Tahukah kamu bagaimana rasanya
Mendengar tanpa getaran
Melihat tanpa cahaya
Berbisik tanpa suara
Dan menangis tanpa air mata
Begitu hampa
Bahkan rasa rindu yang semakin menggerogoti
Hadirmu hanya berupa bayangan yang tak pasti
Seakan datang lalu pergi lagi
Meninggalkan aku yang begitu saja sendiri
Rapuh
Aku berlari namun kembali jatuh
Yang terus turun adalah aliran piluh
Seiring kepercayaan yang semakin runtuh
Apa yang bisa aku harapkan?
Ketika merindukan dekapan
namun tak akan kudapatkan
Hanya berjalan secara perlahan
Berharap akan menemui kebahagiaan
Walau harus kutanya entah itu kapan?🐌🐌🐌🐌
Langkah sepatu yang terdengar tergesa-gesa bergesekan dengan lantai rumah sakit yang tengah ramai. Baju mereka yang masih mengenakan seragam sekolah sedikit mengundang perhatian dari beberapa pengunjung yang lewat di koridor itu.
"Gue pastiin muka lo hancur kalau sampai lo bohongin gue." Suara ancaman keluar dari bibir gadis yang dikuncir kuda, Aeedenatasya.
Venus menggidikan bahunya, "Sebenci-benci gue sama lo, gue ngga bakal sudi buat main-main sama nyawa papa. Papa yang nyuruh gue buat jemput pricess kesayangannya ini."
Tasya mendelik tajam saat Venus menyebut nama kecilnya. Seolah laki-laki itu tahu banyak tentang ceritanya. Padahal dia sangat tidak suka saat Venus menyebut 'papa' yang sama dengan yang dia sebut 'papa'.
"Bukan karena lo juga anak papa jadi bisa buat lo seenaknya nyebut gue dengan nama itu. Karena gimanapun juga mulut lo ngga pantes, dan gue juga ngga sudi." Semprot Tasya pedas.
Memutar bola matanya, "Gue percaya kalau Tante Alissa adalah orang yang lembut, tapi gue ragu kalau lo tuh anak kandungnya." ledek Venus.
"Ngga usah sebut-sebut nama mama, karena itu cuma bakal bikin gue benci sama parasit yang udah ngehancurin keluarga gue. Dan lo ada di dalamnya."
"Dan secara ngga langsung lo nyebut nyokap gue sebagai parasit? Gue ngga masalah lo ngatain gue sampai mulut lo berbusa karena itu gue anggap sebagai pujian. Tapi engga dengan lo menghina nyokap gue. Dia bukan parasit. Mereka bersatu karena suka sama suka. Ngga ada unsur nyokap gue buat ngegodain papa. " Venus mencoba untuk mengontrol emosinya. Saat ini mereka berada di depan kamar papa mereka.
"Kesalahan nyokap lo cuma satu, kenapa dia tetap mau sedangkan papa sudah punya keluarga? Perempuan baik-baik ngga akan ngelakuin hal segila itu."
Plak.. Mata Tasya terpejam secara spontan saat tangan Venus menampar pipinya dengan kasar. Bahkan suara tamparannya terdengar menggema dan dipastikan terdengar hingga dala. Hal itu membuat Wulan dan Gio keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi.
"Venus !! " Teriak Wulan saat melihat pipi Tasya memerah dan tangan Venus yang masih melayang di udara.
Gio menatap tajam Venus, "Apa yang udah lo lakuin?"
Saat Gio berusaha mengusap pipi Tasya, gadis itu menepis tanganyya. Air mata Tasya mengalir begitu saja. Jujur ini sangat menyakitkan. Dadanya terasa sesak.
"Kamu kenapa Ven?" tanya Wulan mulai melunak.
"Gue muak ! Muak sama gadis yang super manja ini. Dia udah merendahkan mama, dan Venus ngga terima Ma. Dia udah keterlaluan." Tutur Venus enggan menatap hasil karyanya pada pipi Tasya.
"Dia adik kamu Ven. Kamu ngga boleh kasar sama dia. Mungkin Tasya sedang tidak mood, jadi.."
"Cukup !! Kalian masuk, jangan menyebar aib keluarga dengan cara bertengkar di luar." Suara Lucas membuat mereka melihat ke dalam.

KAMU SEDANG MEMBACA
[HSLS] You are.... √
Teen FictionPernah dengar "Jangan bermain api kalau takut terbakar, Jangan bermain air kalau takut basah, Jangan bermain lumpur kalau takut kotor." Tau ngga artinya apa? Itu artinya jangan bertindak sesuatu kalau kamu tidak siap menanggung resikonya. Sama kay...