"Kamu belum memiliki pelayan yang bisa membantumu selama seminggu ini.. Jadi, pastikan semua hidangan bisa keluar tepat waktu saat kita melakukan trial pada tamu.."
Jaehwan tertegun saat ia mendengar ia tidak memiliki pelayan untuk satu minggu.. Ia pun menatap Ryan dengan pandangan curiga sampai Ryan bemar-benar meninggalkannya di dapur...
.
.
.
.
.Minhyun melirik ke arah kursi penumpang disebelahnya, dimana Jaehwan tertidur karena merasa lelah..
Saat ia memberhentikan mobilnya karena lampu merah, Minhyun membuka jasnya dan menyelimuti Jaehwan..
"Hyung...??" panggil Jaehwan saat ia terbangun karena hangat yang dirasakannya tiba-tiba
"Hyung membangunkanmu ya??" tanya Minhyun
"Nggak hyung.. Nggak apa-apa.."
"Lelah sekali ya?? Hari ini kamu masak apa saja?? Aku nggak lihat kue buatanmu di etalase cafe?? Habis atau gimana??" tanya Minhyun
Jaehwan hanya terdiam bingung... Minhyun pasti tidak tahu kalau sudah 3 hari ini ia menjalankan test berat dari Ryan.. Diawali dengan tidak ada kerjaan sepanjang hari, hanya mencatat dan memilih bahan-bahan yang akan dipakainya, lalu disusul di hari kedua dimana ia harus memasak untuk seluruh pelayan di dapur dan tak satupun dari mereka yang menilai makanannya enak dan layak dimakan.. Sedangkan hari ini, ia harus masak sendirian juga membuat dessert untuk para tamu tanpa ada pelayan yang membantunya.. Untung saja chef dilarang keluar dapur, jika iya, Jaehwan yakin kalau dia yang akan turun mengantar hidangannya ke meja tamu...
"Hyung aku lapar..." jawab Jaehwan mengalihkan pertanyaan Minhyun
"Oh.. Kamu mau makan apa? Kita makan dulu baru pulang..." ajak Minhyun
"Apa saja yang penting isi perutku..." rengek Jaehwan
"Kamu kaya nggak makan saja.."
Jaehwan hanya menghela nafas karena jawabannya adalah iya.. Iya dia tidak makan... Sudah tiga hari ini sejak ia bekerja, tidak pernah sekalipun ia memiliki waktu makan siang.. Yang bisa dilakukan adalah meneguk segelas air putih saat perutnya terasa nyeri dan perih..
"Hyung... Apa chef Ryan akan mengijinkan aku cuti 1 hari minggu depan?? Aku kan baru masuk kerja.." tanya Jaehwan
"Nanti aku saja yang bicara.."
"Hah?? Hyung yang akan bicara??" kaget Jaehwan
"Kenapa kaget begitu??"
"Ya ng-nggak apa-apa.. Hanya saja.. Hanya saja apa tidak apa-apa??"
"Buat saja ijin cutimu.. Berikan padaku.. Nanti aku tanda tangani dan aku yang bicara pada Ryan.."
"Bukannya sebaiknya Ryan yang tanda tangan?? Dia kan kepala chef.. Hyung, jangan main curang lagi.."
Minhyun terkejut dengan kalimat yang di ucapkan Jaehwan..
"Curang??" tanya Minhyun
"Hyung sudah merekomendasikan aku untuk bekerja di hotel.. Dan aku pun diterima tanpa melakukan test ataupun interview.. Itu sudah suatu keistimewaan kalau dilihat orang lain.. Sekarang untuk cuti, lebih baik aku yang bicara sendiri.."
"Ada yang mengganggumu tentang hal ini, Jae??"
Kali ini giliran Jaehwan yang sedikit terkejut.. Minhyun memang terlalu pintar dan pikirannya sangat cepat.. Jaehwan baru saja tersadar kalau ucapannya bisa membuat Minhyun merasa curiga..
"Nggak.. Aku hanya bicara apa adanya.. Karena di LA segalanya aku lewati dengan susah payah.. Hyung pikir aku mudah mendapat ijin untuk resign padahal aku baru diterima kerja? Aku kan kena denda finalty karena seharusnya aku pekerja kontrak.."

YOU ARE READING
[END] Nothing Without You
Fanfiction"Pernikahan???" "Sama siapa?? Jaehwan??" "Aku?? dengan Minhyun hyung?? Mau menikahi aku atau membunuhku?? Nggak mau!!" ========= "Putih.... Semua putih..." "Putih?? Pe...
Hard Time
Start from the beginning