Isabella (Complete) End

By penaduajempol

8.2K 335 9

Setelah Bella mempergoki kekasihnya berselingkuh dan bercumbu di parkiran mall yang sepi, di dalam mobil sang... More

1. Prolog
2. Putri Brawijaya
3. Birthday
4. Cenayang
5. Firasat
6. Bad Liar
7. Sakit
8. Rings
9. Hutang penjelasan
10. Drop
11. Kanu
12. Inheritance
13. Berdebar
14. love you too
15. Puncak
16. horor romance
17. Ibu lainnya
18. Insecure
19. Need Blood
20. Hutang nyawa
21. Kebohongan awal
22. Kenapa?
23. Prince of dirty blood
24. Alibi
25. Mengalah
26. Glimpse of Us
27. First
28. King Izyaslavich
29. Tamu
30. Aib
31. Pelaku lainnya
32. Stiletto
33. Andre reason
34. CCTV
35 - Barbie dan Ken
36. Masha & The Bear
37. War or Nego
38. Ketahuan
39. Bukan Hades
40. Open Trip
41. Monkey
42. Tiket masa depan
43. Salah paham
44. Harley dan Marley.
45. Bocah menakutkan
46. Assessment.
47. Arya Kamandanu.
48. Be Like
49. Puncak hanya bonus
50. Moksa
51. Lelaki misterius
52. Feeling
53. Emergency blanket.
54. Makhluk Fana
55. Realistis
56. Little Bride
57. OKHOTNIK
58. Gift Luxury
59. Still V
60. Voucher Gratis
61. Suara Durjana
62. Farewell
63. Raja Iblis
64. LH Corp
65. Hukuman
66. Galau
67. Midnight Cafe
68. Don't Say Sorry
69. Tissue Ajaib
70. Take of
71. Never Done
72. Mengalah bukan berarti kalah
73. Provokasi
74. Playing Victim
75. Prom Night
76. Brain wash
78. Terbuka
79. Airport.
80. Engagement
81. Holiday
82. Kemarahan Kamandanu
83. Sakit Hati Camilla
84. Musuh dalam selimut
85. Punishment
86. Menghadapi Sendiri
87. Karir di ujung tanduk
88. Kuntilanak Sipit
89. Rumor dari Iblis Betina
90. Planning
91. Terprovokasi
92. Tutup pintunya!
93. Amplop Misterius
94. Malam Sweet 17th yang mencekam
95. Akhir dari kepastian
96. Bantuan Sang Mantan
97. Memulai Semuanya dari 0
Visual
98. Rita Sarasvati dan Liu Huan
99. Pengkhianat
100. Nasi uduk jengkol
101. Danu Gila
102. Cousin
103. Boomerang
104. Dewa Yunani
105. Tempat kamu bukan di sini
106. Cita-cita
107. Pusat Perhatian
108. Be my Girl
109. Dewa Apollo
110. Mas Berto
111. Destroyer
112. Sate
113. Mencari Jarum Di Tumpukan Jerami
114. Camilla turun tangan
115. Tour
116. Pregnant
117. Melawan restu
118. Good News or Bad News
119. Battle Royal
120. Penawaran
121. Pertemuan Kembali
122. Kenyataan baru
123. Orang tua kandung
124. Sacrifice and Friendship
125. Divorce
126. I am sorry, Bella
127. Tidak percaya
128. Impulsif
129. Rujuk
130. Altar
131. Sahabat
132. Hutang
133. Menjaga jodoh orang
134. Adrian
135. Sibling
136. Rencana Marina
137. Forget
138. Danu Menggila 21+
139. Daddy
140. Mistake
141. Funeral
142. Rusun
143. Honduras
144. Hugo Kalandra
145. Not Free
146. Family Gathering
147. Kenyataan Pahit
148. Keponakan
149. Bersalah
150. Putra tunggal pewaris Lee Corp
151. Rencana yang gagal
152. Terlambat (End)
Epilog

77. Battle Song

27 2 0
By penaduajempol

Oh ... I'm sorry for... blaming you, For everything, I just couldn't do. And I've hurt myself by hurting you.

Shasa membawakan lagu Hurt - Christina Aguilera dengan nada yang sangat indah. Membuat siapa saja yang mendengarnya ikut terhanyut.

Adrian merasa lagu yang Shasa nyanyikan diperuntukkan untuknya, Adrian mematung di tempat duduknya.

Matanya dan mata Shasa saling menatap lekat dan tidak lepas hingga lagu selesai dinyanyikan.

Begitu menyakitkan makna lagu yang Shasa bawakan di malam terakhir mereka sebagai Murid Alexandra.

Shasa yang seolah olah menyatakan bahwa ia merasakan sakit yang sama karena menyakiti orang yang ia cintai. Menyesal dengan semua yang telah ia lakukan karena mengabaikan hal-hal penting dalam hidupnya.

Berharap Tuhan memberikannya kesempatan untuk mengulang waktu dan memperbaiki semuanya. Karena sudah menyalahkan orang yang ia cintai karena ketidakberdayaannya.

Beberapa orang yang paham dengan hubungan Adrian dan Shasa melirik mereka bergantian. Ada juga yang memang tidak mengetahui maksud dari lagu yang Shasa bawakan untuk siapa.

"Dalem banget ya." Melisa mengelap ujung matanya.

"Iya... gue jadi pen nangis, Mel!" ucap Hani yang duduk di samping Panji.

Panji segera merangkul kekasihnya. "Sayang... jangan begitu dong. Masa kamu baper sama lagu!"

"Ini lagi diperuntukkan untuk orang yang udah meninggal tau! Jadi si Christina Aguilera nya itu kangen sama mendiang ayahnya," ucap Melisa menjelaskan.

Seketika atmosfer yang ada di ruangan mendadak hening.

Adrian menganggukkan kepalanya.

"Iya lo bener, ini untuk orang yang udah meninggal. Orang tuanya udah meninggal, jadi wajar kalau dia bawain lagu ini untuk mengenang orang tuanya."

Adrian meyakinkan dirinya bahwa lagu yang Shasa bawakan bukan untuk dirinya.

Panji menatap lekat Adrian. Dirinya juga turut andil dalam perubahan sahabatnya ini. Ia sadar, dirinya sudah menciptakan monster yang nantinya akan menghancurkan hidupnya.

'Sorry Adrian... sorry Shasa...' batin Panji lalu menatap Shasa yang masih di atas panggung.

Adrian segera berdiri. "Habis ini kita guys. Ayo berdiri!" Titah Adrian.

"Bentar lah. Danu mana?" ucap Kenzo.

Robi menunjuk dengan dagunya. "Itu di sana!"

"Lo solo aja, Bro. lagi males gue. Pesona gue malam ini cuma buat cewek gue doang!" ucap Kenzo dan diangguki oleh Panji.

Danu yang baru sampai langsung menatap ke Adrian.

"Kenapa? Baper lo? Bales lah!" seru Danu sambil terkekeh.

"Ya udah gue sendiri. Pokoknya jangan ada yang pergi dari sini pas gue nyanyi ya!" ucap Adrian memerintah.

"Paling gue ke WC. Mules!" ejek Kenzo sambil tertawa.

Adrian melangkah dengan percaya dirinya menuju panggung acara.

Semua mata tertuju pada Adrian sang Trouble Maker Prince of Dirty Blood julukannya saat ini, setelah dulu sempat menyandang gelar casanova.

Kali ini Adrian membawakan lagu Katy Perry - The One That Got Away. Awalnya temen-temen Adrian tertawa terpingkal-pingkal.

Bagaimana bisa Adrian bertampang tajam dan bertatto penuh bisa membawakan lagu perempuan cengeng.

Namun bait tiap bait sudah Adrian nyanyikan. Suara Adrian memang sangat indah. Mereka akui itu.

Bahkan bisa membuat semua atensi berpindah padanya. Ia membawakannya dalam tempo yang rendah dan melow. Tidak seperti penyanyi aslinya yang energik.

"Kamu bisa nyanyi, Kanu?" tanya Bella penasaran.

Danu menggeleng. "Author tidak menciptakan aku untuk menjadi penyanyi, Sayang. Meskipun aku digambarkan sempurna!"

"Bukannya waktu di Midnight Cafe kamu yang suka nyanyi?" tanya Bella.

Danu terkekeh geli. "Aku suka lagu-lagu Ada band. Jadi cuma bisa bawain lagu itu," ujar lelaki berlesung pipi minim ekspresi.

"Kamu bisa nyanyi?" tanya Danu Balik.

"Tentu, aku juga ikut ekskul paduan suara meskipun jarang datang!" Bella tertawa pelan.

"Kamu mau denger aku nyanyi, ga Nu?" tanya Bella.

Danu menggeleng. "Engga, aku mau denger kamu mendesah aja sambil panggil nama aku!" bisik Danu di telinga Bella.

"Mesum ihhhh!" Bella mencubit lengan Danu gemas. "Nu, aku mau tanya boleh?"

Danu yang sibuk merangkul Bella sambil memainkan jari-jari lentiknya. Seketika menghentikan aktivitasnya dan menatap Bella dalam.

"Hemm!" Danu hanya membalas dengan gumaman.

"Kak Adrian kenapa gak balikan sama kak Shasa? Kenapa mereka harus bepisah padahal saling cinta?"

Danu menatap iris mata kekasihnya. "Aku gak tau, Sayang. Itu bukan urusan aku. Lagian yang bikin mereka bisa jadi enemy itu ulah Kenzo!"

Kenzo yang namanya disebut seketika menoleh. "Kenapa gue?"

"Dulu 'kan, atas saran lo, Adrian dan Raneysha jadi musuh sampai sekarang," ujar Danu yakin.

"Itu mah Adrian nya aja bego. kepincut pec un miskin!" elak Kenzo sambil menatap Bella kesal.

"Aku juga gak tau, Bell. Tiba-tiba aja sikap Shasa berubah ke Adrian. Sempat sih, kita bersitegang karena dia menuduh Pioneer dalang dari kecelakaan orang tuanya. Tapi aku udah bersihin itu dan menepis fitnah yang dia buat!"

Danu menatap lurus ke arah Shasa dan teman-temannya yang sedang melihat pertunjukan solo Adrian.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ


"Ada yang mau kamu jelasin ke aku, Bella? Mengapa rute pulang kita ke arah sini?" tanya Danu dengan suara bass nya.

Mereka sudah di dalam mobil dan segera menuju arah pulang.

Bella melirik ke arah Danu yang saat ini sedang membuka cravat nya. Kemudian ia menggeser duduknya untuk menghadap Danu. Membantu lelaki itu untuk melepaskan benda yang mengganjal di lehernya.

Marina dan Marco yang berada di depan. Sudah merasa tegang dan cemas ketika tuan mereka mempertanyakan perihal rute menuju kediaman sang gadis kesayangan Tuan Mudanya itu.

Bella menatap Danu sedikit meringis.

"Aku sekarang tinggal di apartemen pemberian ibu. Karena Aku sudah membongkar semua kejahatan Inah di depan papi!"

Danu menangkup wajah Bella dengan kedua tangannya.

"Kamu gak apa-apa? Apa dia menyakiti kamu?"

"I am okey! Inah gak mungkin berani menyakiti aku di depan papi."

Bella melanjutkan ucapannya namun kali ini wajahnya menunjukan penyesalan.

"Aku minta maaf karena gak kasih tau masalah ini. Aku juga meminta Pak Marco dan Marina untuk tidak memberitahukan perihal ini ke kamu. Aku gak mau kamu kepikiran masalah aku selama kamu di sana!"

"Kenapa kamu gak di mansion aku aja? Semua pakaian kamu masih ada di sana. Mommy sudah siapkan yang baru, bukan?"

Bella menggeleng pelan. "Mansion kamu terlalu besar untuk aku, Kanu. Belum lagi di sana banyak orang. Aku pusing!"

"Aku akan bawa beberapa Maid untuk bantu-bantu kamu di apartemen!"

"Aku masih bisa kerjakan semuanya sendiri, Nu. Please... aku gak nyaman harus beradaptasi dengan orang baru. Cukup Marina ya?" pinta Bella.

"Keras kepala!" Danu melempar pandangannya ke arah luar kaca enggan menatap gadisnya.

Bella membuka sedikit kancing baju Danu bagian atas agar lelaki itu sedikit rileks. Ia tahu jika Danu sedang menahan emosinya.

Bella kembali duduk menghadap depan. Namun tatapannya kali ini ke arah luar kaca di sampingnya.

Hening tidak ada suara antara Bella dan Danu. Namun genggaman tangan mereka tidak terlepas.

Setelah sampai di basement apartemen Bella. Danu membukakan pintu untuk dirinya dan juga Bella. Lalu membantu gadis itu turun.

"Boleh aku menginap?" pinta Danu saat di dalam lift menuju apartemen Bella.

Tidak ingin membuat suasananya hati Kekasihnya tambah buruk. Gadis itu mengangguk mengiyakan permintaan Danu.

"Sekalian besok sore aku antar kamu berangkat ke Kanada!"

"Kalau begitu sekalian aja ya Nu, kita berangkat ke bandaranya pagi."

"Mau say good bye sama Adisutjipto?" tebak Danu.

"Iya."

"Oke! Aku minta Marina untuk siapkan keperluan kamu malam ini juga."

"Keperluan aku? Bukankah harusnya kita?" tanya Bella.

Ya... Bella ingat, jika rencana liburan ke Kanada adalah ide kekasihnya. Tapi kenapa Danu hanya menyebut dirinya seorang. Apakah lelaki ini tidak ikut berlibur?

"Aku masih ada urusan yang belum aku selesaikan di sini sayang!"

Bella mengangguk pelan lalu memasuki unit apartemen nya terlebih dahulu. Gadis itu berjalan menaiki tangga dengan langkah cepat.

"Kalau begitu batalkan saja liburan kita, Kanu!" ucap Bella saat dirinya sudah di depan pintu kamarnya.

Danu mengetahui mood Bella kembali down. Ia segera mengejar gadis itu dan menyamai langkah mereka.

"Aku cuma 2 hari di Indonesia untuk selesaikan semua pekerjaan aku. Setelah selesai, aku temuin kamu di sana!"

"Kalau begitu, aku tunggu kamu selesaikan pekerjaan kamu dulu, baru kita berangkat."

"Gak bisa, Sayang. Mom sudah take off buat jemput kamu di airport besok."

Danu memeluk Bella dari belakang dan menciumi ceruk leher kekasihnya, spot favoritnya untuk mencari ketenangan.

"Kamu bisa lepasin aku dulu, Kanu! aku mau bersih-bersih!" pinta Bella dengan nada sedikit kesal.

Danu mengendurkan pelukannya lalu menatap Bella dari belakang. Lelaki itu memilih duduk di ujung tempat tidur Bella. Memperhatikan setiap aktivitas gadis itu dalam diam.

Gadis itu kesulitan membuka gaunnya yang memiliki resleting di punggung. Lalu dengan cepat Danu mendekat dan membantu menurunkan resletingnya.

Sesekali ia mencuri kesempatan dengan mengelus punggung Bella yang sudah tidak tertutup apapun. Hasrat mendaki gunungnya tiba-tiba muncul.

"Mau mandi bareng?"

"Enggak!"

"Jangan ngambek dong, Sayang!"

"Aku gak ngerti sama kamu. Kalau memang ada urusan penting, kenapa kamu bikin schedule liburan kita?"

"Bukan urusan penting sayang..." Danu berkilah.

"Kalau pekerjaannya gak penting kenapa kamu prioritaskan?"

Bella bukan gadis bodoh yang tidak memahami makna 'Pekerjaan' yang Danu maksud.

Tidak mungkin jenis pekerjaan yang bocah laki-laki itu kerjakan adalah membuat power point untuk presentasi saat meeting.

Atau berkutat dengan pivot tabel di Ms. Excel dan Gsheet. Bukan, bukan pekerjaan sejenis itu. Bella sudah bisa menebak jika pekerjaan Danu pasti tidak lain dan tidak bukan soal Pioneer.

"Oke, sehari. Sehari aku urus masalah ini. Setelah itu aku susul kamu ke Kanada. Aku pastikan kalau aku sampai duluan di sana sebelum kamu!"

"Pembohong!"

"Kapan aku bohong?"

"Kamu bilang, Jumat kamu sudah sampai di Indonesia. Tapi buktinya apa? Aku bahkan hampir menghadiri Prom Night sama teman kamu itu!"

Bella berjalan menuju kamar mandi. Meninggalkan Danu yang masih menatap Bella dengan senyum kecilnya.

Danu memilih menuruni tangga. mengintruksikan Marina dan Marco untuk stand by di apartemen hingga dirinya memastikan Bella tertidur.

Danu memilih membersihkan dirinya di kamar bawah.

Bayang-bayang wajah Bella yang kecewa pada dirinya terlintas di kepalanya. Membuat dia kesal setengah mati.

Andai saja, ia lebih cepat menyelesaikan masalahnya di Izyaslavich yang menyangkut LH Corp dan Ultimo Re. Dirinya pasti sudah sampai Indonesia dari kemarin.

Danu memeriksa baju yang Marco bawakan. Semuanya kemeja formal. Mau tidak mau ia kembali mengenakan kaos putihnya untuk menutupi tatto di punggungnya.

Danu tidak ingin Bella kembali kecewa untuk waktu dekat ini.

"Kamu dari mana, Nu?" tanya Bella saat Danu baru saja memasuki kamar

Gadis itu sedang duduk di meja riasnya dan melakukan kegiatan rutin pada malam hari sebelum tidur.

"Mandi di bawah, Sayang. Kan, kamu gak mau mandi bareng."

Bella menatap Danu dari pantulan kaca riasnya sambil mencebik sebal.

"Kamu lagi apa? kita kan mau tidur. Kenapa kamu pakai make up?" tanya Danu penasaran dengan kegiatan Bella.

"Bukan make up, ini skin care. Kamu mau coba?"

Danu terdiam sejenak lalu mengangguk. Bella berdiri dari duduknya dan berjalan ke arahnya.

Kemudian gadis itu mulai menempelkan beberapa cream ke wajah kekasihnya dan terakhir ia memberikan kecupan di pipi lelaki itu.

Bella kembali ke meja riasnya untuk mengembalikan cream nya ke tempat semula.

Danu yang berada di belakang gadis itu, tersenyum sambil memandangi Bella.

Danu sempat khawatir jika Bella masih kesal padanya. Ternyata Bella bukan tipikal orang yang memperpanjang masalahnya.

"Why?" tanya Bella menatap Danu dari pantulan kaca riasnya.

Danu tersenyum kembali. "Ayo tidur. Aku ngantuk!"

"Kamu tidur di bawah, Kanu."

Danu menggeleng. "Seminggu kita gak ketemu, Bella. Aku kangen banget dan besok kamu harus ke Kanada."

Bella berbalik lalu berdiri di hadapan Danu yang sedang duduk di pinggir ranjangnya.

Bella mengusap puncak kepala Danu. Mengelusnya dengan lembut membuat si empunya merasa rileks.

"Hheemmm... Bell..." Danu bergumam menikmati nyamannya sentuhan Bella di surai coklatnya.

"Aku gak bisa tidur dengan baik selama di Moskow...," ucapnya lirih

Danu meminta Bella untuk mengelus-elus puncak kepalanya.

Awalnya Bella hanya ingin membantu Danu tertidur. Namun pelukan Danu membuatnya terbuai dan masuk ke alam bawah sadar.

ʕ⁠ಠ⁠_⁠ಠ⁠ʔ To Be Continue ʕ⁠ಠ⁠_⁠ಠ⁠ʔ

Continue Reading

You'll Also Like

21.3K 1.8K 23
Don't copy my story! Cerita ini hanya cerita fiksi belaka,jika ada kesamaaan alur cerita itu hanya kebetulan karna ini murni pemikiran author, tolong...
3K 1.6K 27
[Follow dulu sebelum baca] Bismillahirrahmanirrahim Sebuah kisah yang menceritakan ketangguhan seorang gadis mulai dari ia difitnah hingga ia mampu m...
103K 8.1K 16
[END] Kisah cinta seorang model papan atas dengan bayaran paling mahal, ketika dua hati hadir dalam hidupnya. Maka siapakah yang akan bertahta? Tag...
81.9K 5.2K 21
{Masih dalam tahap revisi} "𝘐 𝘩𝘢𝘷𝘦 𝘧𝘢𝘪𝘵𝘩 𝘪𝘯 𝘸𝘩𝘢𝘵 𝘪 𝘴𝘦𝘦, 𝘯𝘰𝘸 𝘪 𝘬𝘯𝘰𝘸 𝘩𝘢𝘷𝘦 𝘮𝘦𝘦𝘵 𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘨𝘦𝘭, 𝘪𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘴𝘰𝘯...