抖阴社区

Chapter 7

21 9 0
                                        

"Flashback"

Caesar merebahkan tubuhnya ke kasur, asrama cukup tenang malam ini. Ranjang sunyi menyisakan penghuni yang mengistirahatkan tubuh. Mereka sudah lelah seharian menjalani orientasi prodi memilih berleha-leha menikmati waktu bersantai dengan tiduran. Ponsel di samping menyala, Caesar tengah memanggil An lewat telepon.

"Hallo, Ce." Suara merdu milik An membuat Caesar cepat-cepat menempelkan ponselnya ke telinga.

"Ada apa?" Lanjut An.

"Kau memintaku menelepon tadi, " ingat Caesar.

"Oh ya, selamat atas pentasmu. Suaramu sangat bagus tadi."

"Terima kasih sudah datang, maaf aku harus meladeni teman-teman prodiku dulu. Kau sedang apa?"

Senyum merekah di bibir Caesar, rasanya menyenangkan berteleponan dengan An. Mengenal gadis itu selama dua minggu, ketakutan Caesar untuk menghadapi sikap dingin gadis itu sedikit berkurang. Banyak yang mengatakan Caesar cocok untuk dinginnya An, ia selayaknya matahari yang meluluhkan dingin es yang dibangun An.

"Hmm.. aku sedang mengerjakan menganalisis laporan penelitian."

"Bukannya minggu-minggu ini harusnya masih perkenalan ringan?"

Mereka baru menjalani seminggu hari perkuliahan, Caesar masih diberikan banyak pengantar selayak mahasiswa baru di semester baru.

"Ahh.. ini penelitianku di luar kampus."

Jawab An di seberang sana.

"Apakah aku mengganggu?"

"Tidak, aku biasa multitasking, " sergah An tak ingin membuat teman pertamanya kecewa.

"Aku yang terganggu, bukannya kau yang meminta menelepon, tetapi kau malah melakukan hal ini."

An terkekeh mendengar pernyataan Caesar, ada benarnya. Ia menyingkirkan ipad yang menampilkan laporan penelitiannya.

"Sudah, sudah ku singkirkan."

"Hehe, kamu kapan orientasi prodinya?" Caesar memberikan topik pembicaraan baru.

"Enggak tahu, aku nggak kenal orang-orangnya. Nanti paling dikasih tahu Papa, lagian ikutan kayak gitu nggak wajib."

Orientasi prodi sebetulnya wajib untuk mahasiswa baru, kecuali An tentunya yang memiliki privilege sebagai anak walikota. Caesar sendiri antusias mengikuti kegiatan orientasi, ia suka mengenal banyak orang dan berbagi pengalaman.

"Kamu sama sekali nggak tertarik, kalau kamu pentas aku tonton pasti."

An tertawa, "Prodi kita beda, Ce. Ospeknya juga bukan akan beda."

Caesar memainkan jemari di dagu, "Iya juga sih."

"Ehm...setidaknya membuka relasi?"

"Penelitian yang kujalani sekarang sudah bersama para profesor, mereka yang nantinya memutuskan mahasiswa mana saja yang ikut proyek ini. Relasi mana yang aku cari?"

Jika yang mendengar ini bukan Caesar, An pasti sudah dicap sombong padahal gadis itu jujur. Caesar menghela nafasnya, memikirkan jalan lain agar An setidaknya memiliki teman di prodinya.

"Kau tidak mau punya teman sepertiku?"

"Aku cuma tertarik berteman denganmu, " jawab An telak membuat Caesar kehilangan kata-kata membujuk si gadis yang bebal.

"Ce, tidur dah malem." Penghuni kasur di bawahnya rupanya terganggu dengan acara teleponan Caesar. Memang ada kesepakatan dalam ruangan 17 yang dihuni enam mahasiswa laki-laki itu tidak berteleponan lewat pukul sembilan malam.

LUA : Unconditional Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang