抖阴社区

Chapter 35

432 24 0
                                        


Dengan gusrak-gusruk Langit berusaha menyari barang yang seingatnya dia taruh di dalam saku jaketnya. Namun sekarang barang itu tidak ada di sana.

'Ck. Di mana sih? Ngga mungkin hilang juga kali? Seingat gue ada di sini. Siapa juga yang mau nyolong?' Batin Langit kesal setengah mati.

Ya coba saja dipikir gimana ngga kesal, udah susah-susah kemarin nyari barang itu hingga dia memasuki hampir seluruh toko perhiasan di mall dan sekarang barang itu entah berada di mana. Belum lagi harganya yang menguras dompet dan tabungannya di bank. Dia juga harus berbohong kepada papanya saat beliau menanyakan mengapa pengeluaran Langit yang sangat banyak.

"Nyari apa sih Lang kayaknya kesal banget gitu?" Tanya Adit yang merasa terganggu dengan aktivitas Langit yang terkesan buru-buru membuat jajan yang dia taruh di dekat kaki Langit tumpah tak beraturan.

Langit masih mencari di dalam tasnya tanpa menoleh pada Adit, "Cincin."

Adit menegakkan badannya karena memang tadi dia sedang tiduran sambil membaca cerita di wattpad, "Cincin? Gue ngga pernah lihat lo pakai cincin."

"Emang ngga gue pakai. Itu sengaja gue beli buat Tasya. Seingat gue kemarin ada di jaket ini deh. Masa iya ada yang nyolong?"

"Emang cincinnya kayak gimana sih? Kok gue jadi penasaran.. Mahal pasti, dilihat dari muka lo yang ngga ikhlas kalau barang itu sampai hilang." Adit membantu mencari di bawah tempat tidur mereka sambil melipat selimut yang masih berantakan. Udah pernah bilang belum kalau Adit itu ibunya anak-anak GILA?

Memberantakan rambutnya sendiri karena frustasi barang yang dia cari belum ditemukan juga, "Itu cincin ada permatanya warna merah delima. Kalau dibilang mahal ya iya sih. Tabungan gue terkuras buat beli tuh barang. "

"Bokap lo tahu?"

"Ck. Nanya yang bobot kali ah. Ya tahunya kalau gue ngeluarin duit banyak. Tapi kalau buat beli apa ngga gue kasih tahu."

"Elang juga dikasih tabungan ngga sama bokap lo?"

Langit menggeram kesal mendengar pertanyaan Adit yang kelewat ngga guna, "Sekali lagi lo nanya yang ngga penting, gue jitak lo. Itu tabungan dari oma, mamanya papa sebelum meninggal. Ya ngga punyalah, beliau meninggal pas gue masih SD dan tuh anak kan ke rumah pas mau masuk SMA. Jaraknya jauh kali. Kenapa lo nanya aneh banget sih?!"

"Lo ngga mikir apa yang gue pikirin?" Tanya Adit menatap Langit sambil memicingkan matanya.

Langit bingung menangkap arah pembicaraan Adit, "Maksu... Shit ! Gue cabut dulu."

Setelah melempar jaketnya asal Langit segera berlari menuju tempat di mana dia bertemu Tasya tadi. Matanya mengkilat memerah menandakan bahwa dia sedang marah besar.

Dilihatnya Venus yang asyik sendiri dengan hpnya tanpa ada siapa-siapa di dekatnya. Langit segera pergi menghampirinya.

Venus mendongak melihat Langit yang sedang berjalan mendekatnya. Dia mengernyitkan bingung melihat kehadiran laki-laki itu.

"Elang mana?! " Tanya Langit tidak santai.

Mendapat pertanyaan dengan nada tak mengenakkan dari Langit membuat Venus enggan menjawabnya. Dia memilih melanjutkan permainannya yang sempat tertunda.

"Lo budeg apa bisu?!"

"Lo nanya apa mau malak? Bisa kali nadanya biasa aja." Sahut Venus enteng.

"Elang mana?!" Belum bisa dikatakan dengan nada biasa saja namun yang ini terdengar lebih baik dari sebelumnya.

"Elang tadi bilang ke gue mau buang air. Lagian ngapain lo nyari Elang, bukannya lo ada urusan sama Tasya? Sekarang di mana dia?"

[HSLS] You are.... √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang