Suara mesin pembersih dan lantunan puisi milik Lua mengisi ruangan yang tak berpenghuni di lantai satu. Pukul delapan pagi, rumah berlantai dua itu sudah terasa sunyi. Sepasang manusia yang menghuni rumah itu telah berangkat pagi-pagi tadi, tergesa dan tanpa sarapan. Rutinitas harian menyapa mereka pagi-pagi sekali. Telepon yang seolah menyuruh kedua petinggi kota itu memulai hari lebih awal.
Tidak cuma Adi dan An, pagi tadi Lua membangunkan Caesar untuk lari pagi. Hal yang jarang sekali dilakukannya, bukan berarti Caesar tak suka berolahraga, ia suka bermain badminton kadang-kadang. Olahraga rutin bukanlah kebiasaanya sekali.
Langkahnya mengendap-endap memasuki ruang tamu, tempat Lua bebersih. Ia ingin sedikit menjahili si robot bulat yang tengah asyik berbersih.
"Bruk"
Caesar menjatuhkan dirinya di lantai.
"Astaga, Caesar."
Sang robot panik, menghentikan alat-alat pembersih yang ia gunakan, ruang tamu menjadi hening.
Lua memutari tubuh Caesar yang tergeletak di lantai "Caesar bangun, apa yang terjadi?"
Sinar bening memancar dari tubuh Lua, memindai tubuh Caesar dari atas sampai bawah.
"Bagaimana mungkin tubuhnya baik-baik saja?" Lua menjadi bingung dengan hasil scan yang ia lakukan tidak terdapat hal yang aneh dalam tubuh Caesar. Ia melakukan pindaian kembali, sudut bibir Caesar berkedut melihat kebingungan Lua, siapa sangka Si robot terpedaya.
"Caesar bangun atau aku lempar penyedot debu."
Lua terbang ke atas saat tahu ia tengah dibodohi. Caesar mengubah posisi tubuhnya menjadi telentang, ia tertawa menatap Lua yang terbang seraya dua mata bulatnya memandang sinis.
"Diam atau benar-benar kulempar vas, " ancam Lua menghentikan tawa Caesar. Pemuda itu berdiri hingga posisi kepalanya sejajar dengan Lua.
"Kau sudah baik? An bilang ia menemukan keanehan di tubuhmu kemarin, kau tahu betapa membosankannya aku dua hari kebelakang menanti kepulanganmu dari lab?"
Caesar mengantongi tangannya dalam saku, menunggu jawaban Si Robot yang kembali menyalakan alat-alat pembersih ruangan dengan kendalinya.
"Aku tidak kenapa-kenapa, jelas aneh karena aku bukan Lua di tahun ini."
Ungkap Si robot, sedikit membuat terkejut tetapi tak banyak. Lua saja salah tahun, tidak menutup kemungkinan tahun ini bukanlah tahunnya.
"Lalu kau yang di tahun ini kemana?"
Robot itu berbalik badan, "Akan kujawab asal kau membantuku membersihkan rumah ini, energiku akan habis jika sendirian. Hari ini mendung."
Lua adalah robot yang menyimpan energi melalui sinar matahari, energinya akan terisi penuh jika matahari bersinar terik. Ia memang tidak akan kehabisan energi memang, karena ia bisa menghasilkan energi lewat gerakan kinektik yang ia lakukan, tetapi tentu tak sebanding dengan energi yang dia terima dari matahari.
Caesar mengambil pembersih debu korden yang diputus koneksi kendalinya dari Lua.
"Dia ada di tahunku, melakukan pekerjaan yang lebih ringan, beruntungnya aku tidak ketahuan kemarin oleh An."
"Cepat atau lambat, kita juga akan ketahuan, " cetus Caesar seraya naik mengayun-ayunkan moncong pembersih ke sudut-sudut jendela.
"Makanya kau harus cepat, Caesar!?"
"Aku rasa mereka lebih sering bertengkar berkat kedatanganku, An selalu mencurigaku sebagai anak suaminya dengan perempuan lain."
"Dua hari tanpa kehadiranku, kau tidak menemukan penyebab pertengkaran mereka?"

KAMU SEDANG MEMBACA
LUA : Unconditional Love (END)
RomanceLUA mengajak Caesar pergi ke masa depan demi menyelematkan istrinya. Siapa duga hubungan percintaannya di ujung perceraian. Mampukah Caesar muda menyelematkan pernikahannya di masa depan?