抖阴社区

Chapter 3

23 11 0
                                        

"Banyak sekali anak yang bernama Caesar lahir 17 tahun yang lalu." Decak Adi menggulirkan kursor laptop di kantor polisi.

"Tentu banyak, Pak Adi. Itu adalah masa dimana anda lulus kuliah dengan prestasi gemilang."

Polisi di sana nampaknya mengenal Adi dengan baik, ia sangat ramah sewaktu mereka tiba. Kooperatif menyajikan data yang diinginkan Adi.

Caesar mengernyit dahi mendengar Adi lulus kuliah 17 tahun yang lalu. Bukankah mereka ada di tahun 2027, tujuh belas tahun yang lalu adalah 2010 dan ia masih berada di sekolah menengah pertama. Ada yang tidak beres Matanya mencari kalendar di sekitar kantor polisi.

2034

"Pak, saya-" Caesar tergagap mengarang alasan agar dapat membawa Lua pergi berdua dengannua.

Mata Adi yang tadi fokus mencermati layar laptop beralih menatap Caesar yang terlihat gelisah.

"Ada apa? Teringat sesuatu?"

Caesar menggeleng, tetapi ia tak tahu memberi alasan yang tepat.

Toilet. Benar.

"Saya ingin ke toilet."

"Pak bisa antar dia ke toilet," pinta Adi pada polisi di sampingnya.

Polisi hendak bangkit, Caesar langsung menahan.

"Saya ingin toilet yang di luar."

Caesar menyinggung senyumnya, "Kau bosan ya, setelah ke toilet, kau bisa jalan-jalan bersama Lua."

"Baik, Pak. Terimakasih." Caesar buru-buru keluar diikuti Lua.

"Kita di tahun 2034, Lua." Ujar Caesar begitu mereka jauh dari kantor polisi.

"Iya, koordinator ruang waktu ku sepertinya rusak. Kita salah waktu."

Lua akhirnya jujur, inilah penyebab ia tidak langsung memberikan misi kepada Caesar karena rencananya gagal. Lua harus memutar otaknya membuat rencana baru.

"Lalu bagaimana? Kita bisa pulang?"

Tentu saja remaja itu panik, ia tidak ingin berhenti di zaman ini dan menghilang dari dunia aslinya.

"Bisa, mesin koordinat milikku hanya mampu mendeteksi tempat ini dan kereta yang kau tumpangi kemarin."

Caesar bernafas sedikit lega, setidaknya ia bisa pulang.

"Jadi, kita pulang saja kan, rencanamu sudah gagal."

Lua menggeleng, "Kau tidak boleh pulang, sebelum masalah mereka terselesaikan."

"Masalah apa? Adi dan Ann, mereka cuma bertengkar kecil kurasa."

Lua menggeleng keras, "Kumohon Ce, untuk tidak keras kepala kali ini."

Caesar mengacak-acak rambutnya, satu-satu cara ia pulang adalah lewat Lua. Tidak ada pilihan lain.

"Okey, sekarang ceritakan tentang mereka."

Caesar duduk di bangku taman, menunggu Lua mulai bercerita.

"Adi dan Ann sudah tak saling bicara sejak lima tahun yang lalu, aku tidak tahu tepatnya karena apa, jadi misimu sekarang adalah menyelidiki alasan mereka dan membuat mereka kembali bersama."

"Kau seperti anak mereka yang tidak ingin orang tua berpisah saja."

"Mereka akan menderita kalau mereka terpisah," lirih Lua.

"Jika saling mencintai, mereka tak akan berpisah." Balas Caesar tak mau kalah.

"Kau tidak tahu apapun tentang cinta mereka, tidak semua perpisahan karena tidak lagi saling cinta."

"Kau juga tidak tahu apapun, kalau kau tahu kau tidak mungkin meminta bantuanku."

Ucapan Caesar membuat robot itu terdiam, ia menunduk sebelum pergi. Caesar jadi merasa bersalah.

"Lua." Panggilannya terputus ketika Lua dihampiri perempuan tinggi semampai yang mengenakan jas lab berwarna putih. Kacamata menghiasi matanya yang sipit. Perempuan itu menghampirinya, memandangnya dari atas sampai bawah.

"Kau anaknya Adi?"

Tanya perempuan itu tanpa aba-aba. Matanya menatap Caesar menyelidik.

"Bu-kan, aku anak yang dibantu Pak Adi. Kakak jangan salah paham"

Caesar gelagapan, benarkah di hadapannya istri Adi. Perempuan yang di foto yang ia lihat di ruang tamu. Apakah ia tidak bertambah tua, wajahnya masih sama cantik seperti waktu kelulusan. Benar-benar cantik.

"Kau mirip sekali dengan Adi di masa muda." Ann berjalan mendekat, menghampiri Caesar yang berkeringat dingin, takut ketahuan.

"Sangat sama, bahkan tanda lahir ditelapak tanganmu pun sama" Ann mengambil tangan kanan Caesar, menunjukkan punggung tangan Caesar yang terdapat tanda lahir seperti bercak hitam.

"Jujur saja, kau anak Adi. Aku tidak akan marah, Caesar."

Ann terus memaksa, ia cuma menginginkan jawaban ya dari Caesar.

"A-ku bukan anak Pak Adi, Kak." Aku, Adi itu sendiri.

Caesar benar-benar takut dengan tatapan milik Ann.

Mengapa ada wanita segalak itu.

LUA : Unconditional Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang