakaknya telah menikah semua.

Ayah dan ibunya tentu lebih memilih Sehun yang tampan, mapan, dan soleh daripada Taehyung. Padahal Irene telah mengatakan pada orang tuanya bahwa ia masih menyukai Taehyung dan menolak menikah dengan Sehun setelah pertemuan keluarga tersebut.

Namun ayah dan ibunya berkali-kali membujuknya dengan berkata bahwa Irene akan bahagia dengan Sehun di masa depan. Bahwa Sehun lebih mapan. Sehun lebih bertanggung jawab. Sehun inilah. Sehun itulah. Sehun bla.. bla.. bla..

Irene ingin menyumpal telinganya, karena ayah ibunya tak hanya mengatakannya hari itu saja, tapi setiap hari. Setiap hari! Bayangkan.

Tak hanya itu, Sehun juga gencar mendekatinya pasca pertemuan keluarga teesebut. Entah mengirim pesan ataupun mengantar jemput ke sekolah tempat ia mengajar. Irene tak bisa menolaknya. Setiap gadis itu akan melarikan diri dari Sehun, ayah ibu Irene akan sigap menjaga dari belakang. Membujuk putri semata wayang mereka tersebut agar berinteraksi dengan Sehun.

Irene memutar bola matanya jengah. Jenuh dengan keadaannya beberapa hari ini. Ia lalu melemparkan ponselnya ke ranjang. Meninggalkannya, dan lebih memilih meraih buku-buku untuk peraiapan mengajar esok hari.

*

Taehyung masih menantikan jawaban Irene. Namun yang ditunggu-tunggunya itu tak kunjung menampakkan diri. Yang ada malah kepala Wendy yang menyembul dibalik pintu kamarnya.

"Bang Tae," panggil gadis itu.

"Hm?" sahut Taehyung.

Tanpa mengatakan apapun, Wendy masuk ke kamar Taehyung. Ia lalu duduk di ranjang Taehyung. Tepat di sebelah cowok itu yang sedang telentang di tengah-tengah ranjang.

"Geser dikit dong bang," pinta Wendy.

"Duh, ganggu orang lagi ngelamun aja sih," gerutu Taehyung. Meski begifu, ia tetap menggeser badannya agak ke pinggir ranjang.

Bang! | p.jm-k.th-s.swTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang