"Hyung, jawab aku.. Hyung beneran mau menikah denganku?? Memang hyung suka denganku??" tanya Jaehwan yang berhasil membuat Minhyun mengerutkan dahinya
"Maksudnya??"
"Memang hyung mencintaiku?? Mencintai seperti itu?? Bukannya aku hanya adik untuk Minhyun Hyung??" tanya Jaehwan lagi
"Bangun.. Bangun.. Ayo balik.. Hyung harus berangkat kerja.." kata Minhyun
"Sekarang??" tanya Jaehwan
"Lelah, Hyung... Baru juga istirahat... Aku masih lelah.."
"Ya udah.. Hyung duluan ya.. Kamu baliknya nanti kalau sudah tidak terlalu lelah.." kata Minhyun yang langsung meninggalkan Jaehwan
"Masa sendiri??!! Hyung tungguin!!!" panggil Jaehwan yang langsung mengejar Minhyun
Baru sampai pertengahan, Minhyun tiba-tiba membungkuk dan berhasil membuat Jaehwan menabraknya.. Ia dapat merasakan Jaehwan sudah sangat kelelahan saat Jaehwan tanpa sengaja jatuh di punggungnya..
"Hyung..." panggil Jaehwan
"Ayo.. Naik ke punggungku..."
"Hah?? Nggak.. Nggak.."
"Ayo naik.. Nafasmu udah nggak karu-karuan gitu.. Sini.." paksa Minhyun yang langsyng menggendong Jaehwan
"Aku berat hyung..."
"Aku tahu.. Nggak usah diinformasiin lagi.."
"Turunin aku!!"
"Nggak.."
"Hyung aku mau turun!!" rengek Jaehwan
"Jaehwan boleh nggak hyung minta jangan cepet ngambek??" tanya Minhyun yang membuat Jaehwan terdiam
Jaehwan melingkarkan tangannya dileher Minhyun dan menyandarkan kepalanya di bahunya...
"Jaehwan ngantuk, Hyung..."
"Tidur lagi saja.. Lagian ngapain pakai ikut lari pagi sih.. Ngapain diet-diet sih??" gerutu Minhyun namun tidak mendapat jawaban karena Jaehwan merasa sangat mengantuk
Anak ini..
Selalu saja tertidur kalau digendong...
Padahal aku baru saja mau memberitahumu kalau aku sangat menyayangimu.. Mencintaimu.. Menyukaimu..
Sabar sebentar, Jaehwanie..
Hyung akan berusaha untuk mengatakan hal ini sambil menatapmu..
Hyung juga ingin mengutarakan perasaan ini.. Tapi mulut dan hatiku tidak bisa bekerja sama setiap aku menatap wajahmu..
Asal kamu tahu.. Salah satu mimpiku adalah menikah denganmu....
.
.
.
.Minhyun hyung...
Besok sibuk nggak?? 😰
Bisa anterin aku jemput Daniel, nggak??Minhyun yang sedang meeting menyempatkan waktu untuk membaca pesan dari Jaehwan... Ia meletakkan kembali handphonenya dan segera melanjutkan meetingnya dengan para direksi dan fokus pada pembahasan mereka...
"Myungjun.. Boleh tahu jadwalku besok?" tanya Minhyun pada asistennya setelah ia menyelesaikan meetingnya
"Besok ada pertemuan dengan investor dari Rusia.. Juga ada jadwal dinner dengan tamu khusus dari Jepang.."
"Dari jam makan siang sampai jam 4 aku tidak punya jadwal kan?"
"Tidak ada, pak.."
"Kalau gitu besok saya akan keluar dari jam makan siang dan akan kembali ke hotel tepat jam setengah 5.. Kalau ada apa-apa telpon saja ke handphone saya.."
"Baik, pak.."
"Oh iya.. Untuk lowongan chef pastry untuk restoran kita apa masih ada?"
"Luxus restoran??"
"Setahu saya masih.. Kemarin ada yang sempat melamar tapi kepala chef Ryan tidak menerimanya.. Karena dinilai tata cara penghiasan dessert masih kurang menarik.."
"Aturkan jadwal bertemu dengan kepala chef Ryan lusa depan.. Saya ingin bicara dengannya.."
"Baik, pak.. Apa ada lagi yang bisa saya bantu??"
"Oh itu saja.. Kamu bisa kembali.."
"Baik kalau begitu.. Permisi pak.."
.
.
.
.
.
."Seongwoo hyung!!! Barengan sih!!!" rengek Jaehwan
"Aduh Jae.. Kamu nggak usah ikut jemput lah... Daniel juga akan mengerti..."
"Nggak!! Daniel kan kembaranku, hyung!!! Aku ikut ya.. Jemput Niel di bandara.. Ya... Ya.. Ya??" pinta Jaehwan
"Nggak.. Setelah dari bandara aku mau ajak Daniel jalan.. Kamu gimana? Hyung tinggal di bandara??"
"Yah.. Ya udah nggak apa-apa.. Aku naik taksi saja dari bandara kalau hyung mau pergi sama Niel.. Tp perginya barengan... Lumayan kan biaya taksinya..."
"Ong!!" panggil Minhyun
"Minhyun hyung??!!" panggil Jaehwan yang langsung menghampirinya
"Kenapa kamu selalu panggil aku begitu sih??" keluh Seongwoo
"Lah nama kamu kan emang ada tiga huruf itu.. Lah aku mesti gimana Kim Seongwoo???" tanya Minhyun yang baru saja datang ke rumahnya
"Ngapain kesini?? Biasanya general manager ini sibuk di hotel.."
"Jemput Jaehwan.."
"Anaknya mau pergi kan sama aku..."
"Sama aku saja.. Daripada dia terlantar..."
"Minhyun hyung mau antar aku ke bandara jemput Niel??" tanya Jaehwan senang
"Hyung kan sudah kirim pesan padamu.. Sudah telpon berkali-kali tapi nggak di angkat.." gerutu Minhyun
"Oh.. Oh iya.. Oh iya.. Aku nggak lihat.. Belum aku nyalain lagi nada deringnya..." kata Jaehwan merasa bersalah
"Nada dering ya Kim Jaehwan.. Jadi kalau ada apa-apa kamu juga bisa dihubungi..."
"Maaf hyung..."
"Nih.. Nih yang begini ini nih... Makanya adikku bisa ketempelan sama hwang minhyun.. Biar aja Jaehwan ikut aku.. Pulang dia bisa naik taksi... Kamu pasti ada kerjaan.."
"Jam 6 sore.. Masih keburu.. Mending telat daripada Jaehwan terlantar..."
"Terlantar gimana?? Kalau mau bawa mobil sendiri juga sebenernya dia bisa.. Cuma malesnya aja nggak ampun-ampun.." omel Seongwoo
"Buang-buang bensin saja.. Kalian satu rumah.. Kenapa nggak satu mobil saja?? Kenapa?? Mau berdua saja kan dengan Daniel??? Yah gimana Jaehwan nggak ketempelan denganku.. Kakak kandungnya saja seperti ini.." gerutu Minhyun
"Yah kamu terlalu banyak berperan dalam hidupnya.."
"Yah gimana nggak berperan.. Kamu aja sering titipin Jaehwan padaku.. Kena ompol.. Kena muntahan waktu Jaehwan sakit.. Aku yang nemenin Jaehwan ke wc kalau dia sakit perut.. Main bola di taman juga aku.. Nggak punya adik jadi kaya punya adik.. Ini kakaknya sibuk sama anak orang... Udah kubilang dari awal.. Harusnya setiap kamu titipin Jaehwan, aku nggak usah kembaliin dia.. Toh juga dia nanti jadi milikku.."
"H-hyung.. Apa kita nggak berangkat saja sekarang??" tanya Jaehwan pada Minhyun
"Ah iya benar juga... Ayo.. Eh tapi kenapa wajahmu merah begini??" tanya Minhyun sambil mengelus pipi Jaehwan
"Yah Minhyun.. Tambah merah kalau makin kamu elus begitu.. Kamu nggak sadar apa sama seribu kalimatmu tadi? Aku heran ada general manager sebodoh kamu..." ledek Seongwoo yang langsung memasuki mobilnya
"Nggak apa-apa hyung.. Hyung, ayo.. Nanti nggak keburu.. Hyung kan harus kembali ke hotel.." ajak Jaehwan sambil menarik Minhyun ke mobilnya
"Emang tadi aku bilang apa??" tanya Minhyun bingung
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.🙆 anyyeong..
Back with new chapter..
Please kindly comment 😄
Kyaknya makin amburadul and random ya ceritanya..
Mohon bersabar ya..
Mungkik book ini bisa agak panjang chapternya ...
Tapi masih belum yakin.. 😀
Thank you udah mau sempet-sempetin baca dan komen ^^

YOU ARE READING
[END] Nothing Without You
Fanfiction"Pernikahan???" "Sama siapa?? Jaehwan??" "Aku?? dengan Minhyun hyung?? Mau menikahi aku atau membunuhku?? Nggak mau!!" ========= "Putih.... Semua putih..." "Putih?? Pe...
Dream
Start from the beginning