抖阴社区

Chapter 19

11 4 0
                                    

"Perayaan. Apakah mati rasa perlu dirayakan?"

Penyakit jantung yang diderita Lean enam tahun yang lalu. An tidak percaya pria yang dibencinya itu menutupi segala deritanya. Ia telah salah paham, wanita yang ia temui waktu itu adalah perawat yang disewa Papanya selama pengobatan. Papanya telah memutuskan hubungan bersama wanita-wanita simpanannya pasca diagnosis penyakitnya.

Pria itu bercerita seraya menyiapkan makan malam untuk putri bungsunya. An menangis terisak, tangis pertama sejak ia kecil yang baru bisa di dengar Papanya. Lean tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis juga.

"Papa bilang apa, anak Le Andrean tidak boleh menangis. Cepat berhenti menangis." Ujar Lean sambil mengusap matanya. Selanjutnya ia mengangsurkan sepiring spaghetti ke hadapan An. "Papa baru saja menemukan resep makanan Mama saat membereskan kamar."

An cepat-cepat menarik sudut bibirnya membentuk lengkung senyum. Spaghetti buatan Papanya tidak persis sama dengan rasa yang Mamanya biasa buatkan dulu, tetapi melihat raut wajah penuh harap dari Lean membuat An tersenyum geli. An mengangguk-angguk, membuat senyum semakin terkembang di wajah tua Lean.

"Papa, selepas ini mungkin aku akan kembali ke Lentera."

Ujar An menundukkan kepalanya.

"Jadi benar rumor hubungan kalian tidak baik?"

"Kami akan bercerai, Papa." Lirih An meremat jemari tangannya.

Lean menggeleng, amarah yang sudah berada di dalam dada harus ia tahan dulu. Putrinya lebih memerlukan uluran tangan dibanding kemarahan.

"Kita tinggal di luar negeri ya, kamu mungkin akan menemukan pria yang tepat. Papa akan mencarikan laki-laki rhesus negatif."

An tidak menjawab, membiarkan uluran tangan Papanya memberi kekuatan.

"Aku ingin membantu hubungan mereka, bukan menjadi pembantu di rumah ini!" Caesar melemparkan dirinya ke atas sofa seusai membereskan rumah bersama Lua. Robot bulat itu terbang di atasnya, kemudian mendarat di sampingnya. Agaknya juga kesal.

"Di tahunku, Adi sudah membuat robot pembersih sendiri," keluhnya.

"Ah benar juga, aku belum bertanya kau ini Lua di tahun berapa?"

Caesar menegakkan tubuhnya, ia melupakan beberapa hal dengan tergesa. Bagaimana bisa berfikir jika tiada hari tanpa perdebatan antara An dan Adi.

"Aku dari tahun 2039, Adi mati di tahun itu."

Lirih Lua, tetapi berhasil membuat Caesar terjengkang dari sofa.

Bagaimana mungkin robot itu tidak mengatakan fakta sepenting itu.

"Oleh sebab itu, koordinatku kacau karena Adi belum selesai membuat perangkat mesin waktu di tubuhku, ia sudah terkena serangan jantung."

Caesar membeku di tempatnya, perasaannya campur aduk mengetahui tahun kematian sendiri. Diam-diam tangannya menyentuh bagian jantung, merasakan degupnya dan bernafas lega. Sebetulnya sedikit aneh karena Caesar menjaga pola makan sehat, rasanya tidak ia tiba-tiba mengidap penyakit jantung.

"Kau pasti menganggapnya mustahil, tapi itu benar adanya. Semenjak An meninggal karena kecelakaan pesawat, kau menjadi pecandu rokok dan minuman keras, tiada hari tanpa asap rokok di kamarmu. Bahkan kau menyimpan banyak minuman keras di kulkas."

Telunjuk Caesar menunjuk dada sendiri seolah tak percaya. Ia hanya sekali mencicipi alkohol di hari pernikahan dan rasanya tidak enak. Ia tidak pernah minuman itu lagi, rokok juga akan ia isap saat stress berlebihan. Caesar terlampau membatasi dirinya.

LUA : Unconditional Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang