Langit hanya mengangguk, entah itu paham atau hanya jawaban bohongan semata. Sial !! Kenapa gadis itu tak muncul juga ?
Dengan perasaan dongkol, Langit berjalan menuju lapangan karena suara peluit kembali terdengar. Walau saat ini dia sedikit khawatir dengan Tasya, gadisnya?
Wajah senyum mengejek dapat Langit lihat dari Venus. Bahkan laki-laki itu mengacungkan jempol lalu dibalikkannya (👎) . Mungkin karena dia fikir hal itu dapar memancing kemarahan Langit.
Permainan segera dimulai. Beberapa kali Langit kehilangan konsentrasinya karena fikirannya terus melayang pada seseorang yang sampai sekarang belum terlihat lagi.
Saat Langit hampir mencetak gol, tiba-tiba Venus menjegal kaki Langit hingga membuat laki-laki itu terjatuh. Rencana yang dibuat berhasil, Venus menyunggingkan smirk smile .
Drain membantu Langit berdiri lalu menatap Venus dengan tatapan tajam "Lo kalau mau curang tempat lo salah bro"
Venus mengabaikan ucapan Drain yang hanya dia anggap sebagai dengungan tawon. "Hei Lang.. Gue kayak de javu tau ngga. Sama kayak pas smp dulu. Syaffa ngga bisa dateng buat nemenin lo karena kecelakaan, and finally lo cidera karena ngga fokus.. Mana cewek lo? Ngga ada kan? Gue harap dia juga kecelakaan dan lo kalah lagi. Pemain cinta. Menyek-menyek banget ya kisah lo"
Tasya? Ngga ! Gadis itu ngga boleh kayak Syaffa. Dengan cepat Langit menggelengkan kepala.
Sial rupanya pancingan itu berhasil membuat konsentrasi Langit buyar. Dia ngga mau merasakan hal yang sama untuk kedua kalinya.
Tangan Langit mulai menggenggam. Namun sebelum tinjuan itu melayang..
"Langit !!! "
Teriakan melengking itu membuat Langit bahkan Venus menolehkan wajah mereka. Gadis itu melambaikan tangan pada Langit sambil menyunggingkan senyum.
Melihat seseorang yang melambaikan tangan padanya membuat Langit sedikit tersenyum. Ya, hanya sedikit bahkan dia sendiri tidak sadar jika dia sedang tersenyum.
"Benar kan apa yang gue bilang.. Lo tuh cuma pemain cinta men. Udahlah sana aja lo romantis-romantisan sama pacar lo. Karena lo ngga pantes buat jadi kapten" ejekan Venus semakin menjadi-jadi.
Entah alasan apa yang membuat Venus begitu serius untuk mengejek bahkan merendahkan Langit. Tapi sepertinya memang dia sangat benci pada Langit.
Peluit berbunyi menandakan waktu istirahat. Para pemain dari dua tim tersebut segera menepi untuk menuju tempat istirahat mereka. Memang tidak lama waktu yang diberikan, namun bisa membuat paru-paru mereka sedikit lega itu saja sudah cukup.
"Lo kemana aja gue telfon ngga lo angkat? " tanya Langit setiba di depan Tasya.
Memicingkan mata "Kenapa? Lo khawatir ya? Ciee"
"Pertanyaan gue dengan jawaban lo melenceng jauh. Lo cukup jawab aja hal yang gue tanyain. " semprot Langit mengusap keringatnya menggunakan handuk yang dibawa Tasya.
"Yaudah nih gue jawab. Tapi gue ngga mau ngulang perkataan gue" menghirup nafas dalam-dalam "Tadiguekecopetan" lanjut Tasya dengan ritme yang sangat cepat.
Menatap Tasya tajam "Dimana lo kecopetan?"
Tasya membulatkan matanya. Padahal tadi dia menjawab dengan cepat adalah supaya laki-laki itu tidak bisa menangkap apa yang dia katakan. Apalagi kan tadi ada embel-embel tidak ada pengulangan perkataan. Bagaimana bisa laki-laki itu?
"Yahh.. Kok lo denger sih Lang? Padahal kan gue udah coba ngomong banter biar lo ngga denger. Lo pake perekam ya?"
"Lo kalau bego jangan kejauhan, kasihan gurunya harus nungguin. Lo tadi bilang ngga ada pengulangan kan? Jadi gue dengernya serius karena gue yakin bakal ada yang mau lo umpetin"

KAMU SEDANG MEMBACA
[HSLS] You are.... √
Teen FictionPernah dengar "Jangan bermain api kalau takut terbakar, Jangan bermain air kalau takut basah, Jangan bermain lumpur kalau takut kotor." Tau ngga artinya apa? Itu artinya jangan bertindak sesuatu kalau kamu tidak siap menanggung resikonya. Sama kay...
Chapter 8 [Kejutan?]
Mulai dari awal