Beberapa minggu ini Wendy menolak ajakan Suga untuk keluar. Pasalnya, sekolah gadis itu sedang musim ujian. Wendy sungguh amat sangat sangat terpaksa menolak ajakan keluar cowoknya itu. Ia sebenarnya sangat ingin pergi, tapi terganjal izin sang kakak.
Setiap Wendy meminta izin, pasti.Jimin atau Taehyung berkata..
"Nggak! Benerin dulu nilainya, baru pergi!"
"Nggak hari ini, ataupun besok! Selama masih remed!"
"No, no, no! Not today!" kadang dijawab sambil bernyanyi juga oleh Taehyung.
Bahkan Jimin kadang menjawabnya dengan sindiran, "Udah bagus semua nilainya?"
Kalau udah kayak gitu, Wendy manyun, lalu kembali ke kamarnya sambil membanting pintu kamar.
"Abang nyebeliin!" seru Wendy keras-keras. Sengaja, biar terdengar oleh kedua abangnya.
*
Minggu-minggu ujian yang melelahkan jiwa dan raga Wendy akhirnya terlewat juga. Bahkan lusa rapornya akan dibagikan. Undangan untuk wali murid telah berada di tangannya. Ia hanya tinggal menyerahkannya kepada kakaknya.
Malam itu, Wendy berjalan menuju kamar kakaknya. Ia berdiri di depan kamar Taehyung. Namun saat akan mengetuk, tiba-tiba Wendy ragu. Tiba-tiba ia terpikirkan kemungkinan Taehyung akan bertemu Irene jika mengambilkan rapornya. Ia tak tahu apakah kakaknya itu telah move on dari guru Bahasa Inggrisnya itu.
Wendy akhirnya menggeleng. Lebih baik ia meminta tolong pada Jimin, begitu putusnya.
Wendy berbalik, dan mengetuk pintu kamar Jimin.
"Bang Jim!" panggilnya.
"Masuk aja, nggak dikunci!" sahut Jimin dari dalam. Wendy pun masuk.
Dilihatnya kakak pertamanya itu sedang menggarap sesuatu di laptopnya.
"Bang," panggil Wendy, sambil berjalan mendekati Jimin, yang tengah duduk di meja belajarnya.
"Apaan?" jawab Jimin sambil masih tetap terfokus pada laptopnya.
Wendy menyodorkan kertas undangan tersebut tepat di depan muka Jimin. Menutupi arah pandang cowok itu pada laptopnya. Kepala Jimin mundur beberapa centi menatap kertas di tangan Wendy tersebut, lalu bergantian melihat ke arah Wendy.
"Dateng-dateng main sodorin ke muka aja," dumalnya. "Apaan nih? Jangan bilang panggilan gegara poin lo udah banyak, dek."
Wendy memukul bahu cowok itu, "Suudzon banget sih jadi orang! Dibaca dulu kali, bang!"
Jimin mencebik, lalu membuka kertas yang telah diambilnya dari tangan Wendy. Dan dibacanya dalam hati.
"Lusa nih berati?" tanya Jimin. Wendy menjawab dengan anggukan.
"Keknya abang nggak bisa ngambilin. Abang ada kelas nih, nggak bisa ditinggal kayaknya. Minta si Taetae sana lah," ujar Jimin.
"Yaah. Kok nggak bisa sih? Bolos aja lah bang," bujuk Wendy.
"Nggak bisa. Itu kelas pengganti yang dosennya nggak selow, jadi nggak bisa nitip absen," jelas Jimin lagi.
"Si Taetae kayaknya kosong tuh Sabtu," cetus Jimin menyarankan.
"Diih, abang mah nggak peka! Bang Tae kan udah putus sama Bu Irene. Kalo ntar ketemu gimana? Takut Bang Tae makin baper dan nggak bisa move on," papar Wendy.
"Yealah, itu mah urusan dia," sahut Jimin tak peduli. "Baper juga kudu dihadapi kan? Biar makin tangguh. Biar hatinya makin kebal kalo ketemu mantan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Bang! | p.jm-k.th-s.sw
FanfictionFluffy drabble(?) story, tentang Wendy dan kakak kembarnya Jimin & Taehyung yang punya sister complex! Beware of cringey words! cover by me :)